Jakarta, CNN Indonesia -- Bhayangkara FC berhak menjuarai Liga 1 2017 jika merujuk regulasi PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1. Namun, segala keputusan kontroversial membuat mereka jadi sasaran hujatan pencinta sepak bola nasional.
Kemenangan atas Madura United dengan skor 1-3 membuat Bhayangkara melesat di puncak klasemen dengan raihan 68 poin. The Guardian unggul tiga poin dari Bali United yang berada di urutan kedua.
Meski kedua tim masih menyisakan satu pertandingan, namun Bhayangkara pantas menjadi juara karena unggul secara
head to head.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, Bhayangkara harus menunggu hasil banding yang dilayangkan Mitra Kukar kepada Komisi Disiplin PSSI. Klub asal Kalimantan itu memprotes sanksi kalah WO (Walk Over) yang dubuat Komdis.
Sanksi kalah WO dengan skor 0-3 diberikan kepada Mitra Kukar karena memainkan Mohamed Sissoko saat melawan Bhayangkara FC. Kala itu, Sissoko mendapat sanksi larangan bertanding di dua laga, termasuk lawan Bhayangkara.
[Gambas:Instagram]Hanya saja, manajemen tetap menurunkan Sissoko dengan dalih tidak ada nota larangan bermain (NLB) dari PT LIB. Mereka menolak disanksi karena kelalaian operator kompetisi.
Perolehan nilai Bhayangkara bisa dikurangi jika banding Mitra Kukar disetujui. Artinya, gelar juara harus ditentukan hingga laga terakhir.
Manajemen Bhayangkara yang larut dalam euforia juara, meluapkan kegembiraannya di media sosial. Manajemen klub mengunggah foto diselingi dengan tulisan The Champions sebagai penanda juara.
Namun, para netizen atau warganet justru menghujani semua unggahan klub dengan hujatan. Sebagian besar dari mereka tidak mengakui BFC sebagai juara karena keputusan WO yang mendadak dikeluarkan PT LIB.
"Juara dikasih sama Komdis PSSI... Sudah disetting. Rusak Liga Indonesia," tulis pemilik akun Muhaqram-7.
"Bhayangkara FC juara tapi enggak diakui oleh segenap insan bola Indonesia. Kasihan," tulis tunjungnyaho.
(jun)