Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla akhirnya buka suara terkait alasan di balik permintaannya agar cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Games 2018 hanya 36 saja. Hal tersebut, kata Jusuf Kalla, memiliki alasan utama agar efisien dan fokus.
Menurut Jusuf Kalla, dia ingin seluruh ajang yang dipertandingkan dipenuhi penonton. Dan, itu bisa dicapai saat cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan dikenal masyarakat Indonesia pada umumnya.
"Prinsipnya kami ingin mengefisienkan dan fokus, kami ingin penontonnya ada," ujar Jusuf Kalla saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Selasa (4/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jusuf Kalla yang menjabat sebagai Ketua Tim Pengarah Asian Games Indonesia 2018 menilai jika olahraga yang dipertandingkan tidak dikenal maka potensi sepi penonton akan lebih besar. Hal itu pun berisiko membuat jelek citra Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games di mata para peserta yang bertanding.
Menurut Jusuf Kalla jika olahraga tidak dikenal, tak hanya masyarakat saja yang akan bingung. Dalam hal prestasi pun belum tentu menguntungkan bagi Indonesia.
Oleh karena itu, Jusuf Kalla sebenarnya sudah meminta agar sebelum memasukkan sebuah cabang olahraga ke ajang Asian Games seharusnya pemerintah mengadakan kejuaraan nasional untuk mengasah kemampuan para atlet yang bertanding.
Jika kemampuan sudah diasah dan mendatangkan prestasi, baru olahraga itu dimasukkan ke ajang Asian Games.
"Kalau sudah ada prestasi baru masukkan, jangan tiba-tiba masuk ke Asian Games. Ini buka main-main," ujarnya.
Ada sebanyak 33 cabor olimpiade yang wajib dipertandingan di AG 2018. Maka, Indonesia harus jeli menetapkan slot tersisa bagi cabor potensial meraih medali menuju Olimpiade.
Keinginan Indonesia memasukkan tiga cabang tersebut tetap terhalang dengan aturan 33 cabang olahraga wajib yang tak boleh diganggu gugat. Sementara olahraga yang berbasis di Asia yang juga harus masuk dalam total 36 cabang yang nanti dipertandingkan.
Keputusan Pemerintah yang hanya ingin mempertandingkan 36 cabang olahraga tampak menjadi kendala tersendiri. Sebab, Indonesia wajib memilih antara cabang potensi medali dan berbasis Asia.