Akibat Kekerasan di Sragen, Persis Solo Kritik Liga 2

CNN Indonesia
Kamis, 04 Mei 2017 22:10 WIB
Berkaca pada insiden kekerasan di Sragen, manajemen Persis Solo menyarankan pembenahan Liga 2 kepada PSSI.
Plt Sekjen PSSI Joko Driyono menerima perwakilan manajemen Persis Solo yang mengadu ke kantor PSSI di Jakarta, Rabu (4/5).(CNN Indonesia/Arby Rahmat P)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kekerasan yang hampir menewaskan pemainnya di lapangan hijau dalam lanjutan Liga 2 membuat kubu Persis Solo berang.

Manajemen Persis pun mengadukan kekerasan dan indikasi kecurangan dalam laga yang berlangsung akhir pekan lalu di Sragen tersebut kepada PSSI.

Dalam laga di kandang Sragen United pada Minggu (30/4) tersebut dua pemain Persis mengalami cedera serius akibat kekerasan di lapangan hijau. Bahkan, salah satunya membuat pemain sayap Persis, Dedi Cahyono Putro sekarat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kala itu Dedi pingsan akibat kepala bagian belakangnya dibentur lutut kiper Sragen, Andi Setiawan. Tindakan Andi dan ketidaktegasan wasit Bambang Setiono dalam pertandingan tersebut, juga telah memprovokasi perkelahian antara pemain dari kedua tim tersebut.

Dedi sendiri saat ini disebutkan kondisinya telah membaik. Kala itu, Dedi yang dalam kondisi kritis segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Berkaca pada insiden tersebut, Presiden/CEO PT Persis Solo Saestu, Michael Bimo Putranto, mengharapkan ketegasan PSSI terhadap pelaksanaan kompetisi di bawahnya.

"Saya kira standarisasi Liga 2 sudah cukup [baik], hanya pengawasannya terhadap panpel. Itu harus lebih penting, terutama kesiapan panpel di bidang medis. Dan juga mengenai persiapan kuota penonton," ujar Bimo.

Berdasarkan surat protes yang ditunjukan kepada Sekjen PSSI Pasa 2 Mei, Persis Solo menilai panitia pelaksana (panpel) pertandingan Sragen United tidak siap dalam menyelenggarakan pertandingan melawan Persis Solo.

"Mungkin PSSI bisa mengeluarkan sertifikasi panpel. Jadi ada panpel yang memiliki grade A, B, C," saran Bimo.

Selain itu, manajemen Persis mengklaim panpel Sragen United tidak menyediakan fasilitas medis sesuai Pasal 59 Regulasi Liga 2 2017 yang dikeluarkan operator Liga. Beberapa di antaranya yang diabaikan adalah penyediaan ambulans dan petugas medis yang berkualifikasi.

Tak hanya itu, Persis Solo pun menilai panpel Sragen United tidak memperhatikan kapasitas stadion dengan jumlah penonton sebagaimana diatur dalam Pasal 57 Regulasi Liga 2 2017.

"Jadi kemarin itu kapasitas stadion 6 ribu, yang masuk 10 ribu," ungkap Bimo.

Sementara itu, Wakil Presiden PT Persis Solo Saestu Dedi M. Lawe berharap agar mendatang pertandingan Liga 2 dapat bergulir dengan terlibatnya wasit dan pengawas pertandingan yang baik dan berkualitas.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER