Jakarta, CNN Indonesia -- Kericuhan di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, Senin (6/11), masih menyisakan kengerian bagi para pemain Bali United. Beberapa saat usai Serdadu Tridatu mengalahkan PSM Makassar 1-0, para suporter tuan rumah menyerbu lapangan.
Sempat pula terjadi aksi pelemparan dari para pendukung Juku Eja ke arah lapangan. Winger Bali United, Fadhil Sausu, mengungkapkan kronologi kejadian mencekam saat rombongan tim mendapat 'teror' di lapangan.
Pemain 32 tahun itu bahkan mengaku menyaksikan langsung ketika gelandang Serdadu Tridatu, I Gede Sukadana, mendapat bogeman dari oknum suporter PSM.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Situasinya benar-benar menegangkan. Saya ada di tengah lapangan bersama Hamka Hamzah saat pertandingan usai," ujar Fadhil kepada
CNNIndonesia.com.
"Saya langsung berlari ke arah Sukadana ketika melihat dia dipukul. Saya mencoba melindungi rekan saya."
 Laga PSM Makassar menjamu Bali United menghadirkan ketegangan di Stadion Andi Mattalatta. (ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang) |
Ia lantas menampik anggapan yang menyebut kericuhan meledak karena selebrasi Bali United yang dinilai berlebihan dan menyinggung para pendukung tuan rumah.
Fadhil menyebut, kericuhan dipicu dari provokasi yang justru dilakukan para panitia pelaksana (panpel) pertandingan Juku Eja.
 PSM Makassar kalah 0-1 dari tim tamu Bali United. (ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang) |
"Pokoknya ada kata-kata kasar dari mereka yang bikin suasana semakin panas. Kami mencoba fokus bermain menghadapi tekanan tersebut."
"Beberapa saat sebelum pertandingan justru intimidasi terhadap kami begitu terasa. Kami punya pengamanan sendiri tapi tidak bisa masuk ke stadion karena panpel mengatakan sudah ada pengamanan dari mereka," kata Fadhil.
Pemain kelahiran Palu itu mengaku sedih, terlebih melihat rekannya seperti Gede Sukadana babak belur dipukuli oknum suporter dan fan PSM.
"Saya lihat memang ada ofisial [yang memukul Sukadana]. Kasihan Sukadana sampai benjol di kepala dan giginya berdarah," terang Fadhil.
(bac)