Jakarta, CNN Indonesia -- Bek
Timnas Inggris,
Danny Rose pesimistis kasus serangan rasial di dunia sepak bola bisa hilang bila hukuman yang ada tak berubah.
Rose menyatakan serangan rasial yang diterima sejumlah pemain Timnas Inggris di Montenegro tidak memengaruhi permainan dirinya. Namun ia tetap merasa tidak nyaman berada di situasi tersebut.
"Saya melihat langsung di babak pertama dan tahu pasti kapan hal itu terjadi. Hal itu tidak memengaruhi permainan saya karena saya sudah dewasa."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun saya ingin selekasnya tim ini meraih tiga angka dan kemudian kami bisa keluar dari Montenegro secepatnya," kata Rose seperti dikutip dari
Express.
Rose menilai dirinya tidak bisa berharap ada efek jera dari denda yang diterima oleh Montenegro atas hal tersebut.
 Danny Rose menganggap hukuman atas serangan rasial belum tergolong keras. (REUTERS/Ian Walton) |
"Ketika sebuah negara hanya didenda dengan jumlah uang yang mungkin bisa saya habiskan dalam satu malam, apa yang bisa diharapkan?"
"Ketika hukuman yang ada tidak keras, maka apa yang bisa diharapkan?" tutur Rose.
Rose lalu membandingkan hukuman lain yang diterima oleh manajer Tottenham Hotspur Mauricio Pochettino.
"Kalian bisa melihat manajer saya, Mauricio Pochettino mendapat larangan hukuman dua pertandingan hanya karena melakukan protes terhadap Mike Dean di Burnley."
"Sedangkan sebuah negara hanya mendapatkan hukuman uang dalam jumlah kecil karena melakukan serangan rasial. Jadi inilah dunia sepak bola yang ada saat ini. Sampai akhirnya ada hukuman yang keras, tidak ada banyak yang bisa kita harapkan," kata Rose.
(ptr/jun)