Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan pelari nasional, Suryo Agung Wibowo, mengaku tidak masalah jika suatu saat rekornya berhasil dipecahkan
Lalu Muhammad Zohri.
Lalu Zohri membuat kejutan dengan meraih medali emas Kejuaraan Atletik Dunia cabang lari 100 meter di Finlandia dengan catatan waktu 10,18 detik.
Raihan itu hampir menyamakan rekor Suryo Agung dengan waktu tercepat 10,17 detik atau lebih cepat 0,01 detik dari Lalu Zohri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suryo Agung memecahkan rekor tersebut di SEA Games 2009 Laos dan kini masih tercatat sebagai 'Manusia Tercepat di Asia Tenggara'.
"Tak ada tantangan dari saya [soal kemungkinan memecahkan rekor catatan waktu], tapi tidak masalah jika rekor itu bisa dipecahkan [Lalu Zohri]. Yang jelas, saya berharap ia bisa menjadi pelari yang sangat sukses ke depannya," ujar Suryo Agung kepada
CNNIndonesia.com.
 Lalu Zohri menjadi atlet pertama Indonesia yang sukses merebut medali di Kejuaraan Dunia U-20. (Dok. KBRI Helsinki) |
Sementara itu, Lalu Zohri disebut Suryo Agung memiliki bakat istimewa karena berhasil menyabet medali emas. Sprinter 18 tahun itu mampu mengalahkan dua sprinter asal Amerika Serikat yang memiliki tubuh lebih jangkung.
Anthony Schwartz dan Eric Harrison yang ada di posisi kedua dan ketiga memiliki rata-rata tinggi badan 180 sentimeter lebih. Schwartz memiliki tinggi 184 sentimeter dengan kaki yang lebih panjang dari Zohri.
Sementara Lalu Zohri itu hanya memiliki tinggi badan sekitar 170-an sentimeter. Secara teknis, langkah Schwartz dan Harrison memiliki langkah kaki yang lebih panjang dibandingkan pelari kelahiran Nusa Tenggara Barat itu.
Meski kalah jangkauan langkah, Lalu Zohri nyatanya masih bisa mengalahkan Schwartz dan Harrison dengan catatan waktu terbaik 10,18 detik. Finis di urutan kedua adalah Schwartz dengan catatan waktu 10,22 detik, sama dengan raihan Harris yang berada di peringkat ketiga.
Lalu Zohri memiliki rataan kecepatan 1,2 meter per detik dalam kejuaraan tersebut. Kenyataan ini pula yang diyakini Suryo Agung bahwa pelari muda itu memiliki bakat istimewa.
 Lalu Muhammad Zohri Lehtikuva/Kalle Parkkinen via REUTERS |
"Tentu saja bakatnya luar biasa. Dia memiliki frekuensi langkah yang lebih banyak dibandingkan lawan-lawannya dengan postur lebih tinggi. Dengan demikian, Zohri bisa mengungguli pelari dengan jangkauan langkah yang panjang," terang Suryo Agung.
Postur badan yang tinggi memang menjadi salah satu syarat ideal bagi seorang pelari cepat karena jangkauan langkah amat menentukan. Meski demikian, Suryo Agung menilai kekuatan kaki juga tak kalah menentukan untuk memacu frekuensi langkah, bukan sekadar panjang jangkauan kaki.
"Ini yang menjadi keistimewaan Zohri karena dalam lari 100 meter, semua menentukan mulai start hingga finis."
"Bagi saya, menjadi pelari itu memang sudah ditakdirkan karena ada bakat khusus. Tinggal dilatih saja dengan cara yang tepat. Ini yang harus kita perhatikan bersama untuk membantu Zohri agar kariernya berlanjut," terang Suryo Agung.
(har)