Banda Aceh, CNN Indonesia -- Manajer Martunis, Munawardi, selalu mengingatkan pemainnya bahwa pria yang selamat dari tsunami 13 tahun silam itu belum menjadi orang sukses di sepak bola.
Secara terbuka kepada
CNNIndonesia.com, Munawardi bahkan mengakui ketenaran Martunis selama ini karena nama besar penyerang Real Madrid, Cristiano Ronaldo. Ia juga menerangkan kehidupan Martunis tak lantas bergelimang uang meski sebagai anak angkat Ronaldo.
"Setelah dia kenal Ronaldo, sejak Ronaldo datang ke sini [Banda Aceh], memang makin banyak wartawan yang datang ke sini untuk menulis, meliput, dan mendengar cerita tentang dia."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari segi sosial, dia semakin populer saja sehingga orang-orang makin kenal dan bertanya: 'Itu siapa? Itu Martunis Ronaldo?' begitu," ujar Munawardi menirukan kata-kata tersebut.
Pria asal Banda Aceh itu pun mengungkapkan, kehidupan Martunis secara ekonomi sangat jauh dari kemewahan, bahkan sangat sederhana.
 Martunis pernah dikunjungi Cristiano Ronaldo di Banda Aceh pada 2005. (AFP PHOTO / SONNY TUMBELAKA) |
"Dari sisi lain mungkin orang akan berpikir seperti ini: 'Sudah kenal seorang superstar seperti itu, pasti banyak pundi-pundi yang diberikan.' Padahal tidak seperti itu."
Yang diberikan kepada Martunis itu adalah oleh federasi sepak bola Portugal. Itu yang diberikan untuk biaya hidup dan sekolah dia, dan juga untuk membeli sepetak tanah demikeberlanjutan Martunis mendatang. Dan itu semuanya sudah dilakukan," ucap Munawardi.
 Martunis pernah mencoba latihan bersama Sporting Lisbon pada pertengahan 2015 hingga 2016. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Ia juga bersedia menjadi manajer Martunis tanpa mengharapkan imbalan uang, tapi murni karena kepedulian terhadap pemain yang ingin mewujudkan impian jadi pesepakbola hebat.
Untuk pencairan pendanaan kepada Martunis, Munawardi mengaku membantu memfasilitasinya ke federasi sepak bola Portugal.
"Kebetulan, saat itu semuanya saya yang memfasilitasi dan membuat korespondensi dengan pihak Kedutaan Portugal. Saya berkomunikasi untuk pencairan, kemudian membuat bukti bahwa tanah sudah dibeli, sudah sertifikasi, dan segala macam. Dokumen-dokumen itu saya yang proses dan kirim ke sana, setelah itu selesai."
"Dan, Martunis menerima apa yang sudah dijanjikan. Saya membantu tulus, ikhlas, dan tidak menuntut apa-apa. Mungkin dari situ pihak keluarga Martunis menjadi lebih percaya kepada saya," ungkap Munawardi.
Martunis saat ini masih menjalani pemulihan secara pribadi di Banda Aceh setelah mengalami cedera lutut kanan pada akhir 2016. Meski cedera, ia tak mau berputus asa mewujudkan mimpi menjadi pesepakbola profesional.
(bac/nva)