Jakarta, CNN Indonesia -- Cabang olahraga tinju Indonesia pernah merasakan kejayaan di kancah Asia melalui Wiem Gommies yang meraih dua medali emas di Asian Games 1970 dan 1978.
Petinju asal Ambon, Maluku itu pertama kali meraih medali emas ketika tampil di Asian Games 1970 di Bangkok, Thailand. Raihan Wiem itu menjadi satu dari dua medali emas yang diraih Indonesia selain dari bulutangkis beregu putra.
Kala itu, Wiem yang turun di kelas menengah 75 kg berhasil menaklukkan Arif Malik dari Pakistan yang harus puas dengan perak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya Wiem, pada Asian Games 1970, petinju Indonesia lainnya juga mengukir prestasi dan turut naik podium.
Empat petinju membawa pulan perunggu, yakni Ferry Moniaga di kelas terbang 51 kg, Idwan Anwar di kelas bantam 54 kg, Jootje Waney di kelas 60 kg serta Rudy Siregar di kelas 81 kg. Total, Indonesia meraih dua emas, lima perak dan 13 perunggu untuk menempati urutan kesembilan klasemen perolehan medali di Asian Games 1970.
Wiem juga memiliki kenangan indah di Bangkok. Petinju yang tampil di Olimpiade 1972 itu kembali meraih emas ketika tampil di Asian Games 1978 yang berlangsung di ibu kota Thailand.
Kemenangan atas Jang Bong-mun asal Korea Utara memastikan emas kedua Wiem di Asian Games.
Sama seperti Asian Games 1970, cabor tinju juga meraih medali lain seperti satu perak yang disumbangkan Johny Riberu di kelas terbang 51 kg serta dua perunggu dari Benny Maniani di kelas berat ringan 81 kg dan Krismanto di kelas berat +81 kg.
Di Asian Games 1978, Indonesia berhasil mengumpulkan delapan emas atau capaian terbaik kedua setelah Asian Games 1962 ketika meraih 11 emas di Jakarta.
(nva/sry)