Jakarta, CNN Indonesia --
Manchester United tak punya apapun yang bisa mereka banggakan musim ini. Mungkin kenangan sebagai penjegal
Manchester City dan lolos ke
Liga Champions di akhir musim jadi kebanggaan terakhir yang bisa didapatkan.
Manchester United menjalani salah satu musim yang tak terlupakan namun dalam artian negatif. Jose Mourinho dipecat, Ole Gunnar Solskjaer kembali.
Hadirnya Solskjaer sempat menghadirkan nostalgia namun sejauh ini Manchester United masih ada di posisi keenam, tempat yang sama ketika Mourinho pergi dari Old Trafford.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manchester United sama sekali tidak bisa ikut mencium aroma persaingan juara. Mereka juga sudah tersisih di kompetisi lainnya sehingga mereka akan mengakhiri musim dengan tangan hampa.
Kebanggaan tersisa yang mereka bisa raih saat ini adalah lolos ke Liga Champions. Satu hal lagi, kebangaan sebagai penjegal Manchester City mungkin bisa sedikit membuat 'Setan Merah' tersenyum di akhir pertandingan.
 Manchester City berupaya menjaga peluang mempertahankan gelar Liga Inggris. (REUTERS/Phil Noble) |
Manchester City dan Liverpool saat ini tengah bersaing ketat dalam perburuan gelar juara musim ini. Dengan sisa empat pertandingan di tangan Manchester City, Liverpool tentu saja bahwa harapan besar untuk melihat Manchester City terjungkal ada pada Manchester United.
Dibandingkan Burnley, Leicester City, dan Brighton&Hove Albion, Manchester United jelas punya peluang lebih besar untuk mengalahkan Manchester City.
Namun fakta yang ada di depan mata, Setan Merah justru tengah lemah. Manchester United menelan enam kekalahan dalam delapan laga terakhir yang mereka lalui. Khusus di lima laga terakhir, Manchester United hanya sanggup meraih satu kemenangan.
Jangan melihat laga lawan Barcelona sebagai gambaran buruknya penampilan Manchester United, melainkan cukup melihat duel Anthony Martial dan kawan-kawan melawan Everton.
Di laga itu, lini tengah Manchester United jelas tak berdaya menghadapi kreativitas Gylfi Sigurdsson dan kawan-kawan. Tanpa pasokan bola yang memadai, maka sia-sia kehadiran pemain-pemain cepat macam Martial dan Marcus Rashford di lini depan.
Sementara di lini belakang, tidak ada pemain Manchester United yang bisa memberikan rasa nyaman. Akibatnya, David de Gea yang dikenal sebagai salah satu kiper tangguh justru makin mudah dibobol dalam beberapa laga terakhir.
Mematahkan Dominasi Manchester CityManchester City baru saja tersingkir dari Liga Champions namun yang patut diingat mereka tersingkir dengan kondisi memenangkan laga lawan Tottenham Hotspur. Sergio Aguero harus melupakan mimpi di Liga Champions hanya lantaran mereka kalah dalam agregat gol tandang.
Dalam laga lawan Tottenham, Manchester City menunjukkan kemampuan mereka dalam menyusun serangan.
Sosok Ilkay Guendogan dan David Silva adalah jaminan lahirnya kreativitas dan umpan-umpan mengejutkan. Raheem Sterling, Bernardo Silva, atau Leroy Sane di sisi lapangan juga adalah unsur ancaman besar bagi lini pertahanan lawan.
 Manchester City menang 3-1 atas Manchester United dalam pertemuan pertama musim ini. (REUTERS/Darren Staples) |
Pergerakan Aguero di kotak penalti yang tak mudah dibaca juga tetap bakal jadi senjata mematikan The Citizens untuk melumpuhkan Manchester United.
Namun Manchester City bukan tim tanpa cela. Terbukti, mereka bisa dibobol tiga kali oleh Tottenham Hotspur. Gol-gol ala Tottenham itu yang bisa dipelajari oleh Manchester United dan coba diterapkan di laga kali ini.
Gelandang-gelandang Manchester United harus bisa aktif melakukan pressing. Dua gelandang jangkar tampaknya mutlak harus jadi pilihan Solskjaer demi bisa memberikan tekanan pada motor-motor permainan Manchester City.
Bukan hanya gelandang bertahan, pemain-pemain yang ada di lini depan juga harus rajin ikut memberikan
pressing ketat sejak pemain-pemain 'The Citizens' menguasai bola.
 Manchester United mengalami kekalahan telak dari Everton sebelum laga derbi Manchester. (Reuters/Jason Cairnduff) |
Manchester United punya Paul Pogba yang memiliki umpan-umpan ciamik yang bisa langsung membelah pertahanan usai menguasai bola, hal ini yang harus bisa diperlihatkan Pogba di laga kali ini.
Setelah peluang untuk mencetak gol didapat, pemain Manchester United harus bisa tajam dalam pemanfaatan peluang. Kegagalan mencetak gol seperti yang dilakukan Rashford di awal laga lawan Barcelona tak boleh terulang karena hal itu yang kemudian memengaruhi jalannya pertandingan.
Set piece juga bisa jadi andalan Manchester United membobol gawang 'The Citizens'. Bek-bek Manchester City tak sehebat lini depan mereka, situasi itu yang bisa dieksploitasi oleh Romelu Lukaku dan kawan-kawan.
Menduga Atmosfer Old TraffordSejak laga Manchester United lawan Manchester City jadi salah satu laga di pengujung musim, suasana suporter Manchester United seolah terpecah belah. Dari komentar-komentar yang ada di dunia maya, banyak suporter Manchester United yang lebih ikhlas untuk melihat Manchester City juara dibandingkan mereka melihat Liverpool berjaya.
Namun di sisi lain, posisi Manchester United belum aman dalam perburuan Liga Champions. Menang berarti mereka kembali membuka peluang lolos ke kompetisi elite itu musim depan sedangkan kekalahan makin menjauhkan mereka dari empat besar.
Lolos Liga Champions itu sendiri bisa berarti besar bagi Manchester United. Dengan tampil di Liga Champions musim depan, mereka bisa lebih meyakinkan pemain bidikan untuk bergabung.
Dari kejauhan, Liverpool tentu tetap memantau laga ini dengan seksama. Meski Juergen Klopp mengatakan tak berharap banyak pada Manchester United, tentu ada doa yang terucap dari pemain dan penggemar Liverpool untuk Setan Merah yang tengah lemah.
Doa bahwa Manchester United bisa tampil di level terbaik yang mereka bisa, atau setidaknya berharap Manchester City menemui hari buruk ketika merumput di Old Trafford.
(jal)