GBK Tak Cukup Tahan Beban, UPP Asian Games Pakai Crane

CNN Indonesia
Kamis, 30 Mar 2017 05:00 WIB
Sebanyak empat crane akan digunakan di Stadion Utama GBK untuk mengangkat beban mencapai 50 ton pada upacara pembukaan dan penutupan Asian Games 2018.
Sebanyak empat crane akan digunakan untuk mengangkat beban di Stadion Gelora Bung Karno pada UPP Asian Games 2018. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Atap Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta tak mampu menampung beban berat saat Upacara Pembukaan dan Penutupan (UPP) Asian Games 2018 nanti. Sebagai solusinya, akan ada empat crane di arena ring road SUGBK yang akan membantu menampung beban tersebut. 

Presiden Indonesian Asian Games Organizing Committee (INASGOC) Erick Thohir menyebut, atap SUGBK hanya bisa menampung beban sebesar 20 ton. Sementara, beban yang akan digantung untuk memeriahkan UPP Asian Games 2018 bisa mencapai  50 ton.

Erick mengatakan,  dalam konsep yang lebih modern sudah banyak yang membuat beban tersebut digantung di atap stadion. Itu dilakukan supaya tidak merusak rumput stadion yang bakal digunakan untuk menggelar pertandingan sepak bola dan atletik nantinya. 

"Empat crane itu akan membantu beban Stadion Utama. Dalam konsep modern baru secara internasional, penyelenggaraan acara di stadion tidak boleh merusak rumput lapangan sehingga konsepnya nanti menggantung," kata Erick. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erick mengaku sudah mendapatkan izin dari Kementerian Sekretariat Negara (Kemenaesneg) dan Pusat Pengelola Gelora Bung Karno (PPK GBK) untuk penggunaan crane tersebut. 

Penggunaan crane itu juga sesuai dengan arahan yang diberikan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga menjabat sebagai Kepala Dewan Pengarah Kepanitiaan Asian Games 2018. Salah satu arahannya juga terkait efisiensi anggaran untuk UPP yang sebelumnya ditaksir mecapai 85 juta dollar AS.

"Setelah diefisienkan berkurang menjadi sekitar 40 juta dollar AS yang menjadi tanggung jawab Wishnutama. Itu juga sudah termasuk acara pawai obor. Kalau yang sebelumnya kan hanya untuk pembukaan dan penutupan," jelas Erick. 

Selain itu, INASGOC juga berusaha untuk mengumpulkan sponsor-sponsor untuk menutupi kekurangan pendanaan. INASGOC menargetkan Rp500 miliar hingga Rp1,5 triliun dari sponsor.
 
Namun, ia menyebut jangan berharap semua sponsor memberikan bantuan dana. Beberapa juga memberikan barang sebagai bantuannya. 

"Ini masih kami sisir ulang. Misalnya dari 361 yang memberikan baju dan sepatu untuk panitia. Begitu juga Ssangyong dan Swiss Timing yang kasih barang, bukan uang tunai,” tutupnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER