Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) masih bingung menentukan cabang olahraga (cabor) berprestasi di Asian Games (AG) 2018 sebagai jenjang menuju Olimpiade 2020.
Menpora Imam Nahrawi menjelaskan, pemerintah harus benar-benar cermat menentukan cabor potensial untuk mengisi 36 daftar cabor yang akan diajukan untuk AG 2018.
Seperti diketahui, ada sebanyak 33 cabor olimpik yang wajib dipertandingan di AG 2018. Maka, Indonesia harus jeli menetapkan slot tersisa bagi cabor potensial meraih medali menuju Olimpiade.
"Yang pasti olahraga olimpik itu akan susah (dikurangi) karena Asian Games merupakan jenjang ke Olimpiade," kata Imam saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (30/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Enam cabor yang ingin ditawarkan nantinya terdiri atas tiga cabang pilihan yang berbasis di Asia. Keenam cabor tersebut dianggap bisa memberikan sumbangan medali bagi Indonesia selaku tuan rumah.
Ada beberapa pilihan yang dianggap berpotensial menyumbang medali bagi Indonesia. Di antaranya jetski, bridge, dan paralayang.
Khusus untuk jetski, nama Indonesia melambung lantaran pernah meraih sejumlah gelar juara dunia melalui Aero Sutan Aswar. Tapi. sayangnya olahraga air itu memang tak masuk dalam ajang Asian Games.
Namun keinginan Indonesia memasukkan tiga cabang tersebut tetap terhalang dengan aturan 33 cabang olahraga wajib yang tak boleh diganggu gugat. Sementara olahraga yang berbasis di Asia yang juga harus masuk dalam total 36 cabang yang nanti dipertandingkan.
Keputusan Pemerintah yang hanya ingin mempertandingkan 36 cabang olahraga tampak menjadi kendala tersendiri. Sebab, Indonesia wajib memilih antara cabang potensi medali dan berbasis Asia.
Meski begitu Imam tampak masih yakin bahwa kompromi pengurangan jumlah cabor olimpik masih bisa dilakukan, itu semua tergantung pada negosiasi yang dilakukan pemerintah melalui Komite Olimpiade Indonesia dengan Dewan Olimpiade Asia (OCA).
"Jadi semua tergantung ada beberapa opsi yang akan kami negosiasikan. Kami sedang detilkan betul," ujarnya.
"Yang pasti kami meminta kesabaran karena menentukan nama enam cabang yang dihapus. Tak mudah karena masing-masing punya ekspektasi lebih bahwa nanti akan mendapat medali atau sebagainya."