Jakarta, CNN Indonesia -- Terhalang aturan menggunakan jilbab di cabang judo,
Miftahul Jannah menyatakan tetap setia menggeluti dunia olahraga dengan banting setir menggeluti catur.
Miftah menyatakan keinginannya menjadi pecatur pada saat konferensi pers bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi di Gelora Bung Karno, Selasa (9/10), terkait pelarangan tampil di Asian Para Games 2018.
Atlet asal Aceh itu mengaku tidak asing dengan catur karena sudah diajarkan orang tuanya ketia ia masih berusia empat tahun. Miftah juga mengatakan pernah meraih prestasi di olahraga asah otak tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hobi yang sangat Miftah cintai itu catur. Catur itu bagai sahabat buat Miftah, jadi Miftah ingin mengabdi lagi kepada catur," akunya.
Miftah juga menolak kembali tampil di cabang judo meski kelak aturan yang melarang seorang atlet judo menggunakan hijab atau penutup kepala dihilangkan.
"[Balik lagi ke judo?] Enggak. Miftah berkomitmen berusaha menjadi atlet catur meskipun banyak rintangan tapi Miftah akan lewati," sebut Miftah.
Miftah juga mengaku memang sengaja ingin tetap tampil di cabang judo Asian Para Games 2018 meski sudah tahu ada aturan larangan menggunakan penutup kepala.
"Miftah kira aturan itu masih bisa diubah. Enggak kecewa [karena tidak jadi tampil], karena itu prinsip Miftah. Rasa kecewa itu tertutupi keyakinan Miftah, karena buat Miftah keyakinan itu di atas segala-galanya," terangnya.
Perempuan yang terjun di kelas -52 kilogram itu batal tampil di Asian Para Games, Senin (8/10), karena menolak melepas kerudung, yang bertentangan dengan aturan cabang olahraga
blind judo yang terdapat dalam IBSA [International Blind Sport Federation] dan IJF [International Judo Federation].
(ttf/nva)