Jakarta, CNN Indonesia --
Persib Bandung menunjuk salah satu pelatih asing yang berpengalaman di Liga Indonesia,
Robert Rene Alberts, sebagai pelatih baru menggantikan Miljan Radovic jelang
Liga 1 2019 dimulai.
Rene Alberts tidak asing dengan sepak bola Indonesia. Sosok 64 tahun itu kali pertama berkarier di Indonesia dengan membesut Arema pada musim kompetisi 2009/2010 setelah pindah dari Sarawak FA.
Pada akhir musim polesan Rene Alberts terbukti dengan gelar juara kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia yang kala itu masih bertajuk Indonesia Super League (ISL).
Singo Edan juga menjadi runner up Piala Indonesia 2010. Skuat yang kala itu dihuni Kurnia Meiga, Noh Alam Shah, dan Ahmad Bustomi itu kalah 1-2 dari Sriwijaya di final.
Sukses di Arema, Rene Alberts tidak melanjutkan karier di Kota Apel dan memilih PSM Makassar sebagai klub baru. Bersama Laskar Ramang pelatih yang pernah bermain sebagai gelandang itu tidak bertahan lama seiring keinginan manajemen yang memutuskan PSM beralih dari ISL ke Indonesian Premier League (IPL).
 PSM Makassar bertahan di papan atas dalam dua musim penyelenggaraan Liga 1. (ANTARA FOTO/Yusran Uccang) |
Selepas melatih PSM, Rene Alberts melipir ke Liga Malaysia kembali membesut Sarawak FA sejak 2011 hingga 2015 dan menghasilkan gelar juara liga pada 2013.
Empat tahun di Malaysia, Rene Alberts kembali memutuskan ke Indonesia dengan kembali menangani PSM di ajang Indonesia Soccer Championship (ISC).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah turnamen pengganti liga tersebut usai, Rene Alberts bertahan di PSM dan membawa skuat Juku Eja masuk jajaran papan atas Liga 1 2017 dan 2018.
PSM berhasil berlaga di Piala AFC tahun ini tidak lepas dari campur tangan Rene Alberts yang membawa tim Juku Eja menjadi runner-up Liga 1 musim lalu.
Karier pelatih asal Belanda itu tidak hanya seputar Serawak, Arema, dan PSM. Klub pertama yang ditanganinya adalah klub Swedia Hittarpas pada 1984 hingga 1987 dan berlanjut ke klub Astorps pada 1988 hingga 1991.
Rene Alberts kemudian berkelana ke Malaysia menangani Kedah FA pada 1992 hingga 1995 dan menghasilkan gelar Liga Malaysia serta Piala Malaysia pada 1993.
Klub Singapura, Tanjong Pagar dan Home United, juga pernah ditangani Rene Alberts. Sukses membawa Home United menjadi juara liga, Rene Alberts kemudian menangani timnas Korea Selatan U-19 pada 2002 sampai 2004 dan timnas Malaysia U-19 pada 2007 dan bergabung ke Sarawak pada 2008.
Berdasarkan pengalaman melatih di Indonesia, Rene Alberts pun pernah mengungkapkan borok dalam kompetisi nasional. Ia mengaku tidak asing dengan pengaturan skor dan berharap pihak berwenang dapat melakukan tindakan mengenai perilaku menyimpang di sepak bola Indonesia.
(nva/har)