Jakarta, CNN Indonesia -- Lima medali perunggu berhasil Indonesia raih dalam
Asian Games pertama pada 1951 di New Delhi, India. Maram Sudarmodjo merupakan atlet fenomenal yang meraih salah satu medali tersebut.
Maram adalah atlet lompat tinggi kelahiran Gemolong (sekarang Sragen), Jawa Tengah. Usianya masih 17 tahun ketika Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945.
Perjalanan karier Maram di dunia olahraga dimulai lewat ajang Pekan Olahraga Nasional di Surakarta pada 1948. Di ajang itu Maram berhasil meraih medali emas dan memecahkan rekor nasional dengan catatan 1,89 meter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas prestasi tersebut Maram terpilih mewakili Indonesia pada edisi pertama Asian Games di India pada 1951. Saat itu hanya ada 11 negara peserta yakni Afganistan, Burma (Myanmar), Sri Lanka, India, Indonesia, Iran, Jepang, Nepal, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Kerja keras Maram terbayar. Setelah menempuh perjalanan sekitar 7 ribu kilometer, Maram sukses menyabet medali perunggu. Di India, Maram menyamai catatan rekor nasional miliknya 1,89 meter.
Catatan Maram tidak cukup baik di tingkat Asia. Medali emas diraih atlet Filipina Andres Franco (1,93 meter) dan atlet Jepang Yukio Ishikawa (1,91 meter).
Empat medali perunggu Indonesia lainnya di Asian Games 1951 diraih Hendarsin dari nomor lompat jangkit putra, A.F. Matulessy dari nomor lempar lembing, Anny Salamun dari nomor lempar cakram putri, dan tim atletik putri Indonesia untuk nomor estafet 4x100 meter.
Atas dua prestasi gemilang di PON dan Asian Games, Maram dipanggil kembali untuk memperkuat Indonesia dalam Olimpiade musim panas di Helsinki pada 1952.
Olimpiade 1952 menjadi olimpiade yang pertama bagi Indonesia. Maram dikirim bersama dua atlet lain, yakni Habib Suharko dan Thio Ging Hwie dari cabang olahraga renang dan angkat besi.
Indonesia yang baru saja merdeka tidak memiliki waktu persiapan yang matang untuk mengikuti Olimpiade. Di Olimpiade, Maram tidak berhasil menyelesaikan lompatan setinggi 1,9 meter dan berada di peringkat ke-20 dari 28 atlet dalam putaran final. Alhasil, Indonesia pulang dengan tangan hampa.
(har/jun)