Jakarta, CNN Indonesia -- Sekjen FAM (Football Association of Malaysia) Stuart Ramalingam mengakui
Liga Malaysia jadi kompetisi yang paling banyak menunggak gaji pemain di Asia.
Stuart membeberkan, sebanyak 60 persen dari jumlah total kasus penunggakan gaji pemain melibatkan empat klub yang saat ini telah dibubarkan. Keempat klub tersebut adalah Hanelang FC, Terengganu City, Kuantan FA, dan Marcerra United.
"Total ada sekitar 10 klub yang masuk dalam daftar catatan buruk kami. Saat ini kami memiliki 262 kasus penunggakan gaji pemain dan ini angka tertinggi di Asia," kata Stuart seperti dikutip
News Straits Times.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Stuart pun menyebutkan, laporan tersebut berdasarkan kasus yang ditangani Komite Status dan Disiplin FAM. Ia tak memungkiri kasus penunggakan gaji pemain bisa lebih besar dari data yang sudah terlapor.
FA Perlis jadi klub yang terancam dikeluarkan dari Liga Primer Malaysia karena menunggak gaji 18 pemain mereka. Namun, presiden klub Datuk Ahmad Amizal Shaifit Ahmad Rafie telah berjanji untuk melunasi seluruh tunggakan.
 Andik Vermansah jadi salah satu pesepakbola Indonesia yang pernah berkarier di Liga Malaysia. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Liga Sepak Bola Malaysia (MFL) dan FAM hanya akan melepaskan dana insentif sebesar RM1 juta [Rp3,4 Miliar] kepada Perlis setelah klub menyelesaikan semua tunggakan dalam tenggat waktu 60 hari.
"Metode yang efektif untuk menghentikan ancaman ini adalah dengan tidak memberikan insentif kepada tim yang berutang uang. Semua tim memiliki batas waktu hingga pertengahan Februari untuk melunasinya atau utangnya akan dikurangkan dari insentif mereka."
"Jika insentif tidak cukup untuk menutupi utang tim, kami akan menghitungnya sehingga mereka yang terkena dampak akan dibayar sesuai dengan jumlah yang terutang," tutur Stuart.
Kasus penunggakan gaji pemain di Liga Malaysia bukan kali pertama terjadi. Pemain Selangor FA yang tidak mau disebutkan namanya pernah mengaku mengalami penunggakan gaji pada 2016 silam.
(jun/ptr)