Jakarta, CNN Indonesia -- Pebulutangkis ganda putra Indonesia,
Marcus Fernaldi Gideon mengaku takut keluar rumah akibat teror
bom di Surabaya yang membuat Indonesia berstatus siaga 1.
Sebelumnya, serangan teror dalam sepekan terakhir dimulai dari ledakan bom di tiga gereja di Kota Surabaya, yang membuat DKI Jakarta Siaga I. Dilanjutkan dengan bom di Sidoarjo dan terakhir di gerbang masuk Mapolrestabes Surabaya.
"Yang pasti turut berduka cita buat yang kehilangan. Kalau bisa, jangan lah ada yang seperti itu lagi. Jadi semuanya jadi terganggu, termasuk acara ini [Indonesia Terbuka 2018]," kata Marcus usai konferensi pers di Fairmont Hotel pada Senin (14/5).
 Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon tengah bersiap menghadapi Piala Thomas yang berlangsung pekan depan. (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal) |
"Sekarang orang jadi banyak yang takut keluar-keluar rumah, sekarang saya mau ke mal saja jadi tidak berani. Ke sini saja tadi ngeri juga," ucapnya menambahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marcus was-was dengan keadaan Indonesia saat ini. Ia tak habis pikir dengan jumlah korban yang ada dalam 24 jam terakhir.
"Keluarga saya memang ada yang di Surabaya. Mereka aman. Rumah tidak terlalu dekat dari tempat kejadian," ucap Marcus.
Sementara itu rekan Marcus, Kevin Sanjaya Sukamuljo mengharapkan kondisi yang terbaik untuk Indonesia agar teror cepat berakhir. Ia juga ingin ancaman teror bisa secepatnya dinetralisir.
"Keluarga saya juga di Banyuwangi, dan pastinya saling mengingatkan saja untuk berhati-hati," ujar Marcus.
Senada dengan Marcus, Hendra Setiawan juga mengakui dirinya agak khawatir untuk berpergian saat ini usai insiden bom Surabaya.
"Untuk sementara lebih baik di rumah dulu dan tidak berpergian ke tempat keramaian. Istri saya awalnya ingin pergi ke Surabaya saat saya main di Piala Thomas nanti, namun rencana itu dibatalkan," ucap Hendra.
(ptr)