Bangkok, CNN Indonesia --
Pelatih
tim Thomas Indonesia Herry Iman Pierngadi mengatakan latihan pada hari terakhir di Stadion Impact Arena, Sabtu (19/5), hanya fokus pada adaptasi kondisi lapangan, salah satunya antisipasi masalah angin.
Herry mengaku embusan angin di dalam stadion indoor itu menjadi tantangan tersendiri yang harus segera diantisipasi tim Thomas dan Uber Indonesia.
Mantan pebulutangkis Indonesia itu menjelaskan embusan angin di lapangan empat begitu terasa cukup kencang sehingga berpotensi membuat kesulitan bagi tim Indonesia.
"Kami latihan lebih menekankan jalan bola dan arah anginnya ke mana. Tadi saya pake sini [lapangan tiga] ternyata main lapangan sana [lapangan empat] main terakhir saya ke sana [untuk mengecek] dan [embusan] anginnya beda."
 Sesi latihan tim Thomas Indonesia fokus antisipasi masalah angin. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari) |
"Di sana [lapangan empat] lebih kencang [embusan anginnya], arahnya ke samping ke sana [ke arah tribune] lebih kencang sehingga untuk mendorong ke kirinya [harus] lebih keras," terang Herry.
Ia mengatakan, faktor-faktor teknis di luar strategi tim seperti itu tetap harus diperhitungkan dengan matang sehingga tidak menjadi hambatan besar bagi timnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih, Indonesia sendiri bakal tampil di lapangan empat Stadion Indoor Impact Arena pada laga perdana Grup B Piala Thomas menghadapi Kanada, Minggu (19/5).
"Jadi seperti pelaut saja, lihat angin layarnya harus begini atau begitu," tutur Herry seraya tertawa, berguyon soal adaptasi menyesuaikan embusan angin yang kencang di lapangan empat.
Selain masalah embusan angin, latihan hari terakhir juga kembali menitikberatkan pada adaptasi bola yang akan digunakan dipakai tim Thomas Indonesia.
"Karena [Piala Thomas dan Uber] ini turnamen besar biasanya Yonex pakai bola turnamen. Biasanya kita latihan pakai AS [Aerosensa] 40 atau 50 dan lebih ringan. Sebenarnya bukan lebih berat, tapi lebih ringan sehingga dipukulnya butuh tenaga lebih ekstra," ujar Herry.
(sry)