Empat Keuntungan Bima Sakti Jadi Pelatih Timnas Indonesia

Tim | CNN Indonesia
Kamis, 18 Okt 2018 17:32 WIB
Pengangkatan Bima Sakti sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia menggantikan nama Luis Milla yang belum jelas keberadaannya diklaim bisa membawa keuntungan.
Bisa Sakti bisa memberikan banyak keuntungan untuk Timnas Indonesia jika jadi pelatih kepala. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengangkatan Bima Sakti sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia menggantikan nama Luis Milla yang belum jelas keberadaannya diklaim bisa lebih membawa sejumlah keuntungan.

Persiapan Timnas Indonesia yang akan berjuang di Piala AFF 2018 dalam kondisi yang memprihatinkan. Kurang dari sebulan sebelum Piala AFF 2018 digelar pada 8 November sampai 15 Desember mendatang, Timnas Indonesia belum juga memiliki pelatih kepala.

Padahal persiapan Evan Dimas dan kawan-kawan bisa lebih maksimal jika memiliki pelatih kepala. Karena itu banyak desakan muncul agar PSSI segera membuat keputusan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apalagi PSSI sudah 'menyaksikan sendiri' kalau Milla yang semula dijadwalkan terbang dari Spanyol pada Rabu (17/10) malam urung berangkat. 

Berbagai pihak meganggap Bima yang menjadi asisten Milla dinilai layak untuk dipromosikan dan diangkat menjadi pelatih Timnas Indonesia. Hasil uji coba dalam tiga pertandingan terakhir menjadi salah satu faktornya.

Dalam tiga pertandingan persahabatan belakang yang merupakan FIFA matchday, Bima sukses memberikan dua kemenangan dan sekali imbang untuk skuat Garuda.

Kepemimpinan Bima Saktu membawa Timnas Indonesia meraih dua kemenangan dan sekali imbang dalam tiga laga terakhir.Kepemimpinan Bima Saktu membawa Timnas Indonesia meraih dua kemenangan dan sekali imbang dalam tiga laga terakhir. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Dalam perbincangan bersama CNNIndonesia.com, pengamat sepak bola nasional Supriyono menuturkan beberapa keuntungan bagi Timnas Indonesia jika mengangkat Bima sebagai pelatih kepala.

Pasalnya, mengangkat pelatih baru dianggap lebih riskan dan bisa memunculkan berbagai risiko untuk Tim Merah Putih di Piala AFF 2018 nanti. Salah satunya mengatur kondisi pemain untuk bisa sampai ke puncak permainan pada November nanti.

Berikut sejumlah keuntungan Bima Sakti menjadi pelatih Timnas Indonesia:

1. Paham Konsep Bermain

Waktu yang mepet dengan pelaksanaan Piala AFF 2018 membuat PSSI tidak memiliki banyak pilihan untuk memilih pelatih lain. Nama Bima Sakti menjadi satu-satunya yang bisa ditunjuk untuk diangkat sebagai 'nakhoda' Timnas Indonesia.

Daripada menunggu Luis Milla yang belum jelas, lebih baik mengangkat Bima Sakti jadi pelatih.Status Luis Milla masih belum jelas sampai saat ini. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Pelatih kelahiran Balikpapan itu sudah hampir dua tahun belakangan bersama Milla sebagai asisten pelatih. Dengan melihat aspek tersebut, Bima dianggap sudah paham dengan konsep dan taktik Timnas Indonesia, materi latihan, komposisi pemain, hingga hapal pemilihan pemain saat pertandingan.

Bima menjadi satu-satunya pelatih yang tahu bagaimana meracik dan menyajikan permainan Timnas Indonesia, di luar Milla.

2. Lebih Bebas Menerapkan Taktik

Tidak dipungkiri dengan status sebagai caretaker membuat Bima tidak begitu bebas dalam menerapkan taktik dan startegi bermain. Karena Bima seperti dalam bayang-bayang Milla.

Karena itu tidak heran selama Milla berada di Spanyol, Bima harus lebih dulu berkomunikasi dengan pelatih 52 tahun tersebut, baik mengenai pemilihan pemain atau cara bermain. Hal itu tidak lain karena Bima masih menghormati dan menganggap Milla sebagai atasannya.

4 Keuntungan Bima Sakti Jadi Pelatih Timnas IndonesiaBayaran Bima Sakti diperkirakan tidak akan semahal Luis Milla. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah)
Tetapi kondisi akan berbeda apabila pelatih 42 tahun itu menjadi pelatih definitif. Dengan menyandang label sebagai pelatih kepala, Bima akan lebih leluasa menyusun strategi jitu untuk Tim Merah Putih.

Supriyono menuturkan dalam komunikasinya dengan Bima, pelatih yang juga mantan pemain Persema Malang itu ingin maksimal dalam melatih. Itu artinya Bima ingin kejelasan, menjadi pelatih kepala atau tetap sebagai asisten di Piala AFF 2018.

Dengan jadi pelatih, Bima diperkirakan akan lebih tenang dalam menerima kritikan jika hasil tidak maksimal diraih Timnas Indonesia nantinya. Karena apa yang terjadi di Timnas Indonesia merupakan tanggung jawab dia sepenuhnya.

3. Pemain Bisa Menghormati Bima Sakti

Tidak ada lagi kesenjangan antara pemain dengan Bimaselama menjadi pelatih sementara. Supriyono melihat para pemain Timnas Indonesia bisa menerapkan strategi yang diinginkan Bima dalam tiga laga uji coba terakhir dengan hasil dua kali menang dan sekali imbang. Kondisinya tentu akan lebih baik lagi jika Bima diangkat secara resmi sebagai pelatih tetap.

Para pemain senior Timnas Indonesia bisa menghormati Bima Sakti.Para pemain senior Timnas Indonesia bisa menghormati Bima Sakti. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Setelah Asian Games 2018, Bima memanggil sejumlah pemain senior, baik pemain baru maupun pemain lama. Seperti: Boaz Solossa, Bayu Pradana, Rizky Rizaldi Pora, kiper Muhammad Ridho, Fachruddin Aryanto, Alfin Tuasalamony, Riko Simanjuntak, Dedik Setiawan, Alfath Fathier, hingga Esteban Vizcarra. Seluruh pemain-pemain itu bisa mengikuti arahan Bima.

Nama besar Bima sebagai pemain bisa menjadi faktor para pemain itu untuk tunduk terhadap instruksi mantan pemain Timnas Indonesia Primavera tersebut. 

4. Bima Sakti Tak Semahal Luis Milla

Ketika tarik-ulur Luis Milla dengan PSSI terjadi ada terselip isu soal gaji pelatih asal Spanyol itu. PSSI disebut-sebut ingin menurunkan gaji Milla pada kontrak barunya nanti karena tidak bisa memenuhi target mencapai semifinal Asian Games 2018. Tetapi Milla tidak ingin itu terjadi.

Jika PSSI mengangkat Bima jadi pelatih, badan sepak bola Indonesia itu tentu akan lebih banyak melakukan penghematan. Karena gaji bulanan Bima tentu tidak sebesar Milla yang konon lebih dari Rp1 miliar.

Hanya saja Supriyono tidak membantah dalam benaknya masih ingin Milla berada dalam jajaran tim pelatih Timnas Indonesia. Pasalnya, pelatih kelahiran Teruel itu bisa memberikan dampak besar terhadap sepak bola Indonesia.

Supriyono menyebut wawasan bermain para pemain meningkat dan semakin menunjukkan progres selama hampir dua tahun ditangani Milla. Level permainan dan kecerdasan pemain juga mengalami kemajuan.

Yang tidak kalah penting, Milla menjadi salah satu aktor penyeragaman Filosofi Sepak Bola Indonesia (Filanesia) di Tanah Air. Tujuan dari kurikulum ini adalah mendapatkan konsep bermain sepak bola yang sama dengan postur atau kualitas pesepakbola Indonesia di semua jenjang. (sry/har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER