Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih
Ajax Amsterdam Erik ten Hag menilai hampir tidak ada orang yang percaya timnya bisa menyingkirkan
Real Madrid dari
Liga Champions.
Real Madrid sebagai juara bertahan lebih diunggulkan atas Ajax usai pengundian babak 16 besar, Desember lalu. Prediksi tersebut dibuktikan Madrid dengan menang 2-1 di kandang Ajax di leg pertama, sekalipun tim ibu kota Spanyol tengah dibelit masalah inkosistensi.
Los Blancos juga tetap berada di atas Ajax jelang leg kedua babak 16 besar meski baru saja dua kali kalah dari Barcelona di Bernabeu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi prediksi itu patah saat pertandingan Madrid vs Ajax berlangsung. Madrid mendominasi permainan, namun tim tamu lebih efektif dalam bermain dan bisa menutup laga dengan kemenangan 4-1 lewat gol Hakim Ziyech, David Neres, Dusan Tadic, dan Lasse Schoene. Sementara Madrid hanya membalas lewat Marco Asensio.
Bagi Erik ten Hag, kemenangan di Bernabeu merupakan sejarah untuk Ajax. Pasalnya, kali terakhir De Gudenzonen menang di kandang Madrid terjadi pada November 1995.
 Kali terakhir Ajax menang di kandang Madrid pada 1995 silam. (REUTERS/Susana Vera) |
"Ini adalah kemenangan bersejarah yang sangat penting. Hampir tidak terpikirkan, hampir tidak ada yang percaya itu bisa terjadi," ujar Ten Hag dikutip dari Marca.
"Rencana kami adalah mengambil alih penguasaan bola dan membuat Real Madrid tidak nyaman dalam bermain," Ten Hag menambahkan.
Pengakuan Ten Hag, kemenangan Frenkie de Jong dan kawan-kawan atas Los Merengues karena bagus dalam transisi bermain. Tiga dari empat gol Aja ke gawang Thibaut Courtois tercipta dari proses serangan balik yang apik.
"Kami tampil sangat baik dalam masa transisi dan bertahan dengan luar biasa. Anak-anak tampil fantastis dan saya sangat senang untuk Ajax dan sepakbola Belanda," tutur ten Hag.
(sry/jal)