Hanoi, CNN Indonesia -- Pelatih
Timnas Indonesia U-23 Indra Sjafri curhat secara terbuka kepada wartawan tentang kondisi Garuda Muda setelah gagal di Grup K
Kualifikasi Piala Asia U-23 2020.
Ajakan diskusi dari Indra, Senin (25/3), di hotel tempat para pemain Timnas Indonesia U-23 terasa sedikit mengejutkan karena sesuatu yang tidak biasa bagi para wartawan. Selama ini Indra dikenal irit bicara tentang persiapan tim.
Di hadapan sejumlah awak media yang meliput langsung Timnas Indonesia U-23 di Vietnam, termasuk
CNNIndonesia.com, Indra curhat terkait banyak hal. Terutama masalah kritikan dari netizen usai Timnas Indonesia U-23 dipastikan gagal ke putaran final Piala Asia U-23 karena dikalahkan Vietnam, Minggu (24/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di media sosial ramai kecaman terhadap Timnas Indonesia U-23 yang gagal mencapai target dari PSSI untuk lolos ke putaran final. Netizen melancarkan serangan kepada individu pemain, seperti Egy Maulana Vikri. Indra juga tidak luput dari tekanan ini.
Beberapa masalah yang muncul sebelum Timnas Indonesia U-23 berlaga kembali diungkap. Seperti absennya Todd Rivaldo Ferre atau Ezra Walian yang gagal bermain di Vietnam karena tidak bisa memenuhi persyaratan FIFA.
 Indra Sjafri membantah semua tudingan netizen terkait Timnas Indonesia U-23. (CNN Indonesia/Surya Sumirat) |
Hal-hal tersebut rupanya membuat Indra Sjafri geram. Kepada wartawan Indra menilai netizen tidak tahu kondisi sebenarnya yang ada di dalam tim, namun kerap membuat pernyataan sepihak.
Seperti absennya kiper Awan Setho dalam laga melawan Vietnam yang kemudian digantikan Satria Tama. Dokter tim Syarif Alwi yang mendampingi Indra dalam diskusi itu menyebut Awan Setho sakit hingga muntah-muntah beberapa jam sebelum pertandingan. Meski sudah diberi obat, tetapi kondisi Awan tidak 100 persen fit.
"Yang kondisi seperti itu orang di luar tidak tahu. Mereka tidak tahu dinamika di dalam tim, kemudian disimpulkan sendiri," ujar Indra.
Di kesempatan yang sama Indra juga menyinggung soal nasib Ezra. Mantan pelatih Bali United tersebut membantah tudingan sengaja menjegal hasrat penyerang RKC Waalwijk itu memperkuat Timnas Indonesia U-23 di Kualifikasi Piala Asia U-23.
"Kemarin waktu [kasus] Ezra, ada yang bilang saya dekat dengan orang FIFA, saya yang melarang Ezra. 'Ini kerjaannya coach Indra karena dia tidak suka naturalisasi'. Sekarang status Ezra kan bukan lagi naturalisasi, sudah Warga Negara Indonesia. Dalam konteks apa saya tidak suka naturalisasi?" ucap Indra.
Indra tidak membantah dirinya yang tak menyukai proses naturalisasi. Karena di mata pelatih 56 tahun itu Indonesia memiliki banyak potensi pemain hebat.
 Timnas Indonesia U-23 kalah dari Thailand dan Vietnam di Kualifikasi Piala Asia U-23 2020. (ANTARA FOTO/R. Rekotomo) |
"Indonesia tidak butuh naturalisasi. Kita semua meminta PSSI berbenah. PSSI ini sudah berbenah, pembinaan usia dini, wasit, hingga pelatih. Jangan sampai ada anak usia muda merasa untuk apa bermain bola lagi, karena Timnas Indonesia semuanya pemain asing [naturalisasi]," ucap Indra.
Di mata Indra, Ezra bukan lagi pemain naturalisasi. Indra menganggap Ezra sebagai pemain Timnas Indonesia yang memiliki hak dan kewajiban sesuai dengan aturan FIFA.
"Saya katakan ke Ezra ke bapaknya juga, jangan banyak persyaratan kalau dipanggil negara. Saya tidak mau. Dipanggil negara itu wajib. Kalau banyak persyaratan, selesai sama saya," Indra menegaskan.
"Saya juga jujur tidak tahu profil Ezra. Kenapa netizen marah dengan saya. Tapi setelah satu minggu bersama, saya bilang ke staf pelatih, Ezra ini punya potensi besar, dia berbahaya di kotak penalti. Suatu saat nanti dia bisa lebih bagus dari seseorang," sambungnya.
Indra Sjafri juga mendapat kritik karena mencoret
Todd Rivaldo Ferre dari skuat
Timnas Indonesia U-23 jelang Kualifikasi Piala Asia U-23 2020. Indra mendapat informasi dari dokter Timnas Indonesia U-23, Syarif Alwi, yang menganggap pemain asal Jayapura itu masih dalam kondisi cedera saat di internal game jelang keberangkatan ke Vietnam.
Hasil magnetik resonance imaging (MRI), Todd divonis cedera ACL di lutut kiri. Penyembuhan Todd diyakini Syarif Alwi butuh waktu dua hingga tiga pekan, tidak bisa pulih dalam waktu cepat.
 Todd Rivaldo Ferre dicoret jelang keberangkatan Timnas Indonesia U-23 ke Vietnam. (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
Indra tidak ingin ambil risiko tentang kondisi Todd. Ia mau para pemain Timnas Indonesia U-23 dalam kondisi 100 persen siap. Indra juga tidak ingin Todd mengalami cedera yang lebih buruk.
Ketika dicoret dari Timnas Indonesia U-23, Todd sedang dalam pemulihan. Karena itu juga Todd langsung mengklaim tidak cedera di akun Instagram yang membuat sosial media ramai.
"Todd butuh waktu tiga pekan pemulihan. Saat mau kami pulangkan sudah ada proses penyembuhan. Kami takut saat dibawa ke sini tidak bisa dimainkan, kasihan. Atau kami paksakan terjadi hal yang tidak kami inginkan. Katakanlah kami paksakan lalu terjadi rupture ACL putus, maka lebih lama bisa sampai 6 bulan perlu tindakan operasi. Untuk kebaikan Todd. Pertama dia masih muda perlu kita dukung dia lebih baik," ujar Syarif Alwi.
Indra kemudian berharap media dan netizen bisa menjaga sepak bola Indonesia. Indra juga berharap secara khusus kepada wartawan untuk mengawal persepakbolaan Indonesia yang dianggapnya mulai menunjukkan kemajuan.
“Kalau memang ada yang salah ya silakan media bilang saja salah. Tapi jangan ikut-ikutan menggiring seperti sosial media yang tidak jelas. Apa alasannya netizen menghakimi Egy Maulana begini dan begitu, apa dasarnya? Tidak boleh satu orang disalahkan,” ucap Indra.
Indra mengatakan pihaknya tidak bisa selalu terbuka kepada media atau banyak pihak tentang tim Garuda Muda. Mereka merasa memiliki kode etik sendiri yang pantang dilanggar.
“Kami sebagai pelatih seperti makan buah simalakama. Contoh ada pemain berkualitas, tapi jangan dipikir pemain berkualitas tim itu bisa langsung mengangkat tim. [Lionel] Messi saja di timnas Argentina tidak bisa. Tetapi, kalau tidak dimainkan kami merasa rugi,” ujar Indra.