Jakarta, CNN Indonesia -- Olahraga belum ditempatkan sebagai bagian dari prioritas negara. Padahal, sadar tidak sadar olahraga merupakan salah satu cara untuk mengangkat harkat dan martabat sebuah negara.
Itu tercermin dari besarnya anggaran yang disiapkan pemerintah untuk olahraga. Tak hanya itu, sejumlah kebijakan atau keputusan pemerintah yang diambil tidak tepat.
Pengamat olahraga nasional, Tommy Apriantono, mengatakan hal itu terjadi lantaran pengambil kebijakan tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di dunia olahraga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya, dalam pengambilan keputusan terkait pembubaran Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Stalak Prima). Sebaiknya, kata Tommy, Presiden Joko Widodo membentuk tim independen untuk memberikan pandangan sebelum mengambil keputusan terkait Satlak Prima.
 Pembubaran Satlak Prima dianggap pengamat terlalu terburu-buru jelang Asian Games 2018. (AFP PHOTO / ADEK BERRY) |
Tommy beranggapan risiko besar mengembalikan pembinaan atlet elite yang selama ini dipegang Satlak Prima ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat. Pembubaran Satlak Prima juga dinilai tidak akan efektif jika tidak didukung dengan sistem yang bagus untuk pengawasan atlet dalam persiapan.
"Saya berharap mudah-mudahan Presiden Jokowi punya staf khusus bidang olahraga yang selama ini tidak ada. Ambil staf khusus yang kompeten. Ini juga bukti kita belum menempatkan olahraga sebagai prioritas. Padahal olahraga mengangkat harkat dan martabat negara,” kata Tommy kepada
CNNIndonesia.com.
Di sisi lain, Tommy menanggap sudah ada perbaikan di dunia olahraga Indonesia sepanjang tiga tahun kepemimpinan Presiden Jokowi. Seperti dari cabang bulutangkis di mana Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sudah bisa mengembalikan tradisi medali emas Olimpiade di Rio de Janeiro, Brasil.
 Pemerintahan Presiden Jokowi mengembalikan tradisi emas di Olimpiade bagi Indonesia. (REUTERS/Marcelo del Pozo) |
"Hanya mungkin yang mesti ada perbaikan itu kepedulian Pak Jokowi untuk lebih fokus di olahraga karena Asian Games Indonesia belum siap betul, walaupun ini adalah sebuah limpahan dan ada risiko karena waktu mepet," ucap Tommy.
Asian Games 2018 jadi pertaruhan mengingat Indonesia tampil sebagai tuan rumah. Ajang multi-cabang olahraga empat tahunan Asia itu juga menjadi kunci perbaikan infrastruktur olahraga di Indonesia.
"Masih ada sisa waktu supaya lebih serius (mempersiapkan Asian Games)," kata Tommy.
Menyoal infrastruktur, Tommy meminta agar pemerintah bisa menyesuaikan kebutuhan fasilitas tiap daerah dengan potensi cabang olahraga.
"Karena bisa mubazir sesudahnya. Seperti contohnya fasilitas PON 2008 di Kaltim (Samarinda, Kalimantan Timur) dan PON 2012 di Riau yang sekarang terbengkalai. Ini juga terkait efisiensi anggaran," ujar Tommy.