Jendi Pangabean Bangkit dari Kecelakaan untuk Harumkan Bangsa

Tim | CNN Indonesia
Rabu, 19 Sep 2018 14:09 WIB
Pada 2003 Jendi Panggabean mengalami kecelakaan, hampir sepuluh tahun berselang pria asal Sumatera Selatan itu menjadi atlet andalan Indonesia.
Jendi Pangabean sudah meraih medali di ajang olahraga antarnegara. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hidup adalah misteri ilahi dan Jendi Pangabean hanya manusia kebanyakan yang tak menyangka musibah justru mengantarnya pada kesempatan mengharumkan nama bangsa di ajang olahraga difabel termasuk pada perhelatan Asian Para Games 2018.

Dalam sebuah acara sponsor resmi Asian Para Games di Citibank Tower pada Selasa (18/9), Jendi berkisah tentang tragedi yang menimpanya 15 tahun lalu. Peristiwa yang mengawali langkahnya sebagai atlet renang difabel profesional.

"Saya atlet renang difabel yang terlahir normal. Pada usia 12 tahun [2003], saya mengalami kecelakaan dan kaki saya diamputasi. Kecelakaan motor yang terjadi ketika saya dibonceng menggunakan motor teman," kata pria berusia 27 tahun tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Teman saya tidak apa-apa, tapi saya jadi korban. Kondisi saya ketika dan setelah kecelakaan sadar. Saya tahu betul kalau kaki hancur, dan saat-saat dioperasi, saya tetap sadar," katanya menambahkan.

Jendi tidak hanya mencoba untuk kuat menghadapi masa-masa kritis dan saat dioperasi, tetapi juga berupaya tegar menerima kenyataan kehilangan kaki kiri dari bagian paha ke bawah.

Setelah pulih dari kecelakaan, Jendi melanjutkan sekolah dan bergaul seperti biasa seperti teman-teman. Ia mengatakan teman-teman di sekolah menerima dan menganggap dia seperti biasa yakni sebagai manusia yang normal.

Jendi PanggabeanJendi Panggabean (ketiga dari kiri) menjadi salah satu andalan Indonesia pada ajang Asian Para Games 2018. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H)
"Saya orang desa, terlahir di kampung Sumatera Selatan. Saya lanjut sekolah di Palembang, merantau sendiri. Tinggal kos bersama teman," ucap Jendi.

"Di sana [Palembang], saya diperkenalkan olahraga disabilitas. Saya tahu punya bakat di air karena senang berenang. Dulu jarang berenang di kolam, tapi sungai," ucapnya melanjutkan.

Karena sering berenang di sungai, Jendi merasa memiliki bakat berenang secara alami. Ia kemudian terjun ke dunia olahraga sebagai atlet dan bergabung bersama salah satu klub renang di Palembang agar bakatnya semakin terasah dengan baik.

"Saya latihan dengan orang normal [tanpa disabilitas] dan program yang sama. Pernah suatu saat program latihan saya dengan atlet normal dibedakan, saya tidak mau. Dengan berlatih bersama atlet normal, otomatis saya termotivasi untuk mengimbangi kecepatan berenang," ujar Jendi.

Menu latihan Jendi tidak mudah. Ia harus rajin olahraga dan mengatur pola makan untuk membentuk tubuh ideal sebagai perenang.

"Saya tak pernah diet, tapi memang setiap hari harus keluarkan kalori yang banyak. Pukul 5 pagi sudah di dalam air, lalu sore hari pukul 16.00-19.00. Lalu ada latihan di gym, tapi tidak boleh banyak," ungkap Jendi.

"Karena badan walau six pack,harus tetap lentur. Kalau kaku, akan merusak gaya renang. Makan tidak diet, tapi jaga makanan yang penting baik untuk tubuh kita."

Prestasi dan Pensiun

Usai berlatih renang selama bertahun-tahun dengan keadaan yang terbatas, Jendi akhirnya berhasil meraih prestasi perdana tingkat nasional. Prestasi tersebut ia dapatkan dalam ajang Pekan Paralimpik Nasional pada 2012.

"Di ajang itu dapat dua emas, satu perak, dan satu perunggu. Tahun itu juga masuk tim nasional," tutur Jendi.

"Lalu di kejuaraan internasional pertama itu ASEAN Para Games yang hingga kini saya sudah mengumpulkan lima emas. Saya juga mendapat satu emas, satu perak, dan satu perunggu dalam kejuaraan di Berlin pada 2018," tuturnya kembali.

Menurut Jendi prestasi-prestasi yang ia raih tidak sekadar buah dari latihan dan usaha, tetapi juga berkat doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Perasaan setelah mendapat medali itu rasanya 'wow'. Suatu kebanggaan," ujarnya

Meski masih aktif menjadi atlet, Jendi sudah mempersiapkan diri untuk mentas dari kolam dan mempersiapkan masa depan dengan bekal yang didapat dari pemerintah.

"Saya dapat kabar bahwa pada 26 September dipanggil ke Jakarta untuk daftar PNS [Pegawai Negeri Sipil] hasil dari prestasi di ASEAN Para Games kemarin. Bonus harus rajin ditabung. Harus kerja keras, konsisten, dan berdoa," sambung dia.

Tahun ini, Jendi bakal kembali berupaya mengibarkan bendera Merah Putih pada perhelatan Asian Para Games 2018, turnamen olahraga disabilitas terbesar di Asia yang dimulai pada 6 sampai 13 Oktober. (map/jun)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER