Jakarta, CNN Indonesia -- Perjudian
timnas Inggris dengan menurunkan pemain pelapis lawan Belgia di fase grup justru berbuah manis di perempat final
Piala Dunia 2018. The Three Lions tampil apik meski menang lewat drama adu penalti lawan
Kolombia.
Semula, kemenangan Inggris pada dua laga awal di fase grup lawan Tunisia dan Panama dianggap lumrah. Maklum, dua tim tersebut memang berstatus nonunggulan di edisi empat tahunan kali ini.
Inggris tampil dengan skuat terbaiknya ketika sukses menaklukkan Tunisia 2-1 dan menang telak 6-1 atas Panama. Banyak pihak menilai Inggris baru akan menghadapi ujian sesungguhnya ketika berhadapan dengan Belgia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pelatih Gareth Southgate justru menurunkan mayoritas pemain pelapisnya saat melawan Belgia. Keputusan ini disebut sebagai perjudian mengingat Belgia punya skuat bertabur bintang.
 Skuat pelapis Inggris takluk 0-1 dari Belgia. (REUTERS/Marko Djurica) |
Skuat The Union Jack bisa saja melaju ke perempat final dengan gelar juara Grup G jika berani menurunkan skuat utamanya di laga terakhir. Terlebih lagi Belgia juga memainkan lapis keduanya.
Inggris menyimpan sederet pemain pilarnya di bangku cadangan. Harry Kane, Jesse Lingard, Raheem Sterling, Ashley Cole, dan Kierran Trippier sengaja tak dimainkan. Dele Alli yang sempat mengalami cedera ringan di laga perdana juga diistirahatkan.
Belgia sebenarnya melakukan keputusan yang sama. Nama-nama tenar seperti Romelu Lukaku, Eden Hazard, dan Kevin De Bruyne juga diistirahatkan oleh pelatih Roberto Martinez.
 Pelatih timnas Inggris dianggap melakukan perjudian saat menghadapi Belgia. (Reuters/Lee Smith) |
Hanya saja, Setan Merah memiliki skuat yang lebih mewah. Mereka punya Michy Batsuayi, Adnan Januzaj, dan juga Marouane Fellaini yang sarat kualitas dan siap dimainkan sebagai
super-sub.
Alhasil, Inggris kalah 0-1 dari Belgia dan harus puas finis sebagai
runner up. Harry Kane dan kawan-kawan harus berhadapan dengan pemuncak Grup H Kolombia. Padahal, Inggris bisa saja bertemu dengan Jepang atau lawan yang relatif lebih mudah jika mampu merebut gelar juara Grup G.
Nasi sudah menjadi bubur dan Inggris harus menghadapi Kolombia di perempat final. Sementara Belgia bertemu dengan satu-satunya wakil Asia, Jepang.
Kekalahan dari Belgia justru mengantar Inggris ke jalur yang lebih aman. Mereka berada di blok yang berseberangan dengan tim-tim favorit juara macam Brasil, Prancis, Uruguay, dan Argentina (tersingkir).
Inggris Tampil SolidKeputusan Southgate ternyata tepat. Pemain utama Inggris yang punya waktu istirahat lebih panjang mampu mengimbangi kekuatan fisik pemain Kolombia di Otkritie Arena, Selasa (3/7).
Bintang lini tengah Inggris, Dele Alli, yang sempat terkendala cedera mampu tampil prima. Duo bek sayap, Kierran Trippier dan Ashley Cole, juga bermain spartan. Namun, Cole dan Kyle Walker harus mengalami masalah otot di menit-menit akhir.
 Juan Cuadrado tak bisa bermain lepas lawan pertahanan disiplin Inggris. (REUTERS/Kai Pfaffenbach) |
Secara kesuluruhan skuat Inggris tampil prima. Mereka bisa meredam permainan Kolombia yang lebih mengandalkan kekuatan teknik individu. Juan Cuadrado, Radamel Falcao, dan Juan Quintero kesulitan menembus wilayah sepertiga akhir pertahanan Inggris yang bermain disiplin.
Dalam waktu normal, Inggris justru bermain lebih agresif. Permainan kolektif Inggris yang dibarengi kecepatan pemain sayap dan barisan gelandang muda acap kali merepotkan pertahanan Kolombia yang cenderung bermain keras.
Gol pembuka keunggulan Inggris tercipta melalui penalti Harry Kane. Namun, Kolombia mampu menyamakan kedudukan lewat sundulan Yerry Mina di menit-menit akhir sekaligus memaksa pertandingan berlanjut ke babak tambahan waktu.
 Harry Kane mampu meladeni permainan keras pemain Kolombia. (REUTERS/Kai Pfaffenbach) |
Butuh ketahanan fisik dan mentalitas kuat untuk bisa melewati masa kritis babak tambahan waktu 2x15 bahkan hingga masuk ke babak adu penalti. Inggris yang sudah jauh-jauh hari berlatih menghadapi adu tos-tosan berhasil keluar sebagai pemenang dengan skor 4-3.
Hasil manis lawan Kolombia seakan membantah anggapan bahwa Southgate telah melakukan perjudian. Keputusan untuk menurunkan pemain pelapis lawan Belgia justru berbuan manis saat menghadapi Kolombia.
Para pemain pilar Inggris yang diistirahatkan pada laga terakhir fase grup tak kehilangan sentuhan sedikitpun. Pasukan muda Inggris tetap solid mulai dari barisan belakang, tengah, hingga depan.
Selanjutnya, Inggris akan menghadapi Swedia di perempat final. Duel ini akan menjadi pertarungan dua tim kolektif yang akan mengandalkan stamina mental yang kuat di sepanjang laga.
(bac)