Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PSM Makassar hanya bisa pasrah menunggu keputusan Komdis PSSI menyusul kerusuhan suporter yang terjadi di Stadion Andi Mattalata usai Juku Eja dikalahkan Bali United dengan skor 0-1 dalam lanjutan Liga 1, Senin (6/11).
Suporter PSM tiba-tiba merangsek ke dalam lapangan dan menghujani pemain lawan dengan lemparan botol, batu, bahkan kursi, setelah gelandang Bali United
Stefano Lilipaly mencetak gol di masa
injury time.
Pertandingan yang memang sudah nyaris berakhir, terpaksa dihentikan oleh wasit Murzabekof Eldos sesaat setelah gawang Rivky Mokodompit dijebol oleh Lilipaly.
 Suporter PSM Makassar melempari pemain Bali United dengan batu maupun botol air mineral. (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe) |
Suporter tuan rumah mengamuk dan seakan tak terima dengan kekalahan 0-1 dari Serdadu Tridatu. Selebrasi berlebihan dari penggawa Bali United juga ikut menyulut kemarahan pendukung tuan rumah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CEO PSM Munafri Arifuddin juga menyesalkan kerusuhan yang dilakukan suporter. Ia mengaku pasrah dan siap menghadapi sanksi dari Komisi Disiplin PSSI.
"Nanti kita lihat seperti apa sanksi yang akan diberikan," kata Munafri dalam situs resmi PT Liga Indonesia Baru (LIB).
 Duel sengit antara PSM Makassar melawan Bali United dirusak oleh kericuhan oknum suporter tuan rumah. (ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang) |
Munafri juga meminta maaf kepada seluruh suporter dan pencinta PSM karena belum mampu mewujudkan impian untuk meraih juara.
"Kami telah berjuang maksimal. Kalau suporter ingin juara, kami juga ingin juara. Kami sudah maksimal di semua pertandingan. Tapi inilah hasil maksimal yang kami dapatkan," ujar Munafri.
PSM dipastikan gagal mewujudkan ambisi juara karena kalah
head to head dari Bali United yang kini memimpin klasemen dengan raihan 65 poin. Sementara Bhayangkara tertinggal dua angka dari Bali.
(jun)