Jakarta, CNN Indonesia --
Air beriak tanda tak dalam, air tenang menghanyutkan.Orang yang banyak bicara biasanya pembohong tiada berilmu. Orang yang pendiam, biasanya berilmu jadi jangalah dianggap enteng.
Begitu peribahasa yang sering didengar. Orang yang banyak membual memang lebih mudah memancing perhatian dan rasa kesal. Mereka juga mudah untuk jadi sasaran tertawaan. Namun dalam dunia bela diri, terutama tinju, orang-orang inilah yang kemudian memainkan peranan besar terhadap sukses olahraga tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muhammad Ali jadi nama besar yang sukses membuat tinju jadi pusat perhatian. Muhammad Ali juga jadi petinju yang namanya dikenal di seluruh penjuru dunia. Apakah ia rendah hati? Tidak. Muhammad Ali sombong bukan kepalang. Ia adalah raja sesumbar dan sering melakukan serangan verbal alias
trash talk kepada lawan-lawannya.
"It's hard to be humble, when you're as great as I am."
"(Sulit untuk bersikap rendah hati, ketika dirimu sehebat saya)"
 Muhammad Ali tanpa ragu dan bangga mengatakan bahwa dirinya layak untuk menyombongkan diri. (Action Images / MSI/File Photo via Reuters) |
Sebuah pernyataan yang sombong, namun sangat menarik untuk dikenang, dikutip, dan tentunya dibaca serta didengarkan.
Muhammad Ali melengkapi kedahsyatan pukulan dan kecepatan di atas ring dengan kalimat-kalimat bombastis yang membuatnya bagai raja. Tak tersentuh. Selalu benar.
"Jika dirimu ingin kehilangan uang, maka jadilah orang bodoh dan bertaruh untuk Sonny, namun bila dirimu ingin mendapatkan hari yang baik, maka taruhlah pada Clay [nama Muhammad Ali sebelumnya]," kata Muhammad Ali sebelum ia mengalahkan Liston.
Kalimat-kalimat bualan Muhammad Ali juga kemudian abadi, seolah terus terngiang hingga beberapa dekade kemudian.
Dari Hopkins Hingga Naseem HamedSetelah era sesumbar Muhammad Ali,
trash talk dan saling serang lewat kalimat jadi hal yang biasa di dunia tinju. Mike Tyson, Bernard Hopkins, Naseem Hameed, David Haye, dan Floyd Mayweather Jr. sederet kecil dari sejumlah petinju yang senang melakukan serangan verbal terhadap lawannya.
Mike Tyson pernah mengungkapkan bahwa dirinya akan memakan anak Lennox Lewis jelang laga perebutan gelar juara dunia tinju pada 2002 silam.
Bernard Hopkins punya cerita lain. Ia jadi pemberitaan media massa setelah melempar bendera Puerto Riko dalam persiapan laga melawan Felix Trinidad. Hopkins melakukannya bukan di Amerika Serikat, melainkan di Puerto Riko.
Momen itu membuat kemarahan besar terjadi. Dikutip dari
LA Times, 100 polisi, bodyguard, dan barikade tidak bisa menghalangi kemarahan massa. Hopkins harus berjuang dan melakukan lompatan ke bawah dengan tinggi sekitar delapan kaki hingga akhirnya ia mencapai ruang aman.
 Bernard Hopkins pernah jadi sasaran kemarahan lantaran mengejek Felix Trinidad. (TIMOTHY A. CLARY / AFP) |
Apakah momen mengerikan itu membuatnya kapok? Tidak sama sekali.
"Saya sudah melihat lebih banyak kerusuhan dan lebih banyak hal gila dalam keseharian saya dibandingkan yang saya lihat di San Juan."
Hopkins bahkan terus membuat suasana jelang pertarungan panas. Ia meledek rakyat Puerto Riko yang menaruh kepercayaan besar pada Trinidad.
"Mereka bisa meminta Tuhan mereka [Trinidad], atau apapun julukan yang melekat padanya. Katakan padanya untuk datang dan bertarung, namun saya tahu, begitu laga berakhir, Trinidad mungkin tidak bisa kembali ke rumah."
"Mereka [rakyat Puerto Riko] mungkin tidak akan membiarkannya kembali [usai kalah dari saya].... Mari kita lihat apakah Felix Trinidad dibolehkan pulang ke negara yang berkata mencintainya. Saya jamin, mereka akan memperlakukan Trinidad seperti anjing rabies," kata Hopkins.
Naseem Hamed adalah fenomena lain seorang
trash talker. Bila Muhammad Ali merangkai kalimat indah dengan kelincahan dan sengatan mematikan di atas ring, bila Mike Tyson menggabungkan serangan verbal dengan kekuatan pukulan, maka hal yang berbeda ditunjukkan oleh Naseem Hamed.
Naseem Hamed adalah petinju yang dengan mudahnya meremehkan lawan lewat serangan-serangan verbal yang diucapkan. Aksi Naseem Hamed makin terlihat mengesalkan karena gaya bertarungnya yang unik.
Naseem Hamed sering berhadapan dengan posisi tangan di bawah, seolah mengabaikan serangan lawan yang akan datang. Dengan celana yang warna-warni, bahu yang bergoyang-goyang, Naseem Hamed adalah salah satu petinju yang tak akan bisa dilupakan dari sejarah tinju.
 Mulut besar tak harus selalu datang dari petinju berbobot besar. Naseem Hamed tetap percaya diri dengan mulut besarnya meski badannya kecil. (SEAN DEMPSEY / PA / AFP) |
Dengan segala tingkah konyol yang membuatnya seperti badut di atas ring, Naseem Hamed sejatinya punya rekor bertarung yang menakutkan. Segala kekonyolan Naseem Hamed, baik dari perkataan maupun perbuatan, seolah bisa membuat lawan terprovokasi dan lengah sehingga akhirnya mereka terkapar
Naseem Hamed mencatatkan rekor 36 (31 KO)-1-0 dalam kariernya. Satu-satunya kekalahan dalam kariernya datang dari Marc Antonio Barrera.
"Kevin Kelly malam ini melihat
skill dari seorang Pangeran. Kekuatan, kecepatan, kemampuan, oh Tuhan, sayalah yang terbaik di dunia ini," ucap Naseem Hamed usai menalukkan Kevin Kelly dalam laga perdananya di Amerika Serikat.
Kejatuhan Mike TysonBerbicara besar dan kasar serta mengumpat lawan mungkin berguna untuk meruntuhkan mental lawan. Namun kalimat-kalimat itu juga akan jadi serangan balik yang lebih telak ketika kemenangan tak dapat di tangan.
Mike Tyson sama sekali tidak menganggap James Buster Douglas sebagai sosok yang berbahaya. Alih-alih memandang sebelah mata, Tyson justru sama sekali tidak melihat Douglas jelang laga ini.
Tyson bahkan sudah berkomentar tentang kehadiran Evander Holyfield yang bakal jadi calon lawan Tyson usai laga lawan Douglas. Holyfield memang datang langsung menyaksikan laga ini.
"Hal itu tak mengganggu saya karena dia tak akan bisa menang," ucap Tyson, seperti dikutip dari
NY Times.
 Mike Tyson menelan kekalahan perdana di tangan James Buster Douglas. (TORU YAMANAKA / AFP) |
Tyson meremehkan Douglas bukan hanya dari komentar-komentar yang ia ucapkan, melainkan juga dari tindakan yang ia lakukan. Tyson sudah ada di Jepang sebulan jelang pertarungan, namun kegiatannya lebih sering diisi dengan senang-senang, termasuk dengan melakukan seks.
"Selain melakukan seks dengan pelayan, saya juga melakukan seks dengan gadis yang sempat berhubungan dengan saya saat saya terakhir kali di Jepang. Robin [istri Tyson] pergi belanja dan saya akan turun ke bawah ke belakang, tempat gadis muda ini memiliki ruangan. Begitulah latihan saya untuk menghadapi Douglas."
"Saya tidak menganggap Buster Douglas menghadirkan banyak tantangan. Saya bahkan tak tergerak untuk melihat video rekaman pertarungannya. Saya bisa dengan mudah mengalahkan setiap orang yang bisa memukul KO dirinya," kata Tyson dikutip dari
The Guardian.
Setelah dinyatakan KO di ronde ke-10, barulah Tyson menyadari kesalahannya, kekeliruannya, dan kesombongannya. Statusnya sebagai petinju terhebat tak lagi sama. Sudah ada satu noda kekalahan di dalam kariernya.
"Ketika saya mengalahkan Jose Ribalta, Tony Tucker dan Tonny Tubbs, saya tidak dalam kondisi terbaik, namun saya masih mampu mengalahkan mereka. Saya merasa hal itu bisa terus berjalan setiap saat."
"Kali ini, saya mendapat lawan yang salah untuk menerapkan kebiasaan itu. Douglas mempersiapkan diri dengan sangat baik, namun dia tidaklah mengalahkan Mike Tyson. Dia mengalahkan seorang petinju yang tidak dalam kondisi terbaik dan tidak bersiap dengan serius menghadapi laga ini," ujar Tyson seperti dikutip dari
LA Times.
 Mike Tyson sempat sesumbar dalam laga lawan Lennox Lewis namun akhirnya kalah. (Jesse Grant/Getty Images for The Exchange/AFP) |
Tyson mendapat sorotan tajam usai kekalahan itu. Nama besarnya mulai pudar. Meski terus mencoba kembali, Tyson tak lagi benar-benar mencapai puncak karena kalah dari Evander Holyfield dan Lennox Lewis pada laga penting di fase karier Tyson setelah itu.
Sesumbar Tyson kembali tak terbukti pada laga lawan Lewis. Ia sempat melontarkan kalimat fenomenal bahwa ia akan memakan anak Lennox Lewis. Namun pada akhirnya Tyson terkapar dan puncak dunia tak pernah lagi bisa digapai olehnya.
Di luar Tyson, ada pula banyak petinju yang harus menelan kembali kata-kata dan sesumbar yang sudah ia ucapkan. David Haye adalah salah satu petinju yang harus kembali menelan bulat-bulat kata-katanya.
"Sungguh menyenangkan melihat robot ini mulai malfungsi," ucap Haye mengejek Wladimir Klitschko yang gaya bertinjunya sering disebut kaku, dikutip dari
Mirror.
"Klitschko bersaudara seharusnya saling berhadapan lebih dulu, dan pemenangnya berhadapan dengan saya."
"Jika dia tak mau bertarung lawan saya, katakanlah. Katakan "Saya tak mau bertarung melawan David, saya sudah semakin tua," ujar Haye mengejek Vitali Klitschko.
Saat bertarung lawan Wladimir pada 2011, Haye akhirnya kalah angka dari Wladimir.
Fenomena Mayweather Jr.Mayweather Jr. adalah contoh ideal di masa kini tentang petinju bermulut besar. Ia pandai memainkan kata, mengulur waktu, kemudian bertarung ketika momen dirasanya sudah tepat dan menguntungkan untuknya.
Mayweather Jr. mirip Muhammad Ali dalam kepercayaan diri meskipun gaya bertarungnya yang defensif membuatnya tak memiliki cinta dari dunia sebesar cinta yang didapat oleh Muhammad Ali.
Mayweather Jr. sering menjadikan kekayaannya sebagai dasar untuk menyombongkan diri, terlepas dari kemampuan bertahan-nya yang terbilang nyaris sempurna di dunia tinju.
Mayweather Jr. adalah wujud sebuah kesombongan yang hakiki. Ia penuh percaya diri, tinggi hati, dan selalu berbangga diri. Kesombongan Mayweather Jr. tidak hanya terjadi saat ia benar-benar di puncak dunia, melainkan sudah ada sejak ia masih terus berjuang mendapatkan nama besar.
"Kenapa saya harus menandatangani kontrak seperti itu? Itu adalah bayaran seorang budak," kata Mayweather Jr. tentang tawaran kontrak siaran untuk tujuh laga senilai US$12,5 juta pada 1999 dikutip dari ESPN.
 Status tak terkalahkan dan gaya bertinju yang dianggap membosankan justru jadi nilai jual Floyd Mayweather Jr. (REUTERS/Steve Marcus) |
Kesombongan Mayweather Jr. terbukti karena kemudian pada akhirnya ia bisa mendapatkan US$100 juta dalam satu kali laga.
Mayweather Jr. juga sadar bahwa dirinya sudah dianggap sebagai 'musuh utama' di dunia tinju karena rekor tak terkalahkan miliknya plus gaya tarung yang defensif dan dinilai membosankan.
"Kalian harus memiliki musuh, dan mereka selalu menganggap saya sebagai musuh utama. Saya sudah terbiasa dengan itu dan hal itu membuat saya bekerja lebih keras dan bertarung lebih keras," tutur Mayweather Jr,
Mayweather Jr. bahkan tak silau dengan nama besar petinju legendaris macam Muhammad Ali.
"Ali adalah petarung yang hebat, namun saya lebih baik. Sugar Roy Robinson adalah petarung yang hebat, namun saya lebih baik."
"Saya angkat topi untuk Ali, namun saya tentu saja tidak menjalani tinju selama 40 tahun untuk mengatakan bahwa ada petinju lain yang lebih baik dari saya," ujar Mayweather Jr.
Mayweather Jr. bisa dibilang merupakan benteng terakhir popularitas tinju saat ini. Meski statusnya petinju pensiun, bila Mayweather Jr. memutuskan kembali untuk bertarung, maka ia akan dengan mudah menarik minat dunia untuk menyaksikannya.
 Floyd Mayweather Jr. bisa dengan mudah menjual pertarungan dirinya dengan harga tinggi. (Rizin FF/Handout via REUTERS) |
Mayweather Jr. selalu ditunggu karena dunia ingin menyaksikan dirinya kalah. Bila ia bertanding dengan tokoh protagonis macam Manny Pacquiao atau Khabib Nurmagomedov, maka nilai jual pertarungan itu punya potensi untuk jadi duel dengan bayaran terbesar di dunia.
Mulut besar tak selamanya mengundang bencana. Juara sejati tak selamanya menyembunyikan taringnya.
Mulut besar di dunia tinju sudah jadi tradisi dan tak akan pernah mati.