Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Yamaha dan Ducati sama-sama menyerang pebalap Repsol Honda
Jorge Lorenzo terkait insiden kecelakaan di
MotoGP Catalunya di Sirkuit Barcelona, Minggu (16/6).
Jorge Lorenzo jadi sorotan banyak pihak usai menjadi penyebab kecelakaan di MotoGP Catalunya. Kesalahan yang dilakukan Lorenzo saat menikung di tikungan 10 membuat Andrea Dovizioso (Ducati) dan dua pebalap Yamaha, Valentino Rossi serta Maverick Vinales, menjadi korban hingga gagal melanjutkan balapan.
Insiden itu membuat pihak Yamaha geram. Terlebih lagi Lorenzo tidak mendapat hukuman dari kesalahannya tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manajer Tim Yamaha Massimo Meregalli sempat menyebut Lorenzo sebagai pebalap kemarin sore. Bagi Meregalli, kesalahan Lorenzo itu hanya bisa dilakukan pebalap yang baru kali pertama tampil di MotoGP.
Komentar serupa dilontarkan Team Principal Yamaha MotoGP, Lin Jarvis, yang menilai Jorge Lorenzo melakukan kesalahan bodoh di MotoGP Catalunya. Jarvis tidak menduga pebalap sekelas Lorenzo yang sudah tiga kali juara MotoGP bisa melakukan kesalahan fatal.
 Valentino Rossi dan Maverick Vinales jadi kecerobohan Jorge Lorenzo. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan) |
"Itu merupakan kesalahan seorang pemula, bebas dan bodoh. Membuat tiga pebalap jatuh, di awal balapan tidak bisa dijelaskan," kata Jarvis dikutip dari
Marca.
Melihat kecelakaan di MotoGP Catalunya 2019, Jarvis pun teringat dengan insiden yang terjadi di MotoGP Belanda 2012 di Sirkuit Assen.
Ketika itu Alvaro Bautista menyebabkan Lorenzo yang menjadi pebalap Yamaha terjatuh di tikungan pertama di awal-awal balapan. Akibat dihantam Bautista dari sisi kanan, Lorenzo gagal melanjutkan balapan.
"Kami telah melihat kesalahan serupa yang dilakukan pebalap senior. Alvaro Bautista melakukan hal serupa di Assen," tutur Jarvis.
Sementara itu, Direktur Olahraga Ducati Paolo Ciabatti menganggap Lorenzo ceroboh saat menikung di tikungan 10 Sirkuit Barcelona.
"Lorenzo memiliki karakter yang sangat khusus, dalam situasi tertentu ia tidak memiliki kejernihan yang Anda harapkan. Itu adalah lap kedua, pada saat itu strategi disiapkan, sama sekali tidak tepat untuk menyalip," Ciabatti menjelaskan.
(sry/har)