Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Komite Eksekutif
PSSI Johar Lin Eng disebut sebagai terduga
pengaturan skor oleh Polda Metro Jaya pada Kamis (27/12).
Johar ditangkap tepat pukul 10.12 WIB di Area Kedatangan Lanud Halim, usai melakoni perjalanan dari Solo. Berdasarkan informasi yang diterima
CNNIndonesia.com, penangkapan tersebut berjalan tanpa kendala.
Dilansir dari berbagai sumber, Johar sudah malang melintang di dunia sepak bola Indonesia. Pada 2015, ia termasuk salah satu jajaran dari 17 Komite Tetap PSSI. Saat itu, ia menjabat sebagai Anggota Komite Kompetisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah masa jabatannya, Johar mengundurkan diri pada Mei 2016. Ia mundur karena mendapat desakan dari anggota Asosiasi Provinsi (Asprov) Jawa Tengah.
Para anggota Asprov Jateng meminta Johar fokus menangani sepak bola Jateng ketimbang bergabung dalam PSSI Pusat yang tak bisa menjalankan roda organisasi lantaran sanksi pembekuan PSSI. Johar mengikuti jejak Gusti Randa, anggota Exco yang sebulan lebih dulu meletakkan jabatannya pada April 2016.
 Mantan Ketua Askab PSSI Banjarnegara sempat membocorkan telah memberikan suap kepada Anggota Exco PSSI Johar Lin Eng. (CNNIndonesia/Titi Fajriah) |
Setahun kemudian, Johar terpilih menjadi anggota Exco PSSI bersama Dirk Soplanit, Very Mulyadi, Juni Ardianto Rahman, Pieter Tanuri, AS Sukawijaya, Condro Kirono, Yunus Nusi, Gusti Randa, Refrizal, Hidayat, dan Papat Yunisal. Mereka berada dalam kepengurusan Ketua PSSI Edy Rahmayadi.
Nama Johar mulai ramai dibicarakan publik sepak bola sejak mantan Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Banjarnegara yang juga Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono mengaku pernah diminta uang oleh Johar untuk menjadi tuan rumah Liga 3.
Johar juga dituduh menjadi perantara dengan mafia sepak bola berinisial Mr P. Pengakuan itu dilontarkan Budhi dalam program acara talkshow Mata Najwa yang disiarkan secara langsung melalui stasiun televisi Trans7 pada Rabu (9/12).
"Waktu itu saya ditawari oleh Asprov Pak Johar Lin Eng agar Banjarnegara menjadi tuan rumah untuk 32 besar Liga 3 2018."
"Tapi dimintakan uang sebesar Rp500 juta. Kalau saya catat, dalam waktu enam bulan itu saya total mengeluarkan Rp1,3 miliar," kata Budhi.
(map/bac/har)