Jakarta, CNN Indonesia -- Sekjen
PSSI Ratu Tisha Destria menegaskan pihaknya sudah memantau potensi praktik suap dan pengaturan skor di
Liga Indonesia sejak tahun lalu. Isu suap yang tengah santer diduga terjadi di Liga 2 juga masuk dalam penelitian tim Genius Sports Group.
Baru-baru ini rumor pengaturan skor di Liga 2 tengah marak diperbincangkan di media sosial. Laga Aceh United lawan PSMP Mojokerto di Stadion Cot Gapu, Bireuen, pada Senin (19/11) jadi pertandingan yang paling disorot publik.
Rekaman video pertandingan yang beredar di media sosial memang terlihat janggal, terutama eksekusi penalti yang melenceng lebih dari dua meter dari sasaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PSMP Mojokerto yang tertinggal 2-3 punya peluang untuk menyamakan skor lewat penalti pada menit ke-87. Namun, Krisna Adi, yang ditunjuk sebagai eksekutor gagal menunaikan tugasnya. Yang jadi perdebatan, tendangannya melenceng hingga dua meter dari gawang lawan.
 Sejumlah pemain Persib Bandung juga sempat dirumorkan terlibat suap saat melawan PSMS Medan. (ANTARA FOTO/Yusran Uccang) |
Kendati demikian, Ratu Tisha meminta masyarakat untuk memberikan laporan dan tidak memicu gosip tak sedap di media sosial.
"Kita harus membiasakan diri untuk tidak bergosip, namun benar-benar menginvestigasi ini secara menyeluruh. Jadi kami mohon apabila ada apapun yang perlu dilaporkan, itu akan sangat bermakna untuk PSSI melakukan investigasi lebih lanjut," kata Ratu Tisha kepada
CNNIndonesia.
com, Rabu (21/11).
Tisha menjelaskan, PSSI telah bekerjasama dengan Genius Sports Group untuk memantau potensi adanya praktik suap dan pengaturan skor di Liga Indonesia.
"Kami tidak bisa bekerja sendirian, harus ada pihak-pihak yang membantu kami. Selama setahun terakhir, [pertandingan sepak bola Indonesia] telah dipantau Genius Sports Group dan PSSI. Bukan hanya pertandingan yang jadi pergunjingan, tetapi juga yang menurut kami ada kecurigaan dan akhirnya kami tindaklanjuti," ujar Tisha.
Genius Sports Group merupakan kelompok yang menjalin hubungan profesional dengan liga dan badan olahraga, untuk membantu mereka mengontrol data, termasuk hal-hal terkait sportivitas dalam pertandingan.
Tisha mengatakan isu pengaturan skor bukan hal yang mudah untuk disimpulkan dan diumumkan ke publik. Apalagi, lanjut dia, isu tersebut masih bersifat 'katanya'.
 PSSI mengklaim sudah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk memerangi potensi pengaturan skor. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
"Ayo hilangkan budaya gosip dan mari kita perangi pengaturan skor. Hal-hal mengenai peperangan terhadap match fixing dilakukan PSSI bersama sebagai anggota AFC [Konfederasi Sepak bola Asia], khususnya di Asia. PSSI menjadi bagian dari itu yang tidak terpisah dari program
AFC Match Integrity," ucap dia.
"Sejak tahun akhir 2017 kemarin kami bekerja sama dengan Genius Sport untuk melakukan laporan yang bersifat siaran langsung terhadap pertandingan-pertandingan yang diduga tidak wajar. PSSI secara spesifik kerja sama dengan Genius Sport untuk memantau pertandingan di seluruh kompetisi dan itu telah berjalan selama setahun. Laporan-laporan pertandingan tadi lalu PSSI konsultasikan ke AFC," ucapnya melanjutkan.
Lebih lanjut, Tisha menyampaikan PSSI tidak bisa bekerja sendirian atau hanya berdua dengan AFC.
"Karena esensinya adalah sepak bola ini milik kita bersama. Jadi, apabila ada laporan yang masuk atau bukti-bukti yang cukup dan bisa mendukung PSSI dalam investigasi lanjutan, silakan dilaporkan kepada PSSI. Dan kami akan menindaknya secara tegas apabila hal itu terbukti," ujar Tisha.
(map/ptr)