Jakarta, CNN Indonesia -- Kericuhan yang melibatkan Presiden Persebaya Azrul Ananda saat pertandingan melawan Kalteng Putra di Stadion Tuah Pahoe, Palangkaraya, Selasa (26/9), disesalkan oleh Bonek (kelompok suporter Persebaya).
Koordinator lapangan Bonek, Tubagus Dadang Kosasih, berharap agar pertandingan Liga 2 di masa mendatang bisa berlangsung dengan damai dan perangkat pertandingan dapat menjalankan tugas dengan baik.
"Jangan sampai terjadi lagi hal-hal seperti ini. Sebagai tamu, tuan rumah (Kalteng Putra) harus menghargai lah. Apalagi yang ditarik bajunya ini Presiden Persebaya (Azrul Ananda). Gesekan di luar lapangan harus bisa diredam," kata Dadang kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (27/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kepemimpinan sudah tidak benar mulai pertengahan babak pertama. Banyak sekali kejanggalan. Bonek juga banyak yang datang, tapi kami berusaha meredam. Tetap jaga (situasi)," lanjut Dadang.
 Azrul Ananda turut menyaksikan laga Persebaya Surabaya ketika berhadapan dengan Kalteng Putra, Selasa (26/9). (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama) |
Dilansir dari situs Persebaya, ketegangan di tribune VVIP berlangsung ketika pertandingan memasuki waktu tambahan lima menit. Tak kunjung usainya laga membuat ofisial Persebaya di pinggir lapangan melayangkan protes kepada wasit cadangan M. Irham dan Match Commissioner Arfah.
Protes dari ofisial Persebaya menyulut emosi di tribune kehormatan. Azrul yang berada di sebelah ajudan Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran berupaya melerai. Namun, situasi tidak mereda. Azrul justru ditarik seseorang yang berpakaian safari hitam dari belakang.
Ketegangan usai setelah Gubernur Kalimantan Tengah meminta semua pihak tenang dan menyatakan Persebaya bersaudara dengan masyarakat Kalimantan Tengah.