Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua DPD-RI,
La Nyalla Mahmud Mattalitti, menegaskan langkah untuk bersaing di bursa calon
Ketua Umum PSSI 2019-2023 pada Kongres Pemilihan, 2 November mendatang.
La Nyalla menampik kabar yang menyebut dirinya mundur dari bursa calon Ketua Umum
PSSI.
"Maju saja belum, kok mundur?" kata La Nyalla balik bertanya melalui pesan singkat kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (11/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait statusnya sebagai Ketua DPD-RI, La Nyalla merasa tidak masalah untuk rangkap jabatan. Ia justru mengindikasikan rangkap jabatan yang dilakoninya jika terpilih bisa membawa dampak positif buat persepakbolaan Indonesia.
 La Nyalla Mattalitti terpilih menjadi Ketua DPD pada 1 Oktober 2019. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
"Kalau ada yang salah [rangkap jabatan] sebutkan, di mana salahnya? Yang jelas saya akan ajak para anggota DPD-RI ikut terlibat membesarkan sepak bola sampai ke tingkat desa," jelasnya.
La Nyalla mengatakan saat ini sedang menyusun visi misi menjadi Ketua Umum PSSI. Mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI itu menyebut akan mengumumkan visi misi yang diusung pada saatnya.
[Gambas:Video CNN]Komite Pemilihan PSSI sudah menetapkan delapan nama yang lolos sebaga daftar calon sementara Ketua Umum PSSI. La Nyalla masuk menjadi salah satu yang lolos dengan memenuhi semua persyaratan termasuk surat pernyataan dari pengadilan negeri setempat terkait keterangan bebas dari masalah hukum.
Demi netralitas di tubuh PSSI, Ketua Komite Pemilihan, Syarif Bastaman juga meminta kepada para calon Exco yang berstatus ASN (Aparatur Sipil Negara) dan anggota legislatif harus memberikan tambahan surat pernyataan netralitas dan bebas dari unsur politik.
"Calon yang kebetulan statusnya ASN atau anggota legislatif jumlahnya cukup banyak. Kami mohon yang bersangkutan membuat surat pernyataan sebagai tambahan. Isinya, menyatakan tidak akan membuat pernyataan politik atau sikap politik saat bertugas di PSSI. Ini sesuai standar FIFA. Di pasal 7 salah satu isinya adalah PSSI tidak dapat diintervensi oleh pihak luar manapun. Jadi dosa besar itu intervensi," sebut Syarif dalam keterangan persnya, Kamis (10/10).
Di antara bakal calon ketua umum PSSI yang ada, hanya La Nyalla yang memiliki pengalaman duduk di kursi PSSI 1. Pria yang pernah memimpin Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Jawa Timur itu menjadi ketua PSSI pada 2015 hingga 2016.
La Nyalla meletakkan jabatan ketua PSSI tiga tahun lalu karena kasus dugaan korupsi dana hibah yang sedang menjeratnya. Dia kemudian divonis bebas oleh Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta pada Desember 2016.
(ttf/bac)