Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat sepak bola nasional, Kusnaeni, menilai
PSSI bakal aman berada di tangan
Gusti Randa setidaknya sampai berlangsungnya Kongres Luar Biasa (KLB).
Setelah ditinggalkan Plt Ketua Umum PSSI
Joko Driyono yang tersandung kasus hukum, Gusti Randa tampil sebagai sosok yang diberi amanah untuk melanjutkan roda organisasi PSSI. Penunjukan itu disebut hal yang paling aman dilakukan Joko Driyono untuk PSSI saat ini.
Gusti Randa disebut Kusnaeni saat ini hanya menjalankan tugas dan tidak terlihat sebagai sosok yang memiliki spirit untuk membawa perubahan buat sepak bola Indonesia ke depan. Ia juga dinilai tidak memiliki kepentingan langsung terkait apa pun soal sepak bola nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau Pak Joko menunjuk orang lain yang juga berpotensi mengalami persoalan hukum seperti dia, itu pasti akan membebani organisasi. Dia [Joko] tahu betul Gusti Randa paling rendah resistensinya terhadap kemungkinan persoalan hukum. Gusti Randa hanya menjalankan organisasi administratif sampai KLB, dan PSSI akan aman di tangan Gusti Randa sampai KLB," kata Kusnaeni dalam perbincangan bersama
CNNIndonesia.com, Selasa (26/3).
 Mantan Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, telah resmi ditahan pihak kepolisian. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso) |
Terkait penahanan sementara Joko Driyono oleh pihak kepolisian, Kusnaeni mengakui mantan CEO PT Liga Indonesia itu merupakan sosok yang banyak berperan di sepak bola tanah air dalam dua dekade terakhir. Kendati demikian, Kusnaeni meyakini sepak bola Indonesia tetap berjalan dengan baik walau tanpa Jokdri.
Kasus yang menimpa Jokdri serta penanganan kasus pengaturan skor yang saat ini tengah ditangani Satgas Anti Mafia Bola Polri ini, diharapkan jadi pintu masuk untuk membongkar persoalan sepak bola Indonesia yang tidak pernah terpecahkan.
"Kalau dia benar terlibat, Pak Joko harus bisa membantu Satgas dalam mengungkap kasus pengaturan skor supaya cepat tuntas. Ini momentum untuk memperbaiki sepak bola nasional," ujarnya.
Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono resmi ditahan Satgas Anti Mafia Bola usai menjadi tersangka kasus perusakan, penghilangan, dan penghancuran barang bukti dugaan pengaturan skor atas laporan mantan Manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indaryani. Pria asal Ngawi itu ditahan sementara mulai, Senin (21/3) sampai 13 April mendatang.
Jokdri menjadi Ketua Umum PSSI ketiga yang ditahan pihak kepolisian. Ia menjadi Exco PSSI keempat setelah Hidayat, Johar Lin Eng dan Papat Yunisal yang menjadi tersangka dugaan kasus pengaturan skor sejak Satgas Anti Mafia Bola dibentuk, 21 Desember lalu.
"Benang merahnya sama, posisi Ketua Umum PSSI membutuhkan figur yang kuat kredibilitas dan integritasnya. Beri ruang bagi semua orang terbaik maju di PSSI, jangan dipersulit. KLB harus memberi pintu harapan bagi kemajuan sepak bola Indonesia," terangnya.
Sementara itu, mantan pemain timnas Indonesia, Imran Nahumarury, mengungkapkan keinginan supaya sepak bola Indonesia lebih baik. Meski kini ditahan, Jokdri di mata Imran merupakan sosok yang sukses membawa perubahan.
Menurutnya sukses bukan hanya sebatas prestasi, membangun sumber daya manusia (SDM) juga masuk dalam katagori prestasi.
"Terlepas dari dia punya masalah, jangan lupa banyak prestasi yang sudah diberikan beliau. Ukurannya tidak hanya juara, tapi banyak hal yang dilakukan dengan menciptakan pelatih berkualitas, wasit diperbaiki, banyak FIFA Project, bahkan kita menggelar kursus A-Pro pertama di Indonesia," ucap Imran.
Sepeninggal Jokdri, PSSI diharapkan Imran bisa memberikan informasi akurat terkait persoalan yang terjadi. Hal itu dibutuhkan supaya tidak terjadi kesimpangsiuran informasi yang diterima masyarakat.
"Harusnya ketika mereka merasa bahwa ada sesuatu yang mengganjal, harus bisa diklarifikasi. Banyak orang yang tanya, banyak yang perhatian sama PSSI di luar pro dan kontra. PSSI harus membuka diri, bicara apa adanya," ungkapnya.
(ttf/jal)