Jakarta, CNN Indonesia -- Perjalanan pria asal India, Clifin Francis, tidak akan sia-sia ke Rusia. Tim favorit pelancong 28 tahun ini, Argentina, berhasil lolos ke fase gugur Piala Dunia 2018 usai mengalahkan Nigeria secara dramatis dengan skor 1-2 dalam babak penyisihan Grup D di hadapan kurang lebih 64 ribu penonton Stadion Saint Petersburg pada Rabu (27/6) dini hari WIB.
Francis yang berprofesi sebagai guru matematika dari India bagian selatan, telah bersepeda sejauh hampir 5.000 kilometer ke Rusia. Tujuannya, agar sepeda yang ia kendarai mendapat tanda tangan bintang
timnas Argetina,
Lionel Messi.
Ketika Francis berencana untuk mengendarai sepedanya dari tempat tinggalnya di Alappuzha, ia sempat terkendala masalah visa sebelum berangkat. Gagal dapat visa untuk perjalanan melalui Pakistan, Francis kemudian terbang ke Iran dan memulai perjalanan bersepeda dari sana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari Alappuzha, Francis ke Bandar Abbas di Iran bagian selatan. Ia lalu bertolak ke Moscow pada 12 Maret dengan melewati Azerbaijan dan sukses sampai tujuan pada 25 Juni atau 105 hari kemudian.
"Perjalanan ini menjadikan saya sebagai sosok manusia yang lebih baik, membuat saya jadi lebih rendah hati. Setiap hari berbeda, Anda bertemu banyak orang dan panorama baru," kata Francis seperti yang dikutip dari
CNN pada Rabu (27/6).
Dari Insinyur Perangkat Lunak ke PelancongFrancis pernah sekali bekerja sebagai insinyur perangkat lunak sebelum ia menyadari kecintaannya untuk melancong. Pada 2014, ia keluar dari pekerjaannya untuk mengambil pekerjaan paruh waktu sebagai guru. Pekerjaan baru ini membuat dia punya banyak waktu untuk mengunjungi tempat baru.
"Saya sadar hasrat saya adalah melancong, jadi saya berpikir saya butuh sebuah pekerjaan di mana saya bisa bekerja selama enam bulan dan melancong selama enam bulan juga. Saya suka mengajar, jadi saya mencobanya," katanya menambahkan.
 Clifin Francis memulai perjalanannya dari Iran setelah tak mendapatkan visa di Pakistan. (Foto: Courtesy of Clifin Francis) |
Di tahun pertama ia meninggalkan pekerjaannya sebagai insinyur perangkat lunak, Francis melancong ke negara sekitar India seperti Myanmar, Thailand, Laos, dan Kamboja.
Melancong dan menemukan tempat-tempat baru bukan satu-satunya kecintaan Francis, tapi dia juga tergila-gila dengan sepak bola, khususnya sosok Messi.
"Cara dia [Messi] memainkan permainannya di lapangan seperti menulis puisi," ucap Francis.
Mengetahui ada penyelenggaraan Piala Dunia, Francis memutuskan untuk mengombinasikan dua hal yang ia cintai tersebut dengan bersepeda ke Rusia. Sejak meninggalkan India, dia sekarang sudah hidup di jalanan selama lebih dari empat bulan.
"Saya berencana untuk melakukan perjalanan yang bisa dikenang dan menginspirasi orang-orang. Jadi, saya mengombinasikan hasrat melancong dengan sepeda dan sepak bola. Saya pikir ini adalah sebuah percampuran yang sempurna," ucapnya melanjutkan.
Francis harus merogoh kocek US$700 atau sekitar Rp9,7 juta untuk kebutuhan sepeda dan US$1000 atau hampir Rp14 juta untuk biaya perjalanan tersebut.
Berbaur dengan Orang Lokal Lewat BollywoodBersepeda ke Rusia adalah perjalanan yang penting dan membuka pandangan Francis saat ia menjelajahi kota-kota besar, kota-kota kecil dan desa-desa. Di mana-mana, Francis merasa disambut dengan baik oleh orang yang sama sekali belum ia kenal. Topik pembicaraan tentang Bollywood seringkali menjadi pencair suasana, terutama di Iran dan Azerbaijan.
 Clifin Francis mudah berbaur dengan warga lokal melalui pembahasan seputar Bollywood. (Foto: Courtesy of Clifin Francis) |
"Ketika mereka tahu saya dari India, mereka menanyakan saya tentang bagaimana [bintang-bintang India seperti] Salman Khan, Raj Kapoor, Mithun Chakraborty. Mereka penggemar berat Mithun Chakraborty. Mereka juga suka Hrithik Roshan," ujar Francis.
Lebih lanjut, Francis mengatakan perjalanannya ini telah memperluas wawasannya. Ia menuturkan banyak orang memperlakukannya dengan baik terlepas dari manapun asal dan apapun bahasa mereka.
"Di daerah pinggiran, orang-orang tidak bicara dengan bahasa Inggris. Jadi agak sedikit sulit bagi saya untuk berkomunikasi. Tapi saya mampu mengatasinya setelah beberapa hari," ujarnya menceritakan kondisi ketika berada di Azerbaijan.
Francis tiba di Rusia melalui Republik Dagestan. Awalnya ia sempat khawatir dengan sambutan masyarakat setempat, namun persepsi dia berubah setelah berinteraksi dengan mereka.
"Ketika saya tiba di sana, orang-orang mengundang saya ke rumah mereka. Orang-orang begitu menyenangkan dimanapun mereka berada. Apapun politik negara mereka, mereka tetap seorang manusia yang punya emosi dan perasaan yang sama.
"Saya tidak tahu kenapa mereka menunjukkan rasa cintanya yang banyak kepada saya. Saya orang asing di negara mereka, dan mereka justru merawat saya. Mereka memperlakukan saya seperti anak sendiri, memberi makanan dan segalanya.
"Saya merasa mesti berlaku yang sama ketika berada di India," tutur Francis.
Piala Dunia belum berakhir dan Francis masih berusaha dapat tanda tangan Messi. Karena sibuk memikirkan cara mendapat tanda tangan penyerang Barcelona tersebut, ia sampai tidak tahu kapan atau bagaimana dia akan kembali ke tanah airnya.
"Saya tidak yakin dengan hal itu [biaya pulang ke India], anggaran saya hampir habis. Saya tidak punya rencana pasti, tapi itulah sensasinya bukan?" tuturnya kembali.
Begitu Francis balik ke India, ia mengatakan bakal mulai menabung untuk perjalanan ke Olimpiade 2020 di Tokyo. Dan, bagaimana rencana dia ke Jepang? Tentu saja menggunakan sepeda.
"Bersepeda adalah cara paling sehat untuk melancong," pungkasnya.
(bac/jun)