Jakarta, CNN Indonesia --
Timnas Argentina terlihat keblinger saat dikalahkan
Prancis 3-4 pada babak 16 besar
Piala Dunia 2018. Sebuah strategi yang aneh dari pelatih Jorge Sampaoli membuat Lionel Messi dan kawan-kawan kehilangan arah.
Sejak awal Argentina terlihat suram di Piala Dunia 2018. Ketidakcakapan Sampaoli dalam melatih Tim Tango dianggap sebagai alasan utama kenapa finalis Piala Dunia 2014 itu tampil buruk di babak grup.
Di pertandingan 16 besar Piala Dunia 2018 melawan Prancis ketidakcakapan Sampaoli melatih Argentina semakin jelas terlihat. Entah apa yang ada di pikiran pelatih 58 tahun itu ketika menjadikan Lionel Messi menjadi penyerang tengah saat melawan Prancis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Entah itu ide Sampaoli atau Messi, yang belakangan santer dirumorkan menjadi 'pelatih utama' di skuat timnas Argentina, namun menjadikan Messi sebagai
false nine jelas ide yang sangat buruk. Padahal Argentina punya Gonzalo Higuain dan Sergio Aguero yang berstatus penyerang tengah kelas dunia di bangku cadangan.
 Lionel Messi dimainkan sebagai penyerang tengah saat melawan Prancis. (REUTERS/Dylan Martinez) |
Keruan saja Argentina tampil buruk saat melawan Prancis. Keberhasilan mencetak tiga gol bisa dianggap sebagai 'bonus' dari Prancis yang beberapa kali kehilangan fokus hingga Argentina bisa menggetarkan gawang Hugo Lloris.
Argentina terlihat keblinger sejak awal laga. Messi tidak mampu berbuah banyak menghadapi duet Raphael Varane dan Samuel Umtiti di jantung pertahanan Prancis. Messi juga mendapat kawalan ketat dari N'Golo Kante sepanjang laga.
Sampaoli mungkin berharap Messi bisa menarik keluar lini pertahanan Prancis dan memberi ruang untuk pemain seperti Enzo Perez, Cristian Pavon, dan Angel Di Maria masuk dari lini ke dua lewat umpan-umpan terobosan.
 Kecepatan lini depan Prancis membuat Argentina kerepotan. (REUTERS/Carlos Garcia Rawlins) |
Tapi, yang terjadi justru lini tengah Argentina yang ditempati Javier Mascherano dan Ever Banega tidak mampu mengimbangi kecepatan dan kekuatan trio lini tengah Prancis: Kante, Paul Pogba, dan Blaise Matuidi.
Setelah gol penalti Antoine Griezmann pada menit ke-13, Argentina terlihat bermain tanpa arah. Meski menguasai bola lebih banyak, tapi tim pengoleksi trofi Piala Dunia dua kali itu tidak pernah benar-benar menciptakan peluang.
Messi lebih banyak turun menjemput bola. Alhasil setiap Di Maria dan Cristian Pavon mendapatkan bola di sayap, kedua pemain itu bingung ingin mengumpan ke siapa. Pasalnya, Argentina tidak memiliki pemain di dalam kotak penalti Prancis.
Blunder PrancisArgentina sedikit mendapat angin ketika Prancis melakukan dua kesalahan yang berujung pada gol Di Maria menit ke-41 dan Gabriel Mercado menit ke-48. Prancis seperti kehilangan fokus di dua gol tersebut.
Lini tengah Prancis luput mengawal Di Maria yang berdiri bebas di depan kotak penalti dan melepaskan tendangan jarak jauh. Sementara gol Mercado berawal dari kesalahan Paul Pogba yang gagal membuang bola dengan sempurna saat menghadapi tendangan bebas Banega.
 Jorge Sampaoli labil dalam mengambil keputusan di timnas Argentina. (REUTERS/Carlos Garcia Rawlins) |
Kredit pantas diberikan kepada skuat Prancis yang tidak goyah ketika Argentina berbalik unggul. Setelah tertinggal 1-2, Prancis bermain lebih sederhana dan memanfaatkan lebar lapangan.
Dua gol Prancis yang dicetak Benjamin Pavard (57') dan Mbappe (64') yang membuat Les Bleus kembali unggul 3-2 berawal dari umpan silang Lucas Hernandez dari sisi kiri. Di dua gol itu Di Maria terlihat gagal melakukan
tracking back terhadap Hernandez.
Usaha memasukkan Sergio Aguero menit ke-66 juga terbilang percuma karena Prancis sudah menemukan kembali ritme permainan dan kepercayaan diri. Mbappe kemudian mencetak gol keduanya dua menit setelah Aguero masuk lapangan untuk membawa Prancis unggul 4-2.
Meski Aguero mencetak gol telat di pengujung babak kedua untuk membuat kedudukan menjadi 3-4, semuanya sudah terlambat bagi Argentina. Tim favorit juara Piala Dunia 2018 itu pun harus angkat koper dari Rusia.
[Gambas:Video CNN]Kesalahan pantas ditujukan kepada Sampaoli. Mantan pelatih timnas Chile itu labil dalam mengambil keputusan sepanjang Piala Dunia 2018. Sampaoli menggunakan empat formasi dan susunan pemain berbeda di empat pertandingan Piala Dunia kali ini.
Sejak awal Argentina memang tidak tampil menyakinkan. Mereka bermain tanpa arah meski dihuni banyak pemain terbaik di dunia saat ini. Bahkan seorang Paulo Dybala yang dianggap sebagai penyerang terbaik saat ini hanya mendapat kesempatan 22 menit bermain di Piala Dunia 2018.
 Lionel Messi tidak berkutik menjadi penyerang tengah saat melawan Prancis. (REUTERS/Michael Dalder) |
Satu hal yang menarik dari Sampaoli di Piala Dunia 2018 adalah, dia banyak mempercayai pemain yang tampil di Liga Argentina seperti kiper Franco Armani, Maximiliano Meza, Enzo Perez, dan Cristian Pavon.
Padahal Armani, Meza, Perez, dan Pavon adalah empat pemain yang paling minim
caps di posisi mereka masing-masing. Artinya Sampaoli lebih memberi kepercayaan kepada pemain yang minim pengalaman di Piala Dunia kali ini.
Argentina butuh perubahan signifikan dalam tim, memperbanyak pemain muda dengan stamina dan fisik lebih baik. Satu sisi lemah Argentina saat dikalahkan Prancis adalah Tim Tango tidak mampu mengimbangi kecepatan pemain seperti Mbappe dan Griezmann.
Argentina kini sudah tersingkir dan tidak ada yang perlu disesali. Pasalnya, Argentina memang tidak pantas melangkah lebih jauh di Piala Dunia 2018.
(nva)