Ulang Tahun Liliyana di Tengah Polemik PB Djarum dan KPAI

CNN Indonesia
Senin, 09 Sep 2019 19:31 WIB
Sebagian besar pecinta badminton masih merindukan sosok Liliyana Natsir, mantan atlet badminton yang memutuskan pensiun usai Indonesia Masters 2019.
Liliyana Natsir alumni PB Djarum yang jadi legenda badminton Indonesia. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagian besar pecinta badminton masih merindukan sosok Liliyana Natsir yang hari ini, 9 September, berulang tahun ke-34.

Mantan atlet badminton yang namanya besar lewat nomor ganda campuran itu memutuskan pensiun usai Indonesia Masters 2019, Januari lalu.

Dengan pengunduran diri tersebut, kariernya di dunia badminton selama 25 tahun pun usai. Namun, Butet, sapaan akrab Liliyana Natsir, tidak bisa menutup kariernya dengan indah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di final Indonesia Masters 2019 di Istora Senayan, Tontowi Ahmad/ Liliyana Natsir kalah 21-19, 19-21, 16-21 dari pasangan China Zheng Siwei/Huang Yaqiong.

Karier mentereng Butet dimulai ketika masuk pelatnas Cipayung pada 2002 silam. Setelah itu, sederet gelar bergengsi diraih Butet bersama pasangannya.

Kejuaraan Dunia 2005 gelar primer pertama yang diraih Liliyana saat berpasangan dengan Nova Widianto. Di final Nova/Liliyana mengalahkan pasangan China, Xie Zhongbo/Zhang Yawen.

Bersama Nova Widianto juga Liliyana meraih gelar juara dunia keduanya di Malaysia pada 2007. Total ada tiga gelar juara dunia yang diraih Liliyana dalam kariernya. Satu gelar lainnya saat bersama Tontowi Ahmad.

Tontowi Ahmad dan Liliyana baru berpasangan pada 2010. Tetapi mulai saat itu juga bendera Merah Putih dan lagu Indonesia Raya beberapa kali dikumandangkan di ajang bergengsi.

Selain juara dunia 2013, bersama Owi, sapaan Tontowi, Liliyana meraih prestasi tertinggi bagi atlet untuk nomot individu, yaitu emas Olimpiade.

Tontowi/Liliyana, jebolan PB Djarum yang bikin Indonesia Raya berkumandang di Olimpiade 2016.Tontowi/Liliyana, jebolan PB Djarum yang bikin Indonesia Raya berkumandang di Olimpiade 2016. (GOH Chai Hin / AFP)
Tontowi/Liliyana meraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro pada 2016. Di final Olimpiade musim panas tersebut Owi/Butet menumbangkan pasangan Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying 21-14, 21-12.

Total, Liliyana sukses mendapatkan 1 emas Olimpiade, 1 perak Olimpiade 2008, 3 gelar juara dunia, 1 perak juara dunia, 1 perunggu juara dunia, dan 1 perak Asian Games 2014.

Sebelum gelar-gelar tersebut, Liliyana juga pernah merasakan bermain di ganda putri saat berpasangan dengan Vita Marissa. Total ada empat emas yang diraih Liliyana di multiajang SEA Games.

[Gambas:Video CNN]
Saat menghadiri Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, pecinta badminton kerap memanggil-manggil nama Liliyana Natsir. Begitu juga ketika Tontowi Ahmad/Winny Oktavina gagal juara di Indonesia Open 2019. Media sosial mendadak ramai dengan nama Butet. 

Tontowi/Winny baru saja dipasangkan dan butuh waktu untuk beradaptasi. Namun suporter juga ingin melihat ganda campuran kembali berada di podium pertama. Karena itu suporter merindukan Liliyana Natsir.

Sayangnya, ulangtahunLiliyanaNatsir yang ke-34 pada hari ini diselimuti dengan kisruhPBDjarum dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). KPAI menyebut audisi beasiswa bulutangkis yang digelarPBDjarum bagian dari eksploitasi anak.
Merindukan Liliyana Natsir
PB Djarum sendiri merupakan klub di mana Liliyana Natsir bernaung dan menimba ilmu, hingga akhirnya menghasilkan sejumlah gelar bergengsi dan mengibarkan bendera Merah Putih serta mengumandangkan lagu Indonesia Raya di hadapan dunia.

Menariknya lagi, ulang tahun Butet sama dengan lahirnya Hari Olahraga Nasional (Haornas). Deklarasi Haornas itu muncul bersamaan dengan digelarnya Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama di Kota Solo pada 9-12 September.

Setelah 71 berjalan, dunia olahraga Indonesia melahirkan segudang prestasi. Di level Olimpiade sebagai multiajang tertinggi olahraga dunia, Indonesia sukses meraih 7 medali emas, 13 perak, dan 12 perunggu.

Turun satu level ke tingkat Asia, Tim Merah Putih memiliki 91 emas, 120 perak, dan 235 perunggu di multiajang Asian Games. Sedangkan untuk kawasan ASEAN, Indonesia mengoleksi 1.752 emas, 1.620 perak, dan 1.669 perunggu. Jumlah tersebut masih di bawah Thailand.

Meski demikian, olahraga Indonesia tidak melulu soal prestasi. Polemik juga kerap muncul di dunia olahraga Indonesia, salah satunya pertikaian antara PB Djarum dengan KPAI.

Mungkin bukan kesan yang baik bagi Butet merayakan ulang tahunnya di tengah polemik PB Djarum dan KPAI. Pasalnta, sang legenda bulutangkis ini salah satu mantan atlet badminton Indonesia yang pernah meroket juga disokong PB Djarum.

Selamat ulang tahun Butet!

(sry/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER