Jakarta, CNN Indonesia -- Masa depan
atletik Indonesia terlihat cerah karena adanya nama-nama seperti
Lalu Muhammad Zohri dan 'Si Kembar' Adith Rico Pradana dan Adith Richi Pradana di nomor 100 meter putra.
Sempat mengalami masa kesulitan bersaing pada nomor 100 meter putra di kawasan Asia Tenggara usai era Suryo Agung Wibowo dan Franklin Burumi, masa depan Indonesia di nomor bergengsi tersebut diprediksi akan cerah.
Hal itu dikarenakan munculnya sejumlah sprinter-sprinter muda yang mampu menorehkan prestasi, yang paling fenomenal tentu saja Lalu Zohri. Setelah menjadi juara Asia junior 2018, sprinter 19 tahun itu membuat Indonesia bangga setelah merebut medali emas Kejuaraan Dunia U-20 di Tampere, Finlandia, dengan catatan waktu 10,18 detik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah prestasi terus diraih Lalu Zohri. Mulai dari merebut perak Asian Games 2018 lewat nomor estafet, juara Malaysia Open 2019, hingga terakhir merebut perunggu di Jepang Open 2019 yang membuat Lalu Zohri memegang catatan waktu tercepat untuk kawasan Asia Tenggara dengan 10,03 detik.
 Lalu Zohri menjadi fenomena dalam beberapa tahun terakhir di atletik Indonesia. (ANTARA FOTO/INASGOC/Andika Wahyu) |
Belum usai gelombang sukses Lalu Zohri, kini sudah muncul 'Si Kembar' Rico dan Richi yang berhasil meraih sukses di ASEAN School Games (ASG) 2019. Rico berhasil merebut medali emas 100 meter putra, sementara Richi yang merupakan saudara kembarnya meraih medali perunggu.
Kemunculan Zohri, Rico, dan Richi dianggap Suryo Agung harus disyukuri masyarakat Indonesia. Pasalnya, kehadiran sprinter-sprinter muda dengan prestasi impresif ini bisa membuat masa depan atletik Indonesia terlihat cerah.
"Saya senang melihatnya. Sebenarnya tahun lalu kita punya Ade Ramli yang seharusnya ASG kali ini juga bisa ikut. Tapi, dia membantu Zohri untuk fokus estafet agar lolos Olimpiade, jadi dia tidak turun," ujar Suryo Agung kepada
CNNIndonesia.com.
"Tapi alhamdulillah ada Rico dan Richi. Semain banyak regenerasi itu semakin membuat kita nyaman. Jadi untuk menentukan formasi apapun itu bisa enak, kita tidak bingung mencari pelari untuk estafet, mix, atau lainnya," sambung Suryo Agung.
Pekerjaan RumahMeski punya talenta untuk meraih sukses Indonesia, Suryo Agung mengatakan bukan tugas mudah bagi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) untuk mempertahankan performa Zohri, Rico, dan Richi agar terus meningkat dan mencapai puncak dalam beberapa tahun ke depan.
 Adith Rico Pradana dan Adith Richi Pradana bisa menjadi andalan Indonesia. (CNN Indonesia/Haryanto Tri Wibowo) |
Lebih lanjut Suryo Agung mengatakan PASI harus memberikan penanganan yang tepat untuk para sprinter muda masa depan Indonesia. Mantan sprinter tercepat di Asia Tenggara itu mengatakan banyak hal yang harus dilalui Zohri, Rico, dan Richi untuk bisa mencapai performa puncak.
"Mereka harus ditangani dengan program yang sesuai. Karena di usia ini mereka berlatih untuk berkompetisi, bukan untuk menang, jadi jangan dipaksa. Fondasi dari sisi fisik, daya tahan, juga harus tepat," ucap Suryo Agung.
"Semakin dewasa, kejuaraan mereka semakin padat. Jika semakin padat dan fondasi kurang atau tidak cukup maka risiko rentan cedera dan lain-lain. Itu harus dpikirkan. Pelatih harus menjaga, ya dari fisik, psikologi, mental training, teknik lari dan lain-lain," sambung Suryo Agung.
Khusus untuk Zohri, Suryo Agung memprediksi sprinter 19 tahun itu bisa mencetak sejarah atletik Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Tapi, Suryo Agung meminta kepada semua pihak untuk tidak memberi tekanan berlebihan kepada Zohri.
"Lalu Zohri, Insya Allah beberapa tahun ke depan bisa lari di bawah 10 detik. Itu harapan saya dan prediksi saya. Tapi kembali lagi, dia masih 19 tahun, usia latihan baru beberapa tahun. Itu yang harus dipikirkan. Jangan kasih tekanan berlebihan, biarkan dia melakukannya langkah demi langkah," ujar Suryo Agung.
(jun)