Jakarta, CNN Indonesia -- Selain
Persipura Jayapura, nasib klub-klub asal Papua kian meredup. Beberapa klub mengalami persoalan finansial hingga tersingkir dari kasta tertinggi seperti
Persiwa Wamena.
Meski sudah cukup lama berdiri, yakni sejak 1925, kiprah tim ini tidak menonjol di kancah sepak bola nasional. sebab, tim berjuluk Badai Baliem selalu berada di bawah bayang-bayang Persipura.
Kendati demikian, Persiwa pernah bersaing dengan Persipura di papan atas Liga Indonesia. Kasuari Hijau berhasil finis sebagai runner up di bawah Persipura pada Liga Super Indonesia (ISL) 2008.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat itu, Persiwa diperkuat sejumlah pemain ternama seperti Vendry Mofu, Pieter Rumaropen, Eddie Foday Boakay, serta Lewis Weeks.
[Gambas:Video CNN]Pernah mewakili Indonesia di Piala AFC 2010, Persiwa mengalami nasib tragis pada 2013 lantaran finis di posisi ke-17 di akhir musim dan harus turun kasta ke Divisi Utama.
Setahun kemudian, Persiwa berhasil lolos ke kasta tertinggi tapi akhirnya didiskualifikasi dari LSI 2015. Pasalnya, Kasuari Hijau tidak memenuhi persyaratan baik dari segi keuangan dan infrastruktur.
Prestasi Persiwa semakin merosot setelah gagal keluar dari zona degradasi di Liga 2 2018. Kini, Persiwa harus berjuang di Liga 3.
Sempat dikabarkan merger dengan klub asal Cirebon namun manajemen Persiwa membantah. Kini, Badai Pegunungan tetap berjuang untuk kembali mentas di kompetisi kasta tertinggi.
Terlepas dari masa depan klub sepak bola Persiwa, Wamena sedang mengalami kerusuhan. Pemerintah melalui Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyebut korban tewas dalam kerusuhan di Wamena, kemarin, berjumlah 26 orang.
Polisi mengklaim kerusuhan di Wamena dipicu peredaran berita hoaks terkait rasialisme. "Padahal ini tidak benar dan belum tentu benar. Isu telanjur beredar. Kemudian kelompok tadi bergabung, memprovokasi pelajar SMA di situ sehingga berkumpul," kata Tito.
(jun/bac)