Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Subagja Suihan sebelumnya tidak pernah terdengar di dunia sepak bola nasional. Tapi sudah dua pesepakbola ternama yang hadir di sepak bola Indonesia berkat kejelian pria yang akrab disapa Bagja itu.
Teranyar, Bagja bertanggung jawab atas ketenaran winger Timnas Indonesia U-19, Egy Maulana Vikri. Bagja merupakan ayah angkat Egy Maulana dan bertanggung jawab atas perjalanan karier pemain 17 tahun itu hingga kini.
Bagja mengaku hobi bermain bola sejak kecil. Namun, keterbatasan membuatnya tidak melanjutkan bakatnya ke tingkat profesional. Bagja mengatakan dulu tidak seperti sekarang, di mana banyak pihak mau memfasilitasi pemain muda untuk bisa meniti kariernya di dunia sepak bola.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, Bagja merupakan karyawan di salah satu perusahan BUMN yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Pekerjaan itu menuntunnya mendatangi daerah-daerah di Indonesia, termasuk Medan, Sumatera Utara, tempat di mana dia menemukan bakat Egy Maulana.
 Subagja Suihan menceritakan kisah pertamanya bertemu dengan Egy Maulana. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah) |
"Di Medan waktu itu saya ada proyek bikin Bandara Kualanamu. Kebetulan mes saya dekat dengan lapangan tempat Egy latihan di SSB Tasbih. Saya lihat di situ ada yang potensi," kata Bagja.
Bagja langsung menghubungi mantan kapten Timnas Indonesia, Firman Utina, setelah melihat Egy Maulana bermain. Firman merupakan salah satu pesepakbola nasional yang bakatnya ditemukan Bagja.
Kepada Firman, Bagja mengatakan telah melihat bocah 11 tahun yang punya potensi di sepak bola. Intuisinya langsung bekerja dan tertuju pada sosok Egy Maulana, bocah kampung yang punya bakat alami di sepak bola.
 Subagja Suihan sempat kesulitan menyakinkan orang tua Egy Maulana. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Bagja kemudian memberanikan diri mendatangi pelatih SSB Tasbih, Mayang. Dia mengungkapkan ketertarikan pada Egy Maulana dan meminta izin untuk bisa membina winger 17 tahun itu di jalur sepak bola.
"Atas petunjuk Pak Mayang, keinginan saya itu disampaikan ke orang tua Egy. Orang tua Egy saat itu sudah tidak percaya lagi kalau ada orang yang menawarkan anaknya main bola,” ucap Bagja.
“Gara-garanya, ada pencari bakat yang bilang mau bawa Egy ke Jakarta, tapi ujung-ujungnya minta uang. Pemain kita ini kan rata-rata ada keterbatasan masalah ekonomi, jadi orang tua Egy tidak percaya siapapun yang minta Egy saat itu," sambungnya.
Sempat ditolak orang tua Egy Maulana, Bagja pun mencari cara lain untuk bisa membujuk orang tua sang pemain kelahiran 7 Juli 2000 itu. Bagja meminta bantuan Firman untuk bisa berbicara dan meyakinkan orang tua Egy. Saat itu Firman sudah terkenal sebagai salah satu penggawa sekaligus kapten Timnas Indonesia.
"Firman bilang, ‘Saya bisa jadi seperti sekarang juga karena Pak Bagja'. Firman juga bilang ke orang tuanya Egy, 'Bapak kalau sudah didatangi Pak Bagja itu rezeki'. Buat saya yang penting hatinya itu tulus. Akhirnya orang tua Egy yakin, sampai akhirnya saya buat komitmen dengan orang tuanya Egy,” ucap Bagja
 Subagja Suihan berjanji akan menjaga karier Egy Maulana hingga menjadi pemain profesional dan pemain Timnas. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Dalam komitmen yang dibuat, Bagja meminta agar kedua orang tua Egy Maulana tidak mengganggu selama pembinaan. Hak asuh Egy Maulana pun jatuh ke tangan Bagja sebagai bapak angkatnya.
"Saya bilang, saya akan kembalikan Egy kalau dia sudah jadi pemain Timnas dan sudah menjadi pemain profesional, karena setelah itu tugas saya selesai. Egy saya boyong ke kediaman saya di Cirebon, saya titip di akademi saya Bina Sentra Cirebon 3-4 bulan sebelum ke Jakarta ikut seleksi Timnas U-14 waktu itu," ujar Bagja.
Nasib tak dapat ditebak, siapa sangka anak 11 tahun yang dilihat Bagja dari mes ketika itu, kini bak intan yang bersinar. Nama Egy Maulana kian meroket dan menjadi salah satu harapan masa depan Timnas Indonesia.
 Egy Maulana dipercaya Subagja Suihan bisa menjadi andalan Timnas Indonesia di masa depan. (CNNIndonesia/Adhi Wicaksono) |
"Saya cari pemain main pakai hati. Kebetulan feeling saya kuat, yang penting kalau anaknya niat main bola, orang tuanya dukung, tidak ada kepentingan apa-apa, Insya Allah jadi," ungkap Bagja.
Bagja pun berharap Egy Maulana bisa memiliki karier seperti Firman Utina di Timnas Indonesia. Bagja merupakan sosok yang membawa Firman dari Manado ke Ibukota.
Bagja menemukan Fitman kecil ketika bertugas di Manado. Mirip seperti kisah Egy Maulana, Firman akhirnya dibawa Bagja ke Jakarta untuk dibina dan diarahkan menjadi pemain sepak bola.
"Alhamdulillah bermanfaat buat Indonesia sampai bisa jadi kapten Timnas," ujar Bagja.