Jakarta, CNN Indonesia -- Zona bermain dalam
Indonesia Open 2019 sangat ampuh untuk mengatasi kebosanan anak-anak yang tengah berkunjung ke Istora Senayan.
Pegawai swasta dari Tangerang, Aji Pramono Putro, mengajak istri dan anak ke Indonesia Open untuk kali pertama. Pada tahun-tahun sebelumnya, Aji tidak pernah kebagian tiket untuk secara langsung mendukung Indonesia.
Pria berusia 30 tahun tersebut terkesan dengan fasilitas yang cukup lengkap di Indonesia Open 2019 seperti musala dan taman bermain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagi yang bawa anak, seperti anak saya yang berusia 3 tahun, karena di dalam agak bosan nontonnya jadi main dahulu di zona bermain ini," kata Aji kepada CNNIndonesia.com .
Sementara itu ibu rumah tangga asal Bekasi, Ziza, gagal nonton bulutangkis bersama dua orang anaknya karena kehabisan tiket. Ia tidak beli tiket secara online lantaran memang tidak diniatkan sebelumnya.
 Zona bermain bisa usir kebosanan anak di Indonesia Open 2019. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H) |
Beruntung ada zona bermain anak yang menyelamatkan Ziza dari kebosanan.
"Riskan juga sih sebenarnya kalau nonton di dalam karena saya bawa anak. Jadi tidak ke dalam, suami saja yang nonton di dalam. Jadi saya ke sini tidak nonton bulutangkis, untungnya ada zona bermain," ucap dia.
"Di edisi sebelumnya sepertinya tidak ada zona bermain, jadi kurang nyaman bawa anak-anak. Ribet. Sekarang sudah lebih oke dan anak-anak lebih senang. Anak saya ada dua, usia 2,5 tahun dan dua bulan," ucapnya melanjutkan.
Ketua panitia penyelenggara Indonesia Open 2019, Achmad Budiharto mengakui turnamen bulutangkis tahun ini dibuat lebih berwarna. Hal ini dilakukan untuk menarik simpati kaum milenial sesuai dengan target audience yang diinginkan pihak sponsor.
Ia pun menyampaikan tidak mengubah konsep rekreasi keluarga di Indonesia Open 2019 seperti area bermain anak yang pada tahun ini justru semakin lebih nyaman.
"Kami mengakomodir
kid zone [area bermain anak] sebagai salah satu lahan yang cukup menarik di event ini sehingga bisa jadi lahan wisata keluarga. Konsep art dalam ajang ini ditujukan untuk kaum milenial lewat permainan warna dan tatanan yang terkesan modern yang menjadi ciri khas kaum milenial," jelas Budi.
(map/jun)