Jakarta, CNN Indonesia -- Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon harus mengakhiri rekor kemenangan beruntun mereka di semifinal Singapura Super Series. Faktor stamina jadi penyebab utama kekalahan Kevin/Marcus dari Mathias Boe/Carsten Mogensen.
Gim pertama berjalan mulus bagi Kevin/Marcus, Peragaan permainan cepat yang mereka lakukan menyulitkan ganda veteran Denmark tersebut. Alhasil, Kevin/Marcus mampu menutup gim pertama dengan skor meyakinkan, 21-11.
Namun memasuki gim kedua, Boe/Mogensen mampu tampil lebih tenang dan menunjukkan pertahanan yang lebih solid. Hal itu membuat lebih banyak reli tercipta. Kevin/Marcus pun mulai terkuras tenaganya sehingga lebih sering kehilangan poin karena serangan balik Boe/Mogensen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah kalah 11-21 di gim kedua, hal yang sama kembali terjadi di gim ketiga. Boe/Mogensen sukses meredam serangan Kevin/Gideon dan akhirnya menutup pertandingan dengan kemenangan 21-14.
"Laga ini merupakan laga kami yang kesekian secara beruntun, jadi tenaga sudah mulai habis. Kami juga mulai lelah saat gim kedua mereka terus mengangkat shuttlecock," ungkap Marcus seperti dikutip dari rilis PBSI.
"Defense lawan hari ini begitu rapat dan tak mudah dimatikan. Tenaga kami pun sudah jauh menurun dibandingkan sebelumnya," kata Kevin menimpali.
Marcus menilai strategi mereka untuk bermain cepat dengan pukulan pendek sudah berhasil di gim pertama, namun kemudian mereka kehilangan kontrol di dua gim berikutnya.
"Di awal pertandingan, dengan pola main tanpa lob, irama permainan memudahkan kami. Namun begitu lawan berhasil untuk terus mengangkat shuttlecock, ditambah shuttlecock yang berat, maka itu menyulitkan kami karena butuh tenaga yang besar," tutur Marcus.
"Namanya permainan, kadang menang, kadang kalah. Namun sejauh ini kami puas dengan penampilan kami di tahun 2017, ujar Kevin.