Jakarta, CNN Indonesia -- Tim putra Indonesia ditargetkan menjadi juara Piala Thomas 2018. Berikut sejumlah alasan Indonesia bisa mengakhiri turnamen dengan gelar juara di tangan.
Tim Indonesia mengakhiri gelaran Piala Thomas 2016 lalu dengan hasil sebagai
runner up. Indonesia kalah tragis 2-3 dari Denmark di babak final.
Kegagalan saat titel juara ada di depan mata akan coba ditebus pada gelaran Piala Thomas 2018 kali ini. Skuat Merah-Putih kembali ditargetkan bisa jadi juara sekaligus menghapus dahaga gelar yang sudah berlangsung selama 16 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut lima alasan Indonesia bisa jadi juara Piala Thomas:1. Punya Pengalaman Juara
Tim Bulutangkis Putra Indonesia punya pengalaman menjadi juara, yaitu pada saat memenangi Kejuaraan Beregu Asia 2018 pada bulan Februari lalu.
Meskipun kekuatan beberapa negara peserta di turnamen tersebut tidak 100 persen, hal tersebut tak mengecilkan arti juara yang didapat Tim Indonesia. Trofi di Kejuaraan Beregu Asia jadi bukti bahwa Tim Indonesia kali ini punya mental juara.
 Firman Abdul Kholik punya peran penting di balik keberhasilan Indonesia jadi juara Asia. (Foto: dok. PBSI) |
Mental juara makin terasa bila melihat cara Indonesia memenangkan gelar di turnamen ini. Indonesia menjadi juara dengan mengalahkan Korea Selatan 3-2 di babak semifinal yang diwarnai penyelamatan enam
match point oleh Firman Abdul Kholik. Catatan manis ini berlanjut dengan kemenangan 3-1 atas China di partai puncak.
2. Tekad Hendra SetiawanPiala Thomas 2018 kemungkinan besar bakal jadi kesempatan terakhir bagi Hendra Setiawan untuk meraih titel di kejuaraan beregu. Hendra pernah mengatakan Piala Thomas 2016 kemungkinan jadi peluang terakhirnya membela Indonesia, namun ternyata ia masih mendapatkan kesempatan kembali untuk melakukannya tahun ini.
 Hendra Setiawan (kiri) berharap bisa melengkapi koleksi gelarnya dengan kemenangan di turnamen beregu. (Foto: dok. PBSI) |
Hendra yang bertindak sebagai kapten tim punya tugas ganda. Bukan hanya menyumbang poin saat ia diturunkan, Hendra juga dibebani tugas menyemangati tim dan menjaga kekompakan tim.
Dengan melihat Piala Thomas 2018 sebagai kesempatan terakhirnya, maka Hendra bakal berusaha maksimal untuk mengakhiri turnamen ini dengan manis. Hendra punya ambisi besar melengkapi koleksi gelarnya yang komplet di nomor individu dengan gelar di nomor beregu.
Para junior Hendra di Tim Indonesia kali ini pun bakal berusaha untuk bisa memberikan kado perpisahan yang indah untuk sang kapten.
3. Kekuatan Negara Musuh MerataTim Indonesia memang bukan yang terkuat di atas kertas pada gelaran Piala Thomas kali ini, namun tidak ada pula negara yang benar-benar dominan dan jauh lebih unggul dibandingkan negara lainnya di atas kertas.
Denmark dirugikan absennya Carsten Mogensen, China kurang kuat di nomor ganda dan Chen Long serta Lin Dan terus digerogoti usia. Begitu pula negara lainnya macam Korea Selatan, Jepang, Malaysia, Thailand hingga India yang kekuatannya ada di level yang serupa dengan Indonesia.
 Lin Dan masih diandalkan oleh China di Piala Thomas 2018. (Reuters/Peter Cziborra) |
Pertemuan dengan negara-negara di atas akan sulit ditebak arahnya sebelum pertandingan berlangsung. Namun satu yang pasti, Indonesia akan tetap punya peluang bagus untuk menang menghadapi negara-negara tersebut.
4. Pemain Muda Namun Bukan DebutanMeski punya skuat yang bermaterikan pemain-pemain muda, namun pemain muda Indonesia mayoritas sudah punya pengalaman menjalani ketegangan di Piala Thomas.
Jonathan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, dan Ihsan Maulana Mustofa sudah terjun bermain dua tahun lalu. Firman Abdul Kholik juga punya pengalaman main beregu di Piala Sudirman 2015.
 Jonatan Christie punya jam terbang yang bagus di turnamen beregu. (Foto: Dok. Humas PBSI) |
Hanya Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang belum pernah main di tunamen besar macam Piala Thomas ataupun Piala Sudirman.
Sejak dua tahun lalu, skuat muda Indonesia diprediksi bakal lebih matang saat Piala Thomas 2018 digelar. Meskipun di kategori individu perkembangan pemain muda kurang maksimal, kecuali Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon, namun Jonatan Christie dan kawan-kawan tetap punya bekal tambahan bila dibandingkan dua tahun lalu.
5. Berat Sejak AwalTim Indonesia tergabung di grup berat sejak awal laga Piala Thomas. Indonesia bakal berjuang melawan Korea Selatan, Thailand, dan Kanada. Nama Korea Selatan dan Thailand jelas nama berat yang bisa jadi sandungan untuk mengamankan tiket perempat final tersebut.
Dengan jadwal berat di babak penyisihan, Indonesia sudah harus fokus sejak awal. Bila lengah, maka Indonesia dalam ancaman tersingkir di babak penyisihan.
 Tim Putra Indonesia dituntut harus fokus sejak awal turnamen karena lawan berat sudah menanti sejak babak penyisihan grup. (Foto: AFP PHOTO / Paul ELLIS) |
Kondisi kritis ini yang akan menolong Tim Indonesia untuk bisa mencapai level terbaik permainan mereka sejak awal turnamen.
Hal itu akan menolong Indonesia untuk lebih siap menghadapi fase gugur ketika konsentrasi dan fokus menghadapi lawan dituntut dalam titik jauh lebih tinggi dibandingkan babak sebelumnya.
(jun)