Jakarta, CNN Indonesia --
Satgas Anti Mafia Bola akan kembali memeriksa mantan Bendahara
PSSI sekaligus mantan Direktur Utama
PT Liga Indonesia Baru (LIB) Berlinton Siahaan.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Syahar Diantono mengatakan Berlinton akan diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan pengaturan skor dalam pertandingan antara Madura FC melawan PSS Sleman.
"Ada minggu depan. [Pemeriksaan] saksi atas nama Pak Berlinton," ujar Syahar di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (26/3).
Dalam kasus ini polisi sebelumnya telah menetapkan mantan anggota Komite Eksekutif (exco) PSSI Hidayat sebagai tersangka.
Selain meminta PSS Sleman untuk dimenangkan dalam pertandingan, Hidayat juga diduga berusaha menyuap Manajer Madura FC Januar Herwanto dengan uang sebesar Rp100 juta agar timnya membiarkan PSS Sleman menang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Dugaan pengaturan skor dalam laga antara Madura FC dan PSS Sleman masih terus diselidiki. (Screenshot via instagram (@madura.fc_official)) |
Syahar kemudian mengatakan satgas juga sedang menelusuri aliran dana untuk mendalami kasus ini.
"Penyidik juga sedang melakukan penelusuran aliran dana," ujarnya.
Sementara untuk Hidayat saat ini aparat masih mengumpulkan keterangan dari para saksi untuk melengkapi berkas perkara.
"Tersangka H ini kan memang lagi sakit di rumah sakit Surabaya, sekarang sedang proses untuk melengkapi keterangan saksi-saksi. Sudah dilakukan upaya-upaya pemanggilan saksi, ini kita teruskan untuk proses pemberkasan," terangnya.
Selain Hidayat, Satgas Anti Mafia Bola sudah memeriksa mantan manajer PSS Sleman Sismantoro, pelatih PSS Seto Nurdiyantoro. Selain itu, Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria juga telah diperiksa.
Selain itu Satgas bentukan Mabes Polri dan Polda Metro Jaya itu juga telah menyita sejumlah barang bukti terkait kasus dugaan pengaturan skor PSS vs Madura FC dari rumah Hidayat pada Januari 2018.
Laga PSS vs Madura FC di babak penyisihan Liga 2 didalami lantaran pengakuan manajer Madura FC Januar Herwanto yang mengaku ditawari uang oleh Hidayat. Sementara laga kedua tim di babak delapan besar didalami lantaran gol untuk PSS tercipta setelah salah seorang pemain Elang Jawa berada dalam posisi offside.
(nva/har)