Indra Sjafri juga mendapat kritik karena mencoret
Todd Rivaldo Ferre dari skuat
Timnas Indonesia U-23 jelang Kualifikasi Piala Asia U-23 2020. Indra mendapat informasi dari dokter Timnas Indonesia U-23, Syarif Alwi, yang menganggap pemain asal Jayapura itu masih dalam kondisi cedera saat di internal game jelang keberangkatan ke Vietnam.
Hasil magnetik resonance imaging (MRI), Todd divonis cedera ACL di lutut kiri. Penyembuhan Todd diyakini Syarif Alwi butuh waktu dua hingga tiga pekan, tidak bisa pulih dalam waktu cepat.
 Todd Rivaldo Ferre dicoret jelang keberangkatan Timnas Indonesia U-23 ke Vietnam. (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
Indra tidak ingin ambil risiko tentang kondisi Todd. Ia mau para pemain Timnas Indonesia U-23 dalam kondisi 100 persen siap. Indra juga tidak ingin Todd mengalami cedera yang lebih buruk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika dicoret dari Timnas Indonesia U-23, Todd sedang dalam pemulihan. Karena itu juga Todd langsung mengklaim tidak cedera di akun Instagram yang membuat sosial media ramai.
"Todd butuh waktu tiga pekan pemulihan. Saat mau kami pulangkan sudah ada proses penyembuhan. Kami takut saat dibawa ke sini tidak bisa dimainkan, kasihan. Atau kami paksakan terjadi hal yang tidak kami inginkan. Katakanlah kami paksakan lalu terjadi rupture ACL putus, maka lebih lama bisa sampai 6 bulan perlu tindakan operasi. Untuk kebaikan Todd. Pertama dia masih muda perlu kita dukung dia lebih baik," ujar Syarif Alwi.
Indra kemudian berharap media dan netizen bisa menjaga sepak bola Indonesia. Indra juga berharap secara khusus kepada wartawan untuk mengawal persepakbolaan Indonesia yang dianggapnya mulai menunjukkan kemajuan.
“Kalau memang ada yang salah ya silakan media bilang saja salah. Tapi jangan ikut-ikutan menggiring seperti sosial media yang tidak jelas. Apa alasannya netizen menghakimi Egy Maulana begini dan begitu, apa dasarnya? Tidak boleh satu orang disalahkan,” ucap Indra.
Indra mengatakan pihaknya tidak bisa selalu terbuka kepada media atau banyak pihak tentang tim Garuda Muda. Mereka merasa memiliki kode etik sendiri yang pantang dilanggar.
“Kami sebagai pelatih seperti makan buah simalakama. Contoh ada pemain berkualitas, tapi jangan dipikir pemain berkualitas tim itu bisa langsung mengangkat tim. [Lionel] Messi saja di timnas Argentina tidak bisa. Tetapi, kalau tidak dimainkan kami merasa rugi,” ujar Indra.
(har/sry/har)