Liverpool apes gelar juara Liga Inggris disambar Manchester City. (REUTERS/Phil Noble)
Jakarta, CNN Indonesia -- Andai Mohamed Salah tidak sempat mengalami paceklik gol, andai Liverpooltidak membuang keunggulan tujuh poin, andai tidak kalah dari Manchester City, andai Liverpool tidak bermain imbang melawan West Ham United, Manchester United, dan Everton.
Sejumlah 'andai' di atas mungkin ada di pikiran pendukung Liverpool saat ini setelah melihat Manchester City sukses merebut gelar Liga Primer Inggris 2018/2019. Sebuah 'andai' yang mungkin bisa membuat mereka melihat The Reds mengangkat trofi Liga Primer Inggris untuk kali pertama sejak digelar pada 1992.
Pendukung Liverpool kembali harus melihat tim kesayangan mereka gagal menjadi juara Liga Primer Inggris setelah kalah satu poin dari Man City di akhir musim ini. Kemenangan Liverpool atas Wolverhampton Wanderers dan kemenangan Man City atas Brighton & Hove Albion membuat The Citizens berhak menjadi juara dengan torehan 98 poin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini pendukung Liverpool dikenal militan sekaligus kebal dengan cemoohan. Menyusul keberhasilan Man City menjadi juara sudah dipastikan akan ada banyak meme cemoohan untuk suporter Liverpool yang viral di media sosial. Hal yang sama pernah terjadi pada musim 2013/2014.
Namun, untuk musim ini suporter Liverpool bisa lebih berbangga melihat penampilan Mohamed Salah dan kawan-kawan. Tim asuhan Juergen Klopp menunjukkan penampilan yang jauh lebih konsisten daripada lima musim lalu ketika juga dikalahkan Man City dalam perebutan gelar juara.
Liverpool membuat Man City berada dalam tekanan dan memaksa klub asal Manchester itu menampilkan permainan terbaik hingga pertandingan terakhir. Bisa dibilang Liverpool sangat apes gagal menjadi juara Liga Primer Inggris musim ini.
Mohame Salah dan kawan-kawan gagal juara Liga Inggris meski menang 2-0 atas Wolverhampton Wanderers. (REUTERS/Phil Noble)
Kenapa Liverpool apes? Jika dilihat 97 poin yang mereka raih musim ini, The Reds telah menorehkan poin ketiga tertinggi dalam sejarah Liga Primer Inggris. Torehan 97 poin hanya kalah dari catatan poin yang diraih Man City dalam dua musim terakhir. Musim lalu Man City merebut 100 poin, sedangkan musim ini 98 poin.
Dengan kata lain torehan 97 poin bisa membuat Liverpool merebut 25 gelar Liga Primer Inggris dalam 27 musim terakhir. Sial bagi Liverpool, mereka harus bersaing melawan Man City era Pep Guardiola. Liverpool apes harus berhadapan dengan Guardiola yang dikenal sebagai 'Raja Liga Domestik'.
Sejak menjadi pelatih profesional pada 2008, Guardiola hanya dua kali kehilangan gelar liga, yakni saat bersama Barcelona musim 2011/2012 dan di musim pertama bersama Man City pada 2016/2017. Selebihnya Guardiola selalu berhasil merebut gelar liga bersama Barcelona, Bayern Munchen, dan Man City. Bisa dibilang Liverpool tampil luar biasa di era yang salah.
Rekor Milik Tim Juara
Kembali ke sejumlah 'andai' di atas tulisan ini. Tanpa 'andai' di atas Liverpool tetap layak disebut sebagai tim juara, karena Virgil van Dijk dan kawan-kawan meraih banyak prestasi dan rekor yang seharusnya dimiliki tim juara.
Manchester City juara Liga Inggris. (REUTERS/Toby Melville)
Torehan 97 poin merupakan rekor klub Liverpool dan ketiga terbaik dalam sejarah Liga Primer Inggris. Liverpool merupakan tim yang paling sedikit kalah (1 kekalahan) dan paling sedikit kebobolan (22 gol) di Liga Inggris musim ini. Sebaliknya Man City menelan empat kekalahan dan kebobolan 23 gol.
Mohamed Salah memang sempat paceklik gol, tapi nyatanya pemain asal Mesir itu tetap menjadi top skor Liga Primer Inggris dengan 22 gol. Salah menjadi top skor bersama rekan setimnya di Liverpool, Sadio Mane, serta bomber Arsenal Pierre-Emerick Aubameyang.
Kiper Liverpool Alisson Becker juga menciptakan prestasi dengan meraih clean sheet terbanyak musim ini dengan 21 clean sheets. Selain itu Liverpool juga berhasil merebut gelar pemain terbaik musim ini melalui bek Virgil van Dijk. Sejumlah catatan luar biasa di atas membuat Liverpool pantas disebut sebagai tim juara, atau setidaknya pendukung mereka bisa merasa bangga.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Liverpool karena mereka telah membuat kami menjadi tim yang lebih bagus daripada musim lalu," ujar Guardiola terkait tekanan luar biasa yang diberikan Liverpool musim ini.
Sekarang para pendukung Liverpool hanya perlu menghadapi cemoohan di media sosial dalam beberapa pekan ke depan setelah gagal merebut gelar Liga Primer Inggris. Sesuatu yang seharusnya sudah biasa mereka hadapi. Skuat Liverpool punya satu kesempatan lagi untuk mengobati kekecewaan suporter musim ini saat melawan Tottenham Hotspur pada final Liga Champions, 1 Juni mendatang.