Fakhri: Semua Timnas U-16 Kalau Bisa Main di Luar Negeri

CNN Indonesia
Jumat, 29 Sep 2017 10:46 WIB
Pelatih Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini, mengaku akan jadi orang pertama yang akan memberi dukungan jika ada pemainnya diminati klub luar negeri.
Fakhri Husaini mendukung sepenuhnya para pemain Timnas Indonesia U-16 bermain di klub luar negeri.(CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini, menyebut dirinya akan jadi orang pertama yang bakal memberi dukungan jika ada pemainnya diminati klub luar negeri.

Sejumlah pemain Timnas U-16 asuhan Fakhri, seperti Rendy Juliansyah dan Sutan Zico, dikabarkan sudah mendapat tawaran menjalani tes bersama klub asing.


Rendy akan jalani tes bersama klub asal Belanda, Almere City, pada Januari 2018. Sedangkan Sutan Zico dikabarkan akan mengikuti tes bersama klub di Eropa dan Brasil melalui Akademi Chelsea Singapura. Sutan bergabung bersama Amirudin Bagus Kaffi, Amirudin Bagas Kahfi Arrizqi dan Brylian Negiethta Aldama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya beruntung mereka (Zico, Bagas, Bagus dan Brylian) belajar banyak di Singapura. Artinya mereka sudah terbiasa main di lapangan bagus. Kalau ditanya izin, saya adalah orang pertama yang mendukung mereka,” kata Fakhri kepada CNNIndonesia.com.

Para Timnas Indonesia U-16 ditakutkan Fakhri Husaini tidak punya wadah kompetisi yang tepat.Para Timnas Indonesia U-16 ditakutkan Fakhri Husaini tidak punya wadah kompetisi yang tepat. (Dok.PSSI)
“Kalau bisa ke-23 pemain itu semua ada yang mensponsori, memberangkatkan ke luar negeri, itu jauh lebih bagus. Karena bisa main di luar negeri mereka akan dapat pengetahuan, pengalaman, ilmu dan jam terbang yang cukup bagus,” lanjutnya.

Fakhri mengatakan baik PSSI dan dirinya tidak bisa menahan keinginan para pemain muda untuk bisa berkiprah di luar negeri. Pasalnya, Indonesia sampai saat ini tidak memiliki sistem, regulasi, maupun fasilitas untuk menunjang karier para pemain muda ke depannya.

Belum sampai usia profesional lutut dan engkel mereka bisa rusak karena lapangan yang tidak layak.Fakhri Husaini
“Tidak mungkin mereka hanya berlatih di SSB. Mereka harus ada kompetisinya, apalagi mereka masih 14-15 tahun. Kalau di Jakarta beruntung ada liga, tapi kalau di daerah kan tidak ada. Kalau yang di daerah pulang, mereka mau apa?,” ucap Fakhri.

“Kita harus memikirkan masa depan anak-anak. Kalau bicara nasionalisme, mereka pasti maunya main di dalam negeri, tapi kita tidak punya perangkat menampungnya. Belum lagi infrastruktur dan fasilitas pendukung. Belum sampai usia profesional lutut dan engkel mereka rusak karena lapangan yang tidak layak,” sambungnya.


Selama ini, Fakhri mengakui Indonesia memiliki banyak bakat pesepakbola terbaik di usia muda. Hanya saja dalam perjalanannya, bakat-bakat itu hilang, bahkan tidak lagi terlihat menanjak ke level profesional.

Fakhri Husaini senang banyak pemainnya yang mendapat kesempatan trial di klub luar negeri.Fakhri Husaini senang banyak pemainnya yang mendapat kesempatan trial di klub luar negeri. (Dok.PSSI)
“Hasilnya pun tidak bisa instan. Formatnya harus diperbaiki, di-review kembali kompetisinya. Ingat ya, bukan turnamen yang kami butuhkan, tapi kompetisi yang sifatnya berkelanjutan dengan sistem dan regulasi kompetisi penuh supaya pemain bisa punya wadah dan bibit yang sudah ada tidak terputus,” ucap Fakhri.

Dengan adanya wadah kompetisi yang tepat, Fakhri pun tidak khawatir membiarkan para pemainnya untuk bermain di dalam negeri. Pelatih 52 tahun itu kemudian memberikan sarannya untuk PSSI.


“Saya berharap ke depan, PSSI bisa membuat sistem pengelolaan usia muda lebih tertata. Akan lebih baik jika bermitra dengan pemerintah dan juga melibatkan swasta, karena ini bukan perkara mudah. Indonesia terlalu besar dan di tiap daerah pasti banyak potensi pemain yang tidak terpantau,” ujar Fakhri.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER