Jakarta, CNN Indonesia --
Timnas Mesir yang awalnya diunggulkan bisa menemani Uruguay melaju ke babak gugur
Piala Dunia 2018 justru pulang lebih awal. Mesir dipastikan gagal lolos ke babak berikutnya setelah menelan dua kekalahan. Sebelum takluk 1-3 dari Rusia, Mesir lebih dulu kalah tipis 0-1 dari Uruguay.
Adalah Stanislav Cherchesov yang sukses membuat Mesir menjadi tim pertama yang 'angkat koper' dari Rusia. Strategi jitu pelatih 54 tahun itu membuat Mesir tidak bisa berbuat banyak di pertandingan keduanya.
Setidaknya ada dua langkah besar dari Cherchesov yang dilakukan saat melawan Mesir sehingga membuat Rusia lolos ke babak 16 besar Piala Dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, perubahan komposisi starter yang tepat. Saat melawan Mesir Cherchesov membuat dua pergantian pemain. Denis Cheryshev dimainkan sejak awal menggantikan Alan Dzagoev yang cedera di laga pertama. Lalu Cherchesov juga memasukkan Artem Dzyuba dan mencadangkan Fyodor Smolov yang jadi starter lawan Arab Saudi.
Baik Cheryshev dan Dzyuba sama-sama membuktikan kepercayaan yang diberikan Cherchesov. Keduanya menyumbang gol untuk Rusia dalam laga melawan Mesir. Cheryshev mencetak gol kedua pada menit ke-59, sedangkan Dzyuba mencetak gol pamungkas pada menit ke-62.
 Denis Cheryshev kini menjadi salah satu tumpuan timnas Rusia di Piala Dunia 2018. (REUTERS/Dylan Martinez) |
Keberadaan dua pemain itu membuat permainan Sbornaya lebih atraktif. Cheryshev tidak saja membahayakan pertahanan Mesir dari sisi sayap, tetapi juga kerap mengancam dari sektor tengah.
Cheryshev dan Dzyuba kian melengkapi strategi Cherchesov yang menginginkan anak asuhnya bermain cepat dan memberikan
pressing ketat kepada Mesir.
Dengan gaya bermain seperti itu The Pharaohs sedikit kewalahan. Tidak banyak ruang gerak yang dimiliki tim asuhan Hector Cuper itu, terutama di babak pertama.
 Minim mendapat dukungan, Mohamed Salah tidak banyak berperan dalam laga melawan Rusia. (REUTERS/Lee Smith) |
Bahkan serangan Mesir pun cenderung monoton dan bertumpu kepada bintang mereka, Mohamed Salah. Sementara Salah sendiri tidak banyak berkutik karena 'dimatikan' strategi Cherhesov sebagai taktik jitu keduanya dalam laga tersebut.
Lini belakang Rusia sukses meminimalkan ruang gerak Salah. Bukan hanya satu atau dua pemain yang membayangi Salah dalam laga kali ini, tetapi empat pemain lawan selalu mennghampiri pemain 26 tahun itu ketika mendekati kotak penalti Rusia.
Bintang Liverpool itu tidak banyak menciptakan peluang emas. Meski beberapa kali mendapat kesempatan melepaskan tembakan, tetapi tidak terlalu membahayakan gawang Igor Akinfeev.
Peran besar Salah dalam laga itu hanya mencetak gol dari penalti menit ke-73. Penalti itu pun bermula dari dilanggarnya Salah oleh Roman Zobnin.
'Matinya' Salah juga karena buntunya kreativitas serangan Mesir. Tidak banyak aliran bola mengarah kepada mantan pemain FC Basel tersebut.
Kekalahan Mesir sebenarnya hanya karena ketidakberuntungan tim asal Afrika itu. Pertahanan Mesir tampil cukup bagus, sayangnya dua dari tiga gol yang tercipta akibat kesialan mereka. Karena gol bunuh diri Ahmed Fathi ('47) dan keteledoran bek Mesir yang gagal mengantisipasi pergerakan Dzyuba.
Kini, baik Salah dan Mesir harus mengubur impian mereka melangkah sejauh mungkin di Piala Dunia 2018. Runner up Piala Afrika 2017 itu kini hanya tinggal melakoni laga 'hiburan' melawan Arab Saudi pada Senin (25/6).
(nva)