Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Operasional Pusat Pengelola Kawasan (PPK) Gelora Bung Karno (GBK) Gatot Tetuko menyebut kondisi SUGBK aman setelah rumor SUGBK retak saat
Persija Jakarta memastikan gelar juara
Liga 1 2018, Minggu (10/12) beredar.
Dalam video yang beredar di dunia maya, sejumlah penonton yang ada di tribune bawah meminta penonton di tribune atas untuk tidak lagi loncat-loncat. Para penonton yang ada di bawah menunjuk bagian bawah tribune atas yang terlihat seperti mengalami keretakan.
Menanggapi hal tersebut, Gatot memastikan kondisi SUGBK dalam keadaan yang aman. Retakan yang terlihat merupakan bagian dari dilatasi bangunan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan, itu namanya dilatasi bangunan.
Sengaja di desain untuk pengamanan terhadap getaran vertikal atau horisontal," kata Gatot kepada CNNIndonesia.com, Selasa (11/12).
Dilatasi adalah sebuah sambungan atau pemisahan pada bangunan. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi terhadap terjadinya pergeseran tanah atau gempa bumi tidak menimbulkan keretakan atau putusnya sistem struktur bangunan tersebut.
Dilatasi bangunan di SUGBK, lanjut Gatot, dibuat di empat kolom atau sepanjang enam meter di setiap kolomnya. Masing-masing dilatasi diperkirakan Gatot mencapai panjang 24 meter.
Pada laga Persija lawan Mitra Kukar, kuota tiket 69 ribu yang disediakan panpel Persija habis terjual. Dengan kondisi stadion yang penuh oleh Jakmania, Persija berhasil memastikan juara dengan kemenangan 2-1 di akhir pertandingan.
[Gambas:Instagram]Suasana di sepanjang laga terbilang kondusif. Saat Persija dipastikan jadi juara, mayoritas penonton tetap berada di tribune dan tidak turun ke lapangan.
SUGBK dibangun pada 1960 sebagai persiapan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Asian Games 1962. Kala itu SUGBK mampu menampung 110 ribu orang.
Setelah 55 tahun berdiri, pada 2017 lalu stadion terbesar di Indonesia itu baru mengalami renovasi besar-besaran menyambut Asian Games 2018. Renovasi yang salah satunya membuat perubahan pada kursi-kursi tribune membuat kapasitasnya kini hanya mencapai sekitar 77 ribu penonton.
"Kondisinya aman, sesuai dengan rekomendasi yang diberikan PU-PR [Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat]," ujar Gatot.
(ttf/ptr)