Jakarta, CNN Indonesia -- Asep Maulana begitu percaya diri menghadapi hari
balapan di
Surabaya pada 2009 silam. Ia masuk ke dalam trek dengan optimisme tinggi mampu finis di urutan terdepan.
Pandangannya fokus pada jalur di hadapan. Tangan kanan menggenggam tuas gas, sementara yang kiri menekan tuas kopling.
Begitu lampu start berwarna hijau, Asep yang memiliki julukan Asep Kancil itu langsung menarik gas dalam-dalam seraya membidik setidaknya berada di tiga terdepan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alih-alih melaju kencang, Asep justru mengalami hal yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Akselerasi sepeda motornya sukar dikendalikan. Putaran roda pun bergerak dengan tidak semestinya.
Asep pun terpaksa menarik motor dari lintasan dan menggiringnya ke dalam paddock. Suami Zakia Nur Annisa ini lalu menceritakan kesukaran yang mendadak ia temui itu kepada mekanik yang kemudian dengan segera membongkar ban motor.
Mereka tak pernah menduga. Sendok yang biasa digunakan untuk makan ditemukan di dalam ban motor.
"Tiba-tiba ada sendok di dalam ban. Posisinya menancap, tapi ban tidak meledak," kata Asep.
 Para pebalap road race mengaku sering menemukan hal-hal yang tidak masuk di akal saat balapan. (CNN Indonesia/Artho Viando) |
Hal-hal 'mistis' semacam itu bukan sekali dua kali dirasakan pebalap 33 tahun tersebut. Selain di Surabaya, Asep juga mengaku pernah 'dijahili' ketika tampil di Bandung (2014) dan Makassar (2016).
Di Kota Kembang Bandung motornya tiba-tiba mati di garis start saat balapan dimulai. Asep pun harus tertinggal selama tiga lap. Padahal, motor tersebut baik-baik saja saat diperiksa di
paddock.
Ketika di Makassar kejadian mirip di Surabaya terjadi. Di dalam karburator sepeda motornya ada puntung rokok yang entah dimasukkan dari lubang bagian mana.
"Nyesek sih kadang rasanya. Ini hal sepele dan mekanik sudah cek dengan maksimal. Kok bisa? Berpikirnya jadi tidak logis: Apakah karena sihir? Apakah ada orang 'jahil'?" tutur Asep.
![Sendok dalam Ban dan Magis-magis Balap Jalanan [Embargo]](https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2019/04/08/5a7a8413-bbad-47e1-b5df-d2024abe08a9_169.jpeg?w=620) Para pebalap road race. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H) |
Hal-hal magis yang terkadang tak masuk akal ini memang kerap terjadi di dunia balap jalanan atau road race Indonesia. Seperti yang dialami Dadan Alamsyah dari tim Dewasena, yang pernah menemukan beberapa jenis bunga di dalam mesin motornya.
"Dulu saya pernah alami hal-hal klenik di Subang pada 2005. Di dalam mesin motor saya ada kembang. Motor saya sampai mati. Ini tidak masuk akal, tapi ternyata ada yang seperti itu," ucap Dadang.
Dadan mengaku tidak pernah mengetahui siapa pelaku perbuatan magis yang menyerangnya. Bagi Dadan hal semacam itu hanya kelakukan pebalap yang ingin menang saja
"Harusnya kemampuan yang ditingkatkan bukan magis," ucap Dadan.
"Hanya saja, sekarang sudah jarang. Kalau main di kejurnas sepertinya sudah tidak ada lagi. Kalau untuk kejurda dan balapan daerah kayaknya masih ada," Dadan menambahkan.
Keberadaan sisi mistis di dunia balap
road race Indonesia diakui juga pebalap perempuan dari tim CMRT Bengkulu Lalay Speed, Silvia Audina Nazar Syahdinurfadilah.
Pebalap kelahiran 5 Januari 1999 tersebut mengatakan kegiatan tersebut masih terjadi dalam empat tahun belakangan. Namun ia merasa beruntung tidak pernah mendapat hal-hal klenik semacam itu secara langsung.
"Saya tahu karena dulu sering mampir ke paddock tim lain. Aneh tapi nyata begitu," katanya.
Ada satu cerita yang membuat Silvia bertanya-tanya sampai sekarang. Suatu hari, ia mendapat cerita ada sebuah motor balap yang diberi tulisan aneh supaya aman dari adangan lawan. Namun ia tidak tahu seperti apa bentuk tulisan tersebut.
Walau demikian, Silvia mengaku tidak mempercayai bantuan-bantuan seperti jimat saat ia menjajal balapan.
"Saya mah mempercayakan semuanya pada sang pencipta saja. Tuhan yang Maha Segalanya, bukan benda dan sebagainya," ujar mahasiswi dari STIKES Rajawali tersebut.
![Sendok dalam Ban dan Magis-magis Balap Jalanan [Embargo]](https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2019/04/08/4bd26768-98e1-4a0c-aea9-18f335c74972_169.jpeg?w=620) Ilustrasi road race di Indonesia. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H) |
Sisi mistis dunia balap jalan bukan terjadi pada era saat ini. Menurut Doni Tata Pradita yang mulai membalap di awal 2000-an, hal-hal klenik dan semacamnya kerap terjadi. Di samping itu, ada juga beberapa kebiasaan yang dilakukan pebalap sebelum memulai start, termasuk Doni Tata yang ketika memulai karier selalu menggunakan peci haji.
"Waktu awal-awal karier, saat masih muda saya selalu memakai peci [haji]. Jadi pakai peci itu dulu baru pakai helm," ucap Doni.
Doni Tata tidak memiliki alasan khusus melakukan kebiasaan itu. Ia mengaku peci haji pemberian neneknya tersebut cukup membuat kepercayaan dirinya meningkat.
"Saya hanya pakai itu selama beberapa tahun di kejuaraan nasional. Tetapi pernah juga saya pakai ketika di level internasional. Saat itu saya ingin menunjukkan bahwa saya adalah satu-satunya pebalap muslim di sana," Doni menambahkan.
Gangguan bagi pebalap saat lintasan tidak saja datang dari sisi magis, tetapi lewat ulah manusianya secara langsung. Hadiah yang menggiurkan memicu setiap pebalap untuk bisa naik podium. Demi hal tersebut beragam cara dilakukan.
Asep pernah mengalami persaingan yang tidak sehat di atas trek. Salah satunya seperti dipepet ketika hendak mencapai garis finis.
"Pernah juga ditabrak. Namun Alhamdulillah sekarang tidak pernah terjadi lagi," ungkap Asep.
![Sendok dalam Ban dan Magis-magis Balap Jalanan [Embargo]](https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2019/05/15/8b5183c7-a1e3-45ad-989c-2360f90424ec_169.jpeg?w=620) Ilustrasi road race di Indonesia. (CNN Indonesia/Artho Viando) |
Dadan yang berkarier di dunia road race sejak 2003 juga kaya pengalaman dijahili rivalnya di lintasan. Yang paling sering adalah dirinya sengaja disenggol agar tersisih dari balapan.
"Senggol-senggolan asalkan tidak menendang tidak apa-apa. Tapi yang paling parah itu kalau balapan di sirkuit dadakan yang pakai karung. Kadang-kadang karungnya suka ada yang ditendang," tutur Dadan.
"Karung itu isinya kan tidak berat, jadi yang belakang suka terkena isian karung. Itu pengalaman saya kalau di sirkuit dadakan, ya agak ngeri juga," Dadang melanjutkan.
Wakil Sekretaris I IMI Jawa Barat Roes Bangin menuturkan, pebalap yang ketahuan berbuat curang bisa terkena skors berupa diskualifikasi dari kejuaraan tersebut.
"Kalau mengakali mesin, poin kejuaraannya akan hilang. Karena untuk regulasi mesin itu sudah tercantum istilahnya di 'buku kuning' dari PP IMI," ucap Roes.
![Sendok dalam Ban dan Magis-magis Balap Jalanan [Embargo]](https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2019/04/08/4e97eb70-e764-4e7d-8d7b-b541177a056a_169.jpeg?w=620) Ilustrasi road race di Indonesia. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H) |
Guna menangkal terjadinya kecurangan dalam balapan, IMI menyebut peran komite balapan (
racing committee) sangat diandalkan. Di dalam komite ada proses
scrutineering memeriksa motor pebalap detail baik jelang balapan atau setelah balapan.
Roes menyebut benturan selama balapan berlangsung bukan suatu masalah besar, selama tidak saling membahayakan. Namun, kasusnya akan berbeda apabila ada potensi kecurangan di dalam benturan tersebut.
"Tapi kalau kecurangannya sudah terlihat oleh juri atau pimpinan lomba, dia akan kena sanksi. Minimal di club event saja, tidak sampai [dilarang balapan] setahun atau dua tahun," ujar Roes.
(vws)