Ahmad Bachrain
Ahmad Bachrain
Ayah dari Nashira Bachrain yang selalu tertarik dengan sisi-sisi humanis di balik fenomena keseharian. Sejak kali pertama berkarier di harian olahraga TopSkor, penulis menceburkan diri dalam dunia olahraga, khususnya sepak bola. CNNIndonesia.com kini menjadi tantangan selanjutnya.

Skor Imbang Petahana FC vs Oposisi United di Debat Capres

Ahmad Bachrain | CNN Indonesia
Minggu, 20 Jan 2019 09:28 WIB
Melalui tulisan ini, mari kita sekali-kali 'gila' mengkhayalkan debat perdana yang telah lewat dengan pertandingan sepak bola, olahraga sejuta umat di dunia.
Membayangkan laga sepak bola, Petahana FC vs Oposisi United imbang tanpa gol di debat capres perdana. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejatinya debat capres 2019 jadi arena adu gagasan di panggung. Ibarat pertandingan sepak bola yang adu strategi menampilkan permainan di lapangan dengan tujuan akhir memenangkannya.

Debat adu program pun sejatinya pula ajang mendulang poin 'elektabilitas' terutama dari mereka yang belum menentukan pilihan. 

Kita sebagai rakyat, sebaiknya duduk manis menyaksikan dan jangan terlalu membuat syaraf kepala tegang. Toh tak ada yang peduli juga selain keluarga dan orang dekat jika Anda sampai 'kejang-kejang' bahkan stroke gara-gara kecewa performa paslonnya melempem atau diserang paslon lawan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meminjam istilah paslon 'gadungan' nomor 10 Nurhadi-Aldo (disingkat Dildo), biarkan diri kita tetap menjadi penonton yang 'Maha Asyik' menyaksikan debat pilpres, jangan dibawa stres. Tertawa lepas lah jika Anda secara tak sengaja menyaksikan kekonyolan di panggung debat tersebut.

Melalui tulisan ini pula, mari kita sekali-kali 'gila' mengkhayalkan debat perdana yang telah lewat dengan pertandingan sepak bola, olahraga sejuta umat di dunia.

Sama halnya dengan pertandingan menyepak 'si kulit' bundar, penonton berharap mendapat sajian pertandingan yang atraktif. Dan, tentu saja ada gol yang tersaji di laga tersebut, apalagi kalau yang main adalah dua tim besar.

Sebut saja Paslon 01 yang diwakili Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai tim Petahana FC. Sedangkan Paslon 02--Prabowo-Sandiaga Uno--saya namakan Oposisi United yang notabene skuat penantang juara bertahan. Pertandingan dilangsungkan dalam lima leg, lebih spesial bahkan dari laga Liga Champions yang berlangsung dua leg, kandang dan tandang.

Leg pertama telah dilangsungkan, dan berikut ulasan pertandingan dan analisis tipis-tipis pertandingan kedua tim tersebut.

Sejak awal pertandingan, Petahana FC mencoba bermain sangat berhati-hati menunggu permainan lawan.

Nyaris tiada satu pun kisi-kisi program yang dipaparkan dalam pidato pembuka debat capres perdana bertema Penegakan Hukum, HAM, kontra terorisme, dan pemberantasan korupsi dari Petahana. Serba normatif, text-book datam mengalirkan bola dari setiap lini, belum tampak serangan berarti.

Skor Imbang Petahana FC vs Oposisi United di Debat Capres(CNN Indonesia/Safir Makki)

Terlihat betul Jokowi-Ma'ruf Amin lebih banyak menunggu kelengahan Oposisi United dengan mengandalkan serangan balik: zona marking dan membiarkan dulu lawan menguasai bola.

Dalam fase ini, petahana lebih mirip gaya permainan Manchester United. Ya, performa Setan Merah saat masih ditangani Jose Mourinho 'The Special One' yang malah bikin permainan timnya kala itu jadi kurang spesial.

Di kubu lawan, Prabowo-Sandi langsung memulai inisiatif serangan, dengan prioritas strategi ball possession menekan hingga sepertiga lapangan di pertahanan lawan. Namun, serangan-serangan itu pun terlihat kurang terorganisasi rapi dan mudah dibaca Petahana FC.

Nyaris tak ada program yang coba ditawarkan terkait tema leg pertama meski Prabowo sempat mencuatkan solusi terkait pencegahan dan pemberantasan korupsi di lingkungan abdi negara.

Dia menekankan peningkatan kemakmuran para pengemban tugas negara itu dengan gaji luar biasa untuk menekan korupsi. Meski demikian, masih di tataran permukaan bahkan populis, belum ada serangan tajam membelah pertahanan Petahana FC.

Mungkin mirip permainan penguasaan bola macam Tiki-taka Timnas Spanyol yang sudah basi di Piala Dunia 2018. Berkutat saja di pertahanan lawan tanpa penetrasi mematikan!

Oposisi United pun tampaknya juga tak mau terjebak terlalu asyik menyerang karena beberapa kali counter-attack petahana FC begitu efektif. Mereka langsung melancarkan umpan-umpan jauh ke jantung pertahanan Oposisi United dengan mengandalkan dua lini sayap bermain dengan pola, mungkin 4-4-2 atau 4-4-1-1.

Skor Imbang Petahana FC vs Oposisi United di Debat Capres(CNN Indonesia/Safir Makki)

Memasuki pertengahan babak kedua, permainan agak memanas ketika Oposisi United meningkatkan daya dobrak dengan menambah variasi serangan bukan hanya dari sayap, tapi umpan-umpan terobosan dari tengah.

Pertanyaan yang dijawab seputar tumpang tindih perundang-undangan. Kata kuncinya adalah badan pembinaan hukum nasional sehingga terjadi sinkronisasi peraturan perundang-undangan hingga level Peraturan Daerah dan tak ada lagi tumpang tindih.

Serangan dari umpan terobosan itu pun nyaris membobol gawang Petahana FC! Melenceng tipis di sisi gawang.

Oposisi United kembali menyusun serangan dari lini belakang melalui tengah, kemudian ke depan usai percobaan serangan Petahana FC yang tak terlalu ngotot.

"Ini sulit tapi harus ada kepastian hukum. Kami akan perkuat dengan pakar-pakar hukum yang terbaik untuk melakukan sinkronisasi sehingga tidak ada benturan peraturan," ujar Prabowo.

Ah, serangan kali ini malah sedikit blunder karena mudah sekali diintersep lini tengah Petahana FC. Jokowi-Ma'ruf Amin pun langsung melancarkan serangan balik cepat yang membuat pertahanan lawannya panik.


Jokowi menegaskan punya konsep berbeda. Untuk mengatasi tumpang tindih aturan dia akan menggabungkan fungsi legislasi dalam pusat legislasi nasional.

"Dikontrol langsung oleh presiden, satu pintu sehingga perda-perda di daerah juga harus berkonsultasi ke pusat legislasi nasional. Kedua, kita sederhanakan semuanya jika ada tumpang tindih kita lakukan revisi yang terbaik," ujar Jokowi.

Uhlala! Serangan balik itu nyaris membobol pertahanan Oposisi United. 'Si Kulit Bundar' hanya mencium tiang gawang skuat mereka.

Bola kembali dalam kontrol Prabowo-Sandi meski sempat terjadi kemelut di depan gawang mereka. Oposisi United pun mencoba melakukan serangan lagi dengan mengatakan tak melihat ada perbedaan soal program yang dilontarkan karena itu memang tugas pemerintah.

Sebelumnya pula, Oposisi United juga nyaris kebobolan melalui serangan balik cepat Petahana FC. Tepatnya ketika Prabowo menyinggung ihwal kepala desa yang ditangkap polisi lantaran secara terbuka mendukungnya di pilpres.

Skor Imbang Petahana FC vs Oposisi United di Debat Capres(CNN Indonesia/Safir Makki)

Tengah asyik menyerang, bola langsung disambar di sektor tengah setelah operan yang tanggung. Petahana FC langsung mengarahkan serangan balik di lini sayap.

Namun Jokowi menyerang balik dengan mengungkit kasus Ratna Sarumpaet. Muka bonyok aktivis pendukung Prabowo itu sempat bikin ramai setelah sejumlah politisi termasuk Prabowo sendiri membuat pernyataan Ratna dianiaya orang tak bertanggung jawab, padahal belakangan ketahuan Ratna hanya melakukan operasi plastik. 

Hampir saja Oposisi United kebobolan melalui counter attack Petahana FC.

Di paruh akhir babak kedua, tepatnya saat mulai masuk ke pembahasan disabilitas, permainan kembali monoton. Dua tim tampak belum memiliki kedalaman dalam menyerang: pernyataan soal disabilitas dari mereka normatif.

Petahana sedikit lebih solid dalam bermain menguatkan setiap lini, utamanya di sektor pertahanan. Apalagi ketika Jokowi memamerkan pemerintah memberi bonus medali yang diterima para atlet disabilitas di Asian Para Games sama dengan para atlet di Asian Games 2018, yang cukup membuat Opisisi United seolah kesulitan mencari celah. Namun, kerja sama mereka di lini depan juga kurang begitu padu pada babak ini.

Terlihat ketika Jokowi memberikan kesempatan kepada Ma'ruf Amin untuk memaparkan soal disabilitas sekira dalam waktu 30-an detik. Jawabannya lagi-lagi normatif.

Bahkan Ma'ruf benar-benar kehilangan momentum tersebut secara harfiah ketika memaparkan soal disabilitas. "Bahkan Nabi [Muhammad SAW] saja pernah ditegur Allah...." ujarnya kemudian terpaksa terhenti karena waktu habis!


Padahal, itu umpan silang ciamik dari Jokowi. Langkahnya kalah cepat dengan datangnya bola. Mungkin bisa dimaklumi lantaran ini debut debat bagi Ma'ruf.

Di pengujung babak ketiga soal pemberantasan korupsi dan nepotisme pun tak ada program segar yang ditawarkan. Prabowo kembali menawarkan soal peningkatan kesejahteraan PNS dengan menaikkan tax ratio hingga 16 persen, minimal US$60 miliar untuk meroketkan gaji mereka. Namun, tak dijelaskan lebih gamblang strategi untuk meningkatkan tax ratio.

Solusi tersebut pun bukan lagi barang baru ketika Jokowi sudah memulai menekankan pada merit system alias model remunerasi para pegawai negeri sipil sehingga kerja mereka berbasis kompetensi.

Terlebih, Jokowi memaparkan sistem perekrutan secara transparan berbasis online sehingga meminimalkan potensi nepotisme.
Permainan solid ini pula yang membuat Petahana FC kerap membuat Oposisi United sulit menembus pertahanan lawan. Sayang, Jokowi-Ma'ruf terkesan memainkan negative football. Padahal, penonton ingin melihat gol!

Babak kedua pun usai tanpa satu pun tercipta gol.

Memasuki awal-awal babak berikutnya, permainan yang ditampilkan Petahana FC vs Oposisi United masih monoton saat sesi soal penanggulangan terorisme. Singkat kata, solusi yang ditawarkan masih rata-rata permukaan air, belum menyelam ke kedalaman. Normatif!

Tensi pertandingan sedikit memanas namun menjurus keras memasuki pertengahan babak, tepatnya saat sesi saling lempar pertanyaan soal partisipasi perempuan dalam politik praktis.

Skor Imbang Petahana FC vs Oposisi United di Debat Capres(CNN Indonesia/Safir Makki)

Petahana FC mulai mencoba tanpa kompromi melakukan tekel keras untuk melancarkan serangan balik. Jokowi mempertanyakan sedikitnya kaum hawa dalam kepengurusan partai yang diketuai Prabowo.

Oposisi United lantas mencoba menghentikan serangan-serangan balik itu dengan segala cara. Terutama ketika Jokowi memamerkan di pemerintahannya terdapat sembilan menteri perempuan di pos-pos yang tak kalah strategis.

"Masyarakat bisa menilai menteri yang bapak [Jokowi] tunjuk itu justru yang banyak menimbulkan kerugian. Jangan sekadar perempuan, tapi juga cakap. Kalau hanya perempuan [tapi tidak cakap], apa yg harus dibanggakan?" demikian ujar Prabowo, cara Oposisi United meredam serangan tersebut.

Giliran Oposisi United mendapat kesempatan menyerang. Salah satu poinnya ketika Prabowo-Sandi mempertanyakan soal tumpang-tindih hukum dan kaitannya soal konflik kepentingan karena ada orang-orang partai dari para penegak hukum pada pemerintahan Jokowi.
Jokowi menjawab bahwa tak perlu ada pembedaan antara orang partai dan non-partai dalam kerja-kerja penegakan hukum. Ia mencontohkan Baharuddin Lopa yang pernah menjabat sebagai Menteri Hukum dan Perundang-undangan Indonesia serta Jaksa Agung di era Presiden Abdurrahman Wahid. Mendiang Baharuddin, lanjutnya, saat itu merupakan politisi Partai Golkar, namun sangat berdedikasi menjalankan tugasnya.

Meski demikian, contoh itu agaknya kurang relevan karena di masa pemerintahan mendiang Gusdur masih fase pembenahan termasuk di aspek hukum dan perundang-undangan usai tumbangnya Orde Baru.

Ya, Petahana FC memang kembali mematahkan serangan Oposisi United, namun kali ini tak memaksimalkan counter attack yang efektif. Gagal pula bagi mereka untuk mencetak gol.

Di pengujung laga pun kedua kubu banyak melakukan pelanggaran ketika masuk fase moderator meminta mereka melontarkan kesan respek dan apresiasi terhadap tim lawan.

"Kami tidak punya potongan otoriter kami tidak melanggar HAM, tidak punya rekam jejak kekerasan dan korupsi, Jokowi-Amin mempertaruhkan jabatan reputasi untuk perbaikan bangsa ini," kata Jokowi.

Ketika diminta untuk memberikan pernyataan singkat soal apresiasi terhadap pasangan lawannya, Jokowi enggan berbicara. Begitu pun Ma'ruf Amin.

Prabowo lagi-lagi mengulangi penekanan soal kesejahteraan aparat penegak hukum, tanpa ada satu pun kata-kata apresiasi. Pola serangan minim kreasi di lini depan kembali terulang.

Leg pertama 'pertandingan' debat capres 2019 berakhir tanpa gol, minim kebaruan dari program-program yang dilontarkan kedua Paslon, lebih banyak permainan kata-kata normatif, permainan benar-benar monoton!

Tetap seruput kopi Anda, saksikan empat leg ke depan dan berharap pertandingan jauh lebih atraktif. Terkhusus untuk KPU selaku panpel pertandingan, harap dibuat format agar pertandingan lebih asyik dinikmati dan lebih komprehensif. Tabik!

(stu/stu)
LEBIH BANYAK DARI KOLUMNIS
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER