Eko Yuli: Angkat Besi Lebih Baik Dihilangkan dari Asian Games

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Rabu, 07 Mar 2018 18:10 WIB
Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan memilih cabang olahraga angkat besi dihilangkan dari Asian Games daripada menghapus nomor 62kg.
Eko Yuli memiliki cabor angkat besi dihilangkan dari Asian Games 2018 daripada menghapus kelas 62kg. (Wahyu Putro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan, masih menanti nomor tanding 62kg pada cabang olahraga (cabor) angkat besi kembali dipertandingkan dalam Asian Games 2018. Sebelumnya, nomor yang menjadi andalan Eko Yuli itu dihapus Komite Teknis dan Anggota Eksekutif AWF (Asia Weightlifting Federation) di Asian Games 2018.

Surat penghapusan itu dikirimkan kepada Director General IWF (International Weightlifting Federation), Attila Adamfi pada 11 Februari.

Eko menduga penghapusan tersebut atas dasar kesepakatan anggota AWF yang berasal dari negara-negara Timur Tengah. Karena melihat tidak adanya nomor 77kg yang menjadi andalan negara-negara Timur Tengah di Asian Games 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Posisi di 62kg yang mencekal kan AWF, seharusnya yang punya [wewenang] kan IWF, tapi karena ini Asian Games jadi diserahkan ke AWF," kata Eko kepada para awak media.

Menurut Eko, penghapusan tersebut karena permintaan AWF untuk menambah kelas ditentang Indonesia. Sebelumnya sudah disepakati tujuh kelas yang dipertandingkan karena merujuk ke Olimpiade Tokyo 2020.
Skuat angkat besi Indonesia untuk Asian Games 2018 berfoto bersama Menpora Imam Nahrawi dan Sesmenpora Gatot S Dewa Broto.Skuat angkat besi Indonesia untuk Asian Games 2018 berfoto bersama Menpora Imam Nahrawi dan Sesmenpora Gatot S Dewa Broto. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H)
"Kami tidak sepakat, jagoan Indonesia kan di 62 kg. Nah, mereka [AWF] voting supaya (nomor) jagoan kita dihapus. Kalau tidak dihapus, ya bikin dong delapan kelas gitu lho, tapi kan Menpora sudah sepakat, tidak lagi ada pengurangan maupun penambahan nomor," katanya menambahkan.

Eko pun mempertanyakan sikap pemerintah terhadap penambahan nomor kelas tanding agar 62kg tetap dipertandingkan. Pencoretan nomor tanding 62kg, menurut Eko, adalah bentuk desakan AWF agar Indonesia menyepakati delapan kelas tanding angkat besi di Asian Games 2018.

"Kalau misal 48kg atau 62kg hilang, Indonesia mau andalkan apa? Bubarkan saja angkat besi tidak usah dipertandingkan," ucap Eko.
Imam Nahrawi mengaskan bahwa sebagai tuan rumah Indonesia memiliki daya tawar yang lebih tinggi.Imam Nahrawi mengaskan bahwa sebagai tuan rumah Indonesia memiliki daya tawar yang lebih tinggi. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Peraih medali perak Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro itu pun berharap agar pemerintah menambah satu kelas untuk cabang angkat besi.

"Kedua, kalau 62kg dicoret, ya coret semua kelas tidak usah dipertandingkan putranya. Mending tidak usah tanding. Kelas 77kg, 85kg, 94kg, atau sampai plus itu kan jagoan negara Timur Tengah," ucap Eko.

Menanggapi komentar Eko, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Imam Nahrawi mengatakan pihaknya masih berjuang agar kelas 62kg kembali dipertandingkan di Asian Games 2018. Menpora mengaku sudah berulang kali minta kepada KOI, INASGOC, dan PABBSI, untuk terus koordinasi.

"Saya berharap kemarin keputusan AWF belum final, karena final atau tidak itu kembali ke Corcom. Dan di Corcom, tidak ada pembahasan soal itu. Dan bahkan kemarin di test event, [kelas 62kg] tetap dipertandingkan," ujar Imam.

"Ini mungkin ada situasi yang tidak diketahui Indonesia, dan tentu kami sebagai tuan rumah harus kembali mendesak OCA maupun AWF agar tidak mencoret ini. Kami tuan rumah, sekali lagi, kami harus punya daya tawar lebih tinggi lagi," ujarnya menambahkan. (sry)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER