Jakarta, CNN Indonesia -- Sepulang dari Finlandia setelah meraih emas 100 meter di Kejuaraan Atletik Dunia U-20,
Lalu Muhammad Zohri menjawab rangkaian pertanyaan soal sepatu lari, bendera, dan renovasi rumah.
Keberhasilan Zohri menjadi juara dunia junior di nomor lari 100 meter mendapat sambutan meriah di Indonesia. Lebih dari itu kesuksesan Zohri kemudian memunculkan beragam isu.
Zohri memberikan penjelasan seputar isu-isu yang muncul mewarnai kesuksesan di lintasan lari cepat. Sprinter 18 tahun itu mengatakan peralatan termasuk sepatu lari yang digunakan di Finlandia sudah disediakan Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) dan bukan merupakan hasil dari pemberian uang sang kakak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Lalu Muhammad Zohri mendapat sambutan sepulang dari Finlandia. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah) |
"Itu [minta uang ke kakak] dulu pas pertama kali saya diajak latihan sama guru saya [waktu SMP]. Sebelum ke kejuaraan dunia."
"Dikasih [kakak] Rp200 ribu. Sisanya, saya nabung, dapat banyak dari uang jajan sekolah," ungkap atlet yang sempat bergabung ke Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar Nusa Tenggara Barat dan DKI Jakarta mengenai masa lalunya.
Terkait bendera, Zohri meminta agar perdebatan yang terjadi segera disudahi. Ia menegaskan, bendera yang dipeluknya saat selebrasi adalah bendera Merah Putih kebanggaan Indonesia.
"Habis sujud syukur saya langsung mau lompat ke atas [tribune] tapi ditarik ofisial karena mungkin mau diwawancarai. Tapi saya takut diwawancarai kan saya tidak tahu bahasa Inggris. Pelatih saya terlambat [memberikan bendera]," katanya.
 Lalu Muhammad Zohri membentangkan bendera setelah pengalungan medali. (Dok. KBRI Helsinki) |
Sekjen PB PASI Tigor Tanjung mengungkapkan pelatih yang saat itu mendampingi Zohri di Finlandia, Kikin Rubuddin, yang membawa bendera Merah Putih terlambat untuk memberikan bendera.
"Kikin sebenarnya sudah pegang bendera, dia panggil Lalu tapi Lalu tidak dengar karena stadion sudah ramai. Untuk turun [dari tribune] dia harus berputar lagi karena ada ruangan room cold," ucap Tigor menjelaskan.
Sebelumnya di konferensi pers Zohri juga menjelaskan soal renovasi rumahnya di Lombok, namun dia tidak menjelaskan secara detail karena teringat mendiang kedua orang tuanya.
Zohri menyebut rumah tersebut merupakan peninggalan kedua orang tuanya. Banyak kenangan masa kecil yang ia habiskan di rumah tersebut yang tak ingin dihilangkannya jika direnovasi.
"Kalau yang masalah rumah sebenarnya saya juga masih mengenang bagaimana dulu saat saya tinggal di sana. Saya cuma bisa mengenang kalau Ibu Bapak saya masih hidup," kata Zohri yang tak kuat menahan tangisnya.
(nva/bac)